Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apakah Tren YONO Mampu Mengeliminasi Sifat Maracuk, FOMO dan YOLO?

3 Maret 2025   21:01 Diperbarui: 3 Maret 2025   21:01 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Didie/kompas.id) 

Pertarungan batin manusia sebenarnya bukan pada kemampuan setiap individu dalam menekan keinginan dan kebutuhan diri melalui tren yang cenderung ikut-ikutan (FOMO) dengan menerapkan tren YONO, melainkan kesungguhan hati yang memampukan batin dalam mengendalikan sifat maracuk (hawa nafsu).

Tren YONO atau You Only Need One, secara harfiah berdasar kepanjangannya berarti "Anda hanya butuh satu". Di balik arti harfiah ini, YONO memiliki makna mendalam yang berkaitan dengan gaya hidup.

YONO merupakan gaya hidup yang mengutamakan penimimalisasian konsumsi dan kepemilikan barang, serta memiliki aktivitas konsumsi yang punya fokus jangka panjang pada keberlanjutan secara ekonomi dan lingkungan. 

Makna tersebut pastinya sangat bertentangan dengan fenomena yang juga sedang dan terus terjadi di abad ini. 

Yaitu fenomena flexing yang sering kali berujung pada meja hijau dan terungkapnya kasus-kasus korupsi terutama mega korupsi, yang membuat kita semua tercengang dan bisa mengatakan bahwa fenomena itu merupakan manifestasi atas sifat, sikap dan perilaku maracuk.  

Maracuk atau matinya rasa cukup merupakan salah satu sifat manusia yang cenderung datang dari hawa nafsu dan berkelindan dengan pemenugan kebutuhan dan keinginan manusia  yang tidak sekadar cukup. 

Ia bagian dari sifat rakus, tamak, serakah atau sinonim lainnya, yang dapat diterjemahkan bukan sekadar sebagai sifat tetapi juga sikap dan perilaku. 

Tren YOLO atau You Only Live Once yang berarti bahwa manusia harus menikmati hidup dengan maksimal karena "hidup cuma sekali", dan FOMO atau Fear of Missing Out yang takut ketinggalan akan suatu informasi atau tren tertentu, kabarnya mulai bergeser dengan hadirnya tren YONO, benarkah? 

Bila tren YONO sungguh mampu menggantikan tren YOLO, yang kemudian secara otomatis akan mengurangi tren FOMO yang sifatnya negatif dan sanggup membunuh mati sifat maracuk, tentu saja ini menjadi kabar baik, positif dan paling fantastis abad ini. 

Pasalnya, saat tren YONO mampu mengeliminasi sifat maracuk, FOMO dan YOLO, maka sudah dapat dipastikan fenomena flexing dengan latar belakangnya yang cenderung manipulatif dan budaya korupsi yang kini mengarah ke budaya mega korupsi, tidak akan pernah terjadi lagi. Lantas sejauh mana tren YONO sudah melakukan eliminasi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun