Untuk bisa menemukan jawaban atas pertanyaan itu diperlukan data dan fakta valid atas dampak positif yang telah ditimbulkan oleh tren YONO. Masalahnya, data atau fakta apa yang dapat menunjukkan bahwa tren YONO telah menggantikan tren YOLO, FOMO dan sifat maracuk di Indonesia?
Sebelum tren YONO mulai mengambil alih informasi mengenai minimalisasi konsumsi dan kepemilikan barang, serta memiliki aktivitas konsumsi yang berfokus jangka panjang pada keberlanjutan secara ekonomi dan lingkungan, konsep frugal living yang lebih menekankan pada kebijakan dalam pengelolaan keuangan sejatinya telah melingkupi semua yang dimaksukan oleh tren YONO.Â
Sedangkan rasa cukup, yang sederhananya merujuk pada pemenuhan kebutuhan bersifat materi yang telah terpenuhi dan pemenuhan keinginan bersifat immateri yang sesungguhnya tidak boleh dipaksakan, juga sudah masuk dalam konsep frugal living.
Tapi faktanya, sekalipun konsep frugal living telah banyak digunakan bahkan berhasil dilakukan, konsep ini belum bisa mematikan atau meminimalisir sifat maracuk, tren FOMO dan tren YOLO.Â
Sehingga walaupun tren YONO dinarasikan berhasil menggantikan tren YOLO, pada kenyataannya tidak demikian. Â Â
Kenyataan yang membuat Tren YONO belum berhasil menggantikan tren YOLO adalah bahwa nilai-nilai positif yang dinarasikan dan dibawa oleh tren YONO tidak tampak mengemuka atau lebih menunjukkan dampak positif dari apa yang telah dibuktikan oleh frugal living. Â
Tren YONO sekarang justru hanya cenderung menjadi bagian dari FOMO yang diduga sebagai update status untuk menunjukkan kemampuan sebuah generasi melaksanakan konsep frugal living, dengan kenyataan bahwa tren YOLO yang di dalamnya mengandung unsur FOMO dan sifat maracuk justru kini sedang menunjukkan pembuktiannya.  Â
Salah satu berita terbesar dan terbaru yang membuktikan bahwa tren YOLO tetap tumbuh adalah peristiwa korupsi di tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina yang mengarah pada terungkapnya kasus mega korupsi, yang melibatkan para pelaku di dalamnya menunjukkan tidak adanya rasa cukup puas atas pencapaian dan apa yang telah diterima di jabatan yang mereka pegang.
Bayangkan, dengan penghasilan yang diperkiran sudah mencapai Rp 500 juta per bulan atau Rp 6 miliar per tahun bahkan bisa lebih dari itu, mereka masih melakukan korupsi! Ini pertanda apa kalau bukan sifat maracuk yang tak mati dan tren YOLO yang masih tetap melekat di pikiran-pikiran pelaku korupsi.Â
Itu hanya sebuah pembuktian dari sekian banyak pembuktian yang menunjukkan bahwa tren YONO sesungguhnya belum mampu mengeleminasi sifat maracuk, FOMO dan YOLO.Â
Sebab itulah pertarungan batin manusia yang belum bisa dibuktikan hanya dengan menarasikan bahwa tren YONO telah menggeser tren YOLO, cenderung ingin memberi kesan bahwa generasi Indonesia sekarang sedang baik-baik saja dan dengan menerapkan tren YONO mempunyai harapan untuk masa depanÂ