Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Kukira Kau Stunting

21 Oktober 2023   09:56 Diperbarui: 21 Oktober 2023   12:29 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi stunting (Dok.Humas Pemkot Banjarmasin/kompas.com)

Polemik orangtua dan/atau keluarga dekat lainnya yang ikut campur dalam menumbuh-kembangkan seorang anak jelas akan memberikan dampak sosial, mental dan psikologis terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri.

Oleh karenanya, seorang anak yang kondisi sesungguhnya baik-baik saja, tetapi lantaran terintimidasi oleh ambiguitas pola pengasuhan ayah-ibu dan atau keluarga dekat lainnya justru bisa membuat seorang anak menjadi stunting.

Fakta terkait dampak sosial, mental dan psikologis yang menimbulkan polemik yang menciptakan ambiguitas banyak tersebar juga di media sosial melalui curhatan para orang tua, lebih khusus kaum ibu.

Cerita-cerita curhatan tentang tumbuh kembang anak tercintanya setelah menerapkan informasi atau opini dari masing-masing echo chamber yang diyakini oleh ayah-ibu dan/atau keluarga dekat lainnya sebagai cara yang paling tepat terkait pola asuh, kemudian malah menciptakan masalah terhadap pertumbuhan dan perkembangan sang anak.  

Ironinya, bias dan polemik informasi atau opini yang selanjutnya membentuk ambiguitas menjadi keliru ketika dicerna dan diterapkan ke dalam pola asuh hingga menciptakan masalah bagi pertumbuhan dan perkembangan sang buah hati---malah dicurhatkan ke ruang publik melalui konten tulisan, audio, video atau kompilasi yang dibuat dan diposting ke platform digital atau platform media sosial.

Dan konten-konten curhat semacam itu banyak tersaji di banyak flatform digital atau flatform media sosial. Sampai akhirnya, bias dan polemik informasi atau opini tentang stunting berkembang menjadi konflik.     


Begitulah dampak sosial, mental dan psikologis yang dapat ditimbulkan dari ruang gema-ruang gema edukasi stunting dari para jurnalis, penulis, warga biasa dan lebih utama para pakar di platform digital atau flatform media sosial yang tentu saja beranjak dari maksud dan tujuan mulia.

Secara pribadi saya berpendapat bahwa informasi atau opini stunting yang begitu banyak beredar di ruang digital terutama yang berasal dari ruang gema-ruang gema, tidak hanya menimbulkan bias konfirmasi, polemik dan apologi kepakaran, tetapi informasi atau opini stunting juga cenderung mengandung bullying verbal pada anak dan para orang tua yang dinilai keliru menerapkan pola asuh.

Atas dasar semua informasi atau opini yang melahirkan bias konfirmasi, polemik dan apologi kepakaran itulah saya berani berkata untuk sebagian besar anak-anak Indonesia yang merujuk pada pertumbuhan dan perkembangan normal tanpa menoleh bias, polemik dan apologinya, "Kukira kau stunting" padahal "Tidak".     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun