Mengapa orang-orang berduyun-duyun mendaki di Gunung Andong. Sedangkan secara etimologis, Gunung Andong dulunya memiliki aktivitas vulkanik. Ternyata, kini gunung ini dinyatakan aman untuk didaki, sehingga menjadi destinasi yang pas bagi siapa pun yang ingin merasakan sensasi mendaki tanpa risiko besar.
Selama mendaki, ada sebentuk pembelajaran yang bisa diambil. Tidak kenal sesiapa sesame pendaki namun saling sapa dan menguatkan terjadi begitu saja. Semangat terus bertambah agar cepat sampai puncak ketika orang-orang yang sudah turun dari puncak menyapa. Hal yang jarang terjadi ketika orang-orang berada di lingkungan perkotaan.
Sensasi Menikmati Sunrise di Atas Awan
Salah satu daya tarik utama Gunung Andong adalah pemandangan sunrise-nya yang menakjubkan. Banyak pendaki memilih untuk memulai perjalanan pada malam hari agar bisa bermalam di puncak dan menyambut mentari pagi dari atas awan. Ketika sinar matahari pertama muncul dari ufuk timur, suasana berubah magis; warna langit bergradasi oranye keemasan, kabut tipis menari di lembah, dan lautan awan bergulung di bawah kaki. Semua itu menciptakan momen yang tak hanya indah, tapi juga menenangkan hati, katanya. Namun itu tidak saya temui, sebab saya ambil waktu pendakian mulai pagi hari.
Tapi hal tersebut tidak mematahkan semangat saya untuk sampai di puncak. Sebab, selepas matahari terbit, panorama di sekelilingnya pun tak kalah memesona. Menghabiskan waktu 90 menit saya dapat mencapai Puncak Gunung Andong.
Begitu sampai di puncak, semua lelah terbayar lunas. Saya bisa melihat Gunung Merbabu dan Merapi di arah tenggara, Gunung Sumbing dan Sindoro di arah barat, serta Gunung Prau, Ungaran, dan Telomoyo. Sungguh pemandangan 360 derajat yang sulit ditandingi. Hamparan petak-petak sawah di bawah sana tampak seperti lukisan, tersusun rapi dengan gradasi warna hijau dan cokelat. Saat angin bertiup lembut dan awan bergerak perlahan, suasana menjadi begitu menenangkan.
Lebih menakjubkan lagi; jika kebanyakan gunung hanya memiliki satu puncak, Andong memiliki empat puncak sekaligus yang berjejer. Puncak Makam, Puncak Jiwa, Puncak Andong (puncak tertinggi), dan Puncak Alap-alap.
Keempatnya menawarkan pesona yang berbeda. Puncak Jiwa menjadi spot favorit untuk berkemah karena area yang lebih luas dan datar. Sementara itu, Puncak Andong menjadi titik terbaik untuk menikmati pemandangan Magelang dari ketinggian tertinggi. Di puncak tertinggi ini ada tugu penanda; di mana pendaki mengular untuk antre berfoto, akhirnya saya lewatkan begitu saja karena panjangnya antrean. Hanya sempat berswafoto di antara pendaki yang berjejal.