Mohon tunggu...
Sulthon Abdul Aziz
Sulthon Abdul Aziz Mohon Tunggu... Lainnya - Volunter Wonderhome Library

Penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Bersama #Switch, Menembus Batas Meraih Mimpi

12 September 2020   23:27 Diperbarui: 12 September 2020   23:32 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hari demi hari, kebutuhan manusia akan internet mengalami peningkatan yang signifikan. Terlebih di masa pandemi ini, di mana setiap orang dianjurkan untuk menjalankan aktivitasnya dari rumah. Jika terpaksa keluar rumah, mereka harus siap menaati ketatnya protokol kesehatan. Keadaan ini memaksa mereka menyisihkan sebagian hartanya untuk hajat baru, yakni internet. Karena hanya dengan internet mereka dapat berkomunikasi satu sama lain.

Proses transisi dari tradisi manual ke kebiasaan baru yang serba online betul-betul menjadi cobaan bagi masyarakat luas. Mereka, terutama orang tua harus membiasakan diri dengan gadget dan internet. Termasuk juga urusan finansial. Banyak kisah di balik perjuangan orang-orang untuk bisa mengakses internet. Mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga para pekerja dan pengusaha. Di antaranya ada seorang pelajar Sekolah Dasar yang rela berjualan untuk bisa membeli kuota. Ada juga orang tua yang sudi menjadi badut jalanan untuk dapat membelikan anaknya handphone untuk bisa mengikuti pembelajaran daring.

Adaptasi terhadap kebiasaan online menjadi sebuah keniscayaan. Meskipun sebetulnya sejak dulu sudah banyak yang mulai mengakses internet. Tapi setidaknya, masa pandemi ini meningkatkan intensitas mereka dalam bersinggungan dengan dunia digital.

Di lain sisi, kebutuhan internet yang sangat besar kadang terhambat oleh keterbatasan kuota. Mau tidak mau, orang-orang harus bersedia membayar lebih agar keleluasaan mereka mengakses internet tidak terganggu. Jikapun ada provider yang menyediakan paket besar dengan harga miring, biasanya itu hanyalah paket parsial yang penggunaannya tidak bisa maksimal. Karena paket internet tersebut terbagi sesuai waktu, lokasi, atau sekedar untuk aplikasi tertentu yang pada akhirnya sia-sia. Lebih parah lagi, adanya penawaran paket tanpa batas 'unlimited' yang dalam praktiknya ternyata ada batas penggunaan harian 'FUP'. Termasuk juga kasus sedot pulsa secara otomatis saat kuota internet habis.

Para generasi muda, khususnya generasi Z merupakan golongan besar pengguna internet. Generasi dengan rentang usia 12 hingga 25 tahun ini memiliki karakter bebas dan tidak serta merta mau bergantung pada produk paket data kemasan. Apalagi produk yang pembagiannya kadang cenderung sulit dimengerti dan dengan aturan yang mungkin tersembunyi. Generasi ini akan lebih cocok dengan sistem yang fleksibel. Di mana mereka bisa memilih dan menentukan kuota internet sendiri, sesuai dengan kebutuhan yang mereka kehendaki.

Oleh karena itu, gagasan demi gagasan dicoba oleh berbagai provider untuk memuaskan para pelanggan. Terutama provider switch, sebagai salah satu perintis digital telco di Indonesia. Ia menawarkan solusi berupa paket data yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Pastinya tetap dengan harga yang lebih terjangkau. Sehingga kreasi dan ekspresi para pengguna internet dapat tersalurkan dengan maksimal melalui dunia digital.

Keunikan switch lainnya adalah memungkinkan para pengguna internet untuk memilih nomornya sendiri. Melalui aplikasi yang dapat diunduh di Google Play Store, para pengguna switch dapat mengaktifkan nomor telepon yang diinginkannya. Selain itu, switch juga memberikan layanan maksimal yang mengutamakan kenyamanan pengguna. Meski kuota data habis, kartu switch tetap dapat terhubung ke internet dengan kuota darurat yang secara otomatis akan aktif. Kuota tersebut dapat digunakan hingga masa aktif kartu berakhir.

Kehadiran switch benar-benar telah menjadi oasis di tengah gurun keterbatasan internet. Sebagai seorang dosen, saya mendapatkan banyak kemudahan dari provider ini. Terutama di masa pandemi ini, di mana semua pembelajaran dilakukan secara online. Tentu saja hal ini mengharuskan saya untuk menyisihkan biaya yang lebih besar karena meroketnya kebutuhan saya akan internet. Pengalaman saya menggunakan provider lain yang sering bermasalah membuat saya semakin yakin untuk beralih ke switch. Terlebih layanan unik yang ditawarkannya yaitu pemilihan nomor telepon sendiri dan penentuan kuota yang dapat disesuaikan. Di samping ada bonus serta kuota darurat yang disediakan.

Keseharian mengajar saya dengan menggunakan switch untuk mengakses aplikasi pembelajaran online dapat berjalan sesuai harapan. Begitu pula untuk keperluan mengakses mesin pencari Google dan Youtube, saya tidak khawatir akan kuota habis lantas menyedot pulsa. Karena switch juga memberikan layanan anti sedot pulsa.

Selain mengajar, saya juga mengelola studio untuk memproduksi video inspirasi dan mengunggahnya ke Youtube. Kanal dengan nama Wonderhome Library yang saya kelola biasanya mengunggah satu video dalam seminggu. Semua prosesnya dapat berjalan mulus bersama switch yang membuat saya excited everyday life.

Sebelumnya, proses pengunggahan video ke Youtube selalu menjadi kendala utama. Di samping besarnya ukuran video, jaringan provider juga sangat mempengaruhi kecepatan jaringan. Hingga saya harus menunggu berjam-jam untuk menyelesaikan pengunggahan video podcast tersebut. Dalam hal ini, kehadiran switch sangat membantu saya karena memberikan layanan jaringan 4G yang kecepatan jaringannya dapat diandalkan. Provider switch benar-benar menjadi solusi bagi saya untuk menembus batas guna meraih mimpi dan harapan. ready to switch.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun