Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bangun 5 Perkara Sebelum Diruntuhkan 5 Perkara

30 April 2025   09:32 Diperbarui: 30 April 2025   09:32 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Heryunanto/CHY/Kompas.id)

Mengutip sebuah hadis yang intinya berbunyi "Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara" seseorang terutama umat Islam perlu mempersiapkan diri dengan membangun kapasitas akalbudi atau mental model yang maksimal, prima dan utama.  

Lima perkara yang dimaksud yaitu, 1. Masa mudamu sebelum datang masa tuamu, 2. Masa sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, 3. Masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, 4. Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, 5. Masa hidupmu sebelum datang matimu". 

Masa muda, masa sehat, masa kaya, masa luang dan masa hidup tentu tidak mudah didapat atau berjalan begitu saja selancar aliran air. Sebab tidak ada satu pun perkara dapat diterima sempurna begitu saja oleh seseorang tanpa usaha. 

Kelima perkara itu terbentuk dan dibentuk oleh kolaborasi proses alami, genetika, lingkungan keluarga dan masyarakat, pola asuh, pendidikan dan kemauan serta kesadaran diri setiap individu. Bekal inilah yang selanjutnya menjadi kapasitas akabudi atau mental model untuk memanfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara. Bekal ini pula yang dapat membuat tiap individu memiliki social energy tak cepat habis. 

Kapasitas akalbudi atau mental model seseorang yang mulai terbentuk dan dibentuk oleh pertumbuhan dan perkembangan sejak dirinya dilahirkan, yang kemudian diarahkan, dianjurkan atau diharuskan untuk digunakan sebaik-baiknya pada masa muda, masa sehat, masa kaya, masa luang dan masa hidup tidak akan terealisasi optimal tanpa membangun lima perkara lainnya sebagai alat, media, senjata, kekuatan atau kapasitas kemampuan diri untuk menggunakan serta bertahan dari hambatan, halangan atau bahkan serangan yang datang padanya. 

Lima perkara sebagai alat, media, senjata, kekuatan atau kapasitas kemampuan diri yang harus dibangun seseorang agar dalam memanfaatkan masa muda, masa sehat, masa kaya, masa luang, dan masa hidup, tidak mudah diruntuhkan oleh lima perkara lainnya, adalah berikut ini:     

1. Bangun kapasitas kesehatan fisik sebelum diruntuhkan oleh perkara urusan medis.

Sejak dilahirkan, pertumbuhan dan perkembangan kesehatan fisik seseorang ikut ditentukan oleh pola asuh terutama dalam hal pola makan dan asupan makanan bergizi.

Dimulai dengan pemberian ASI eksklusif minimal 6 bulan hingga 2 tahun untuk mendapatkan imunitas, menurunkan risiko berbagai macam penyakit, mencegah kegemukan atau obesitas atau manfaat lainnya.  

Seiring pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut, kapasitas kesehatan fisik harus selalu dibentuk dengan pola makan sehat, istirahat yang cukup dan tepat serta olahraga, yang dilaksanakan secara intens, konsisten, baik dan benar. 

Dengan kapasitas kesehatan fisik yang terbentuk dan dibentuk maksimal, seseorang akan terhindar dari beragam penyakit ringan maupun berat dalam rentang usia lebih lama. Karena ketahanan fisiknya terjaga dan telah teruji.  

Orang dengan kapasitas kesehatan yang maksimal tidak akan atau sangat minimal berurusan dengan perkara medis, baik obat, klinik, dokter, rumah sakit atau layanan medis lainnya. Sehingga mempunyai lebih banyak masa sehat, masa luang dan masa hidup untuk digunakan pada hal-hal yang bermanfaat. 

Sebab masa sehat, masa luang dan masa hidupnya tidak akan sering terganggu atau tersita oleh perkara-perkara urusan medis seperti berobat, mencari atau menemukan penyembuhan yang tepat untuk penyakit yang di derita, pergi ke dokter, ke klinik, ke rumah sakit atau aktivitas lainnya yang membutuhkan penanganan medis.        

2. Bangun kapasitas kesehatan mental sebelum diruntuhkan oleh perkara gangguan jiwa.

Untuk dapat memanfaatkan masa muda, masa sehat, masa kaya, masa luang dan masa hidup, setiap manusia tidak hanya membutuhkan kapasitas kesehatan fisik, melainkan juga kapasitas kesehatan mental. Membangun kapasitas kesehatan fisik yang maksimal tentu perlu dibarengi dengan membangun kapasitas kesehatan mental.

Kapasitas kesehatan mental dibangun dengan pikiran positif, perasaan nyaman pada diri sendiri, dapat menerima keadaan diri dan kondisi orang lain apa adanya, menyadari kemampuan diri, memiliki tujuan hidup yang realistis, menerima pekerjaan atau tugas, menerima tanggung jawab, merancang masa depan, menerima ide dan pengalaman baru, siap sedia untuk senantiasa beradaptasi, mampu menghadapi tantangan hidup, mampu memenuhi kebutuhan, mengisi perasaan dengan rasa sehat dan bahagia. 

Intinya menjaga, memelihara, bertindak atau berbuat dengan sikap, pikiran, perasaan dan perilaku yang positif, baik dan benar serta sesuai dengan koridor atau berbasis etika, moral, adab, budaya, agama dan norma, adalah karakteristik manusia dengan kapasitas kesehatan mental yang kuat dan maksimal.  

Maka ketika kapasitas kesehatan mental yang telah dibangun dengan maksimal menjadi kuat, setiap individu tidak akan mudah bahkan tidak akan mampu diruntuhkan oleh perkara gangguan jiwa mulai dari gangguan ringan seperti stres, cemas, gelisah, resah, sulit tidur, kerap melamun maupun ganguan jiwa berat seperti depresi, halusinasi, paranoid, skizoprenia hingga bunuh diri.

Orang-orang dengan kapasitas kesehatan mental yang kuat dan maksimal tentu tidak akan mendekat atau akrab pada obat-obat penenang, terapi kejiwaan, psikolog, psikiater, klinik kejiwaan hingga rumah sakit kejiwaan.  

3. Bangun kapasitas kesehatan atau kemampuan sosial-moral sebelum diruntuhkan oleh penyakit sosial atau patologi sosial.

Sesudah kapasitas kesehatan fisik dan mental, berikutnya adalah membentuk kapasitas kesehatan atau kemampuan sosial-moral. Kapasitas kesehatan atau kemampuan sosial-moral ditunjang oleh kapasitas kesehatan mental dengan basis etika, moral, adab, budaya, agama dan norma serta pandai dan tahu menempatkan diri dalam berinteraksi di kehidupan bermasyarakat atau pergaulan sosial.

Seseorang yang mempunyai kapasitas kesehatan atau kemampuan sosial-moral yang terbentuk maksimal tidak akan gampang dipengaruhi oleh godaan-godaan pergaulan sosial di masyarakat, tidak mudah dibujuk rayu oleh segala hal beraroma kenikmatan atau kesenangan berpredikat penyakit sosial atau patologi sosial.

Kapasitas kesehatan atau kemampuan sosial-moral yang terbentuk atau terbangun akan menjadi pelindung bagi seseorang sehingga tidak mudah diruntuhkan oleh penyakit sosial atau patologi sosial seperti pelacuran, korupsi, perjudian, penyalahgunaan narkoba, kenakalan remaja, pelanggaran terhadap norma sosial, adat istiadat dan nilai sosial, serta semua tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan juga stabilitas lokal.

4. Bangun kesadaran intelektual kritis sebelum diruntuhkan oleh kebodohan.

Pendidikan yang menghasilkan ilmu pengetahuan dan wawasan luas sangat penting dan berguna bagi kehidupan setiap manusia. Namun jauh lebih penting lagi pendidikan berkarakter sebab yang dibangun bukan sekadar ilmu pengetahuan dan wasawan luas saja, melainkan membangun kesadaran intelektual kritis.

Dengan kesadaran intelektual kritis seseorang akan memiliki kemampuan daya nalar kritis dan berpikir rasional sehingga tidak akan mampu diruntuhkan oleh kebodohan, yang dalam hal ini mengacu pada kebodohan dipengaruhi, didoktrinisasi, dimanipulasi, dipolitisasi, dijerumuskan atau akibat kebodohan lainnya yang mendatangkan kerugian.  

Maka segeralah bangun kesadaran intelekualitas kritis sebelum diruntuhkan oleh kebodohan! 

5. Bangun kesehatan finansial sebelum diruntuhkan oleh kemiskinan.

Tidak banyak orang terlahir kaya atau berpotensi kaya atas warisan orang tuanya yang kaya. Artinya tidak semua orang mempunyai masa kaya yang langsung dapat dimanfaatkan sebelum datang masa miskin tanpa terlebih dahulu berusaha untuk menjadi kaya. 

Oleh karena itu, setiap individu harus membangun kesehatan finansialnya dengan cara bekerja, berbisnis, berdagang atau berusaha lewat cara apa pun yang  halal, tidak melanggar hukum atau aturan yang berlaku. 

Di titik ini pendapatan, penghasilan, keuntungan, gaji atau kelebihan profit pun mesti pandai digunakan atau dikelola kembali untuk kebutuhan-kebutuhan atau pengeluaran yang tepat guna.

Sehingga pada sebagian besar orang dianjurkan untuk melakukan investasi dan menerapkan hidup hemat atau frugal living demi menjaga stabilitas kesehatan finansialnya sebagai cadangan atau kebutuhan di masa depan. Inilah salah satu alasan mengapa harus membangun kesehatan finansial sebelum diruntuhkan oleh kemiskinan (kebangkrutan). 

Diruntuhkan oleh kemiskinan (kebangkrutan) yang dimaksud di sini adalah orang-orang yang tidak mau berusaha atau malas membangun kesehatan finansial dirinya atau telah kaya tapi bangkrut karena tidak pandai mengelola keuangan sehingga masih tetap dalam kemiskinan atau kembali miskin, dan kemiskinannya ini akan mudah meruntuhkan kapasitas kesehatan mental dan kapasitas kesehatan atau kemampuan sosial-moralnya, lalu berpotensi memiliki keberanian atau dengan terpaksa melakukan pinjaman berbunga seperti pinjol, berjudi dengan harapan menang, mencuri, menjambret, menodong, merampok atau tindak kriminalitas lainnya bahkan membunuh.

Di sinilah pentingnya membangun kesehatan finansial dengan cara yang baik dan benar, selain memanfaatkan kesehatan finansial tersebut dalam konteks masa kaya untuk kebaikan dan kebenaran sebelum datang masa miskin. Oleh sebab itu, bangun kesehatan finansial sebelum diruntuhkan oleh kemiskinan.     

Sesudah lima perkara kapasitas kesehatan atau kemampuan fisik, mental, sosial-moral, kesadaran intelektual kritis dan finansial dibangun dan dibentuk dengan pondasi yang kuat, matang dan memiliki ketahanan dari berbagai macam ujian, godaan, halangan, hambatan sampai mampu memberikan motivasi atau menginspirasi, maka memanfaatkan masa muda, masa sehat, masa kaya, masa luang dan masa hidup sebelum datang masa tua, masa sakit, masa miskin, masa sibuk dan kematian--jauh lebih memiliki nilai, bekal keilmuan, pengetahuan, wawasan dan pengalaman ketika direalisasikan atau diterapkan dalam kehidupan dengan hasil yang tidak akan sia-sia. 

Ayo bangun 5 perkara sebelum diruntuhkan 5 perkara!    

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun