Sejarah penyebaran Islam di Indonesia dimulai sejak tahun 1389. Pada masa kerajaan Majapahit dipimpin Gagak Sali, Bhra Hyang Wisesa Aji Wikrama, atau Wikramawardhana di mana saat itu terjadi Perang Paregrek.
Semasa pemerintahan Wikramawardhana, banyak daerah bawahan Majapahit melepaskan diri. Hal itu mengakibatkan Majapahit berhutang pada Dinasti Ming dari Negeri Cina, karena banyak kerajaan yang dikuasai China. Dikirimlah Admiral Ceng Ho sebagai duta besar dari China.
Pada saat menjalankan tugasnya inilah, Cheng Ho melakukan syiar Islam di Jawa. Bukti-bukti syiar Islam Cheng Ho di Jawa berupa Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu) dan Mbah Ledakar Juragan Dampo Awang Sam Po Kong yang berada di Semarang. Jadi tidak salah jika di Jawa Tengah ini banyak tinggal China Muslim.
Masjid Al Mahdi dengan Arsitektur China
Di Magelang, terdapat masjid yang unik. Bangunan masjid namun berbentuk kelenteng. Masjid ini tercatat sebagai Masjid dengan arsitektur China kedua di Jawa Tengah setelah Masjid yang ada di Purbalingga. Sedangkan di Indonesia adalah Masjid yang ke 18.
Masjid Al Mahdi berada di kompleks Perumahan Armada Estate, Magelang, Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah. Berada di pinggir jalan utama kompleks, sehingga mudah ditemukan orang yang ingin beribadah di masjid ini.
Bangunan masjid ini nampak unik karena bangunan memiliki arsitektur khas China. Mulai dari bangunan hingga warna-warna merah dan emas yang dominan pada masjid ini. Terdapat pilar-pilar bulat khas China dan tak lupa lampion-lampion warna merah. Seluruh bangunan juga dicat warna khas China yaitu merah dan keemasan. Hal ini semakin menunjukkan bahwa masjid ini khas bangunan dari China.
Kegiatan Masjid
Masjid yang belum lama di bangun, yaitu sejak 2016 lalu, kemudian diresmikan Walikota Magelang pada bulan April 2017. Setiap Jumat dipenuhi jamaah sholat Jumat sampai penuh. Jamaah sampai menggelar alas untuk sholat di luar masjid. Kegiatan harian, masjid juga makmur dengan jamaah sholat 5 waktu.
Pak Mahdi sangat bangga dengan diterimanya masjid tersebut oleh masyarakat. Warga masyarakat sekitar memiliki kemauan untuk beribadah di masjid yang dibangunnya. Niatannya untuk mensiarkan Islam berada di mana-mana dan untuk meningkatkan ketakwaan. Hal ini terbukti dengan hadirnya para jamaah masjid yang tak hanya hadir dari masyarakat kompleks dan sekitar Kota Magelang. Dari luar kota juga banyak yang datang. Untuk membuktikan keunikan masjid tersebut dan akirnya sholat juga di masjid ini.
Sedangkan untuk bulan Ramadhan, setiap malam diadakan sholat taraweh. Kegiatan lain khusus hari Minggu untuk untuk kegiatan shalawatan, Senin Kajian Fiqih, Selasa Kajian Hadits, Kamis membaca Al Kahfi, Jumat tadarus Al Quran, dan Sabtu membaca Yasin dan tahlil.
Usai taraweh diadakan tadarus Al Qur'an dan kultum jelang sholat Maghrib. Seperti masjid-masjid lain, di sini juga dibagi takjil setiap hari pada bulan Ramadhan. Banyak anak-anak yang mengaji di tempat ini. Meskipun terhitung sebagai masjid baru, masjid ini terlihat makmur dari jamaah. (Ummi Azzura Wijana)