Mohon tunggu...
Politik

Tak Banyak Mengetahui, Ini Cara Tepat Bangun Popularitas Caleg DPRD II

13 November 2017   21:42 Diperbarui: 13 November 2017   21:48 30191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gunakan Facebook, atau WA. Untuk komunikasi dan untuk berbagi info. Gunakan setidaknya untuk 2 fungsi. Internal : Untuk jalur informasi, komunikasi dan koordinasi; Rekrutmen dan menggerakkan. Eksternal : Untuk rekrutmen, membangun audien udara. Tapi ini jangan jadikan andalan tapi sebagai pelengkap atau pembuka jalan untuk mendatangi mereka.

Di PILEG tugas besarnya adalah membangun 'PEMILIH SAYA' bukan'PEMILIH'. 

'PEMILIH SAYA' maka ini adalah Audien Anda, cenderung pemilih potensial. Maka anda menempatkan mereka sebagai mitra. Orang yang mencoblos Anda nanti di pileg. Ia bagian dari anda. Berkat mereka anda mendapat suara. Maka dari itu pula anda menjadi jelas memiliki objek, siapa 'pemilih anda', yang harus menjadi lahan untuk anda perjuangkan. Memang anda wakil rakyat tetapi ketika anda tidak bisa melihat secara jelas tapi samar siapa yang menjadi audien anda, maka anda pun menjadi ngambang, siapa dalam jabatan anda sebagai legislatif yang harus menjadi bagian utama untuk diperjuangkan? Anda wakil rakyat dan bukankah audien anda juga adalah rakyat. Dari pada tidak ada motivasi untuk memperjuangkan siapa, dan daripada anda salah sasaran siapa yang harus menjadi bagian perjuangan anda sebagai ALEG. Bukankah audien anda adalah pihak yang sudah jelas-jelas mendudukkan anda jadi ALEG. Dan ini memiliki efek banyak ke segalah arah secara positif untuk anda. 

Yang perlu diperhatikan adalah anda jangan sampai dianggap 'KACANG LUPA KULIT' ini bumerang dan berbahaya buat anda, buat kehidupan sosial anda. Jangka panjang. Dan mungkin selama umur hidup anda. Anda punya merk yang tertanam namun merek buruk ditengah-tengah audien anda dan siap-siap keburukan itu akan menyebar luas dan cepat menelikung anda. Saya harap ini tidak menimpa anda. 

'PEMILIH'. Dalam hal ini caleg menganggap calon pemilih hanya sekedar target kampanye. Biasanya disinilah transaksi Pragmatis terjadi. Tidak ada ikatan psikologis, ikatan batin. Anda jual kami beli. Transaksional. Anda dan saya. Masing-masing. Tak ada keterikatan rasa. Maka pada saat menang tak ada kebanggaan. Caleg tidak bangga atas kemenangannya, pemilh juga tak bangga bahwa ia sudah menjadikan caleg mendapat kursi. Maka muncullah bingung saat menjadi ALEG. Bingung siapa yang hendak ia perjuangkan selain kata yang sangat 'kamuplase' selain kata yang sangat 'politik', yakni 'rakyat'. Ia tidak bisa melihat dengan kejujuran hati setidaknya dengan rasa hutang budi, siapa yang akan di perjuangkan.  Yang ia tahu sebentar lagi harus berjuang supaya BALIK MODAL. Itu saja sudah lebih dari cukup. Atau mungkin bisa ketagihan.

2. Spanduk juga bukan cara efektif membuat caleg dikenal. Selain baligo-baligo saling tumpang-saling tindih berebut lokasi pemasanga, berantem di satu pohon. Uang habis banyak untuk mencetak. TAPI gak penduduk yang memperhatikan. Sedih kan. Maka cara ini sebaiknya mulai ditinggalkan. Alihkan anggarannya untuk strategi lain yang lebih mengena. Sepi di pohon dan di jalan tak mengapa TAPI ramai di benak calon peilih. Asyikkkk.

Gak usah jauh-jauh deh. Tanya diri kita sendiri. Berapa caleg yang anda hafal dari spanduk-spanduk yang terpasang di sepanjang jalan?

Ini sangat efektif dan mengena sekaligus kebanggaan. Daripada membuat baligo, sepanduk, dsb, lalu dipasang dijalan-jalan dan kemudian dicampakkan. Lebih baik membuat poster-poster bersama tim sukses. Hanya saja harus diatur dengan baik.

- Poster bersama mungkin seluruh tim sukses anda. 

- Poster anda bersama tim manajemen/administrasi.

- Poster anda bersama tim kecamatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun