Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Pemerhati Isu-isu Pangan Lokal, mantan Peneliti Litbang Kompas

Senang menulis isu-isu pangan, lingkungan, politik dan sosbud kontemporer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terapkan 3 Hal Ini Agar Bukber Lebih Bermakna

16 Maret 2025   17:33 Diperbarui: 16 Maret 2025   17:33 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Ajang Menebar Kebaikan

Bukber merupakan ajang yang paling efektif dalam menebar kebaikan selama bulan Ramadan. Agendanya bisa dirancang jauh-jauh hari bersamaan dengan peluncuran rencana pelaksanaannya. Panitia acara bisa berdiskusi bersama untuk membuat bukber tidak sekadar acara makan-makan setelah buka puasa, tetapi juga menanamkan kebaikan sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Acaranya bisa di mana saja, tetapi pesan kebaikan yang hendak disampaikan harus benar-benar tepat sasaran. Daripada di hotel mewah bintang lima yang eksklusif, lebih baik bukber seperti ini diselenggarakan di masjid, panti asuhan, pesantren, bahkan di lapangan yang bisa melibatkan banyak orang secara langsung.

Pertama-tama, bukber ini harus bisa membawa kemaslahatan bagi para peserta dan masyarakat di sekitarnya. Karena itu, desainnya lebih memprioritaskan amalan-amalan sosial seperti sedekah atau pembagian santunan bagi anak yatim. Untuk menambah semarak acaranya, bukber ini bisa juga mengundang perwakilan anak yatim yang akan menerima dana santunan dari para peserta bukber. Beberapa agenda bukber yang dilakukan oleh komunitas besar atau sebuah kelompok bisnis biasanya dilakukan secara masif di area pondok pesantren atau yayasan yatim piatu.

Ilustrasi menebar kebaikan dalam buka bersama (Sumber: Tempo.co)
Ilustrasi menebar kebaikan dalam buka bersama (Sumber: Tempo.co)

Untuk agenda bukber sesama rekan kerja, komunitas, atau keluarga nuansa kebaikan Ramadan pun bisa ditebarkan sesuai skala acaranya. Jika hanya melibatkan beberapa orang saja dengan dana terbatas, kebaikan yang ditebar bisa dilakukan kepada sesama peserta. Misalnya dengan membuat agenda door prize yang dikhususkan kepada peserta bukber yang beruntung. Bisa juga diselipkan dengan pemberian santunan kepada peserta bukber lain yang kurang mampu. Agar kebaikan ini menjadi semakin bermakna, acara bukber bisa juga diisi dengan ceramah-ceramah agama sebelum buka puasa.

Setelah buka puasa, para peserta akan melaksanakan salat Maghrib berjamaah. Dalam momen ini ada kebaikan lain yang bisa diselipkan setelah salat Maghrib, yaitu tadarus bersama selama 10 menit sambil menunggu agenda makan malam bersama. Dalam tadarus ini panitia bisa mengalokasikan waktu 5-10 menit lagi kepada ustad untuk membahas makna satu ayat pendek dalam Al Qu'an. Sehingga, setelah acara buka puasa bersama, masih ada waktu kurang lebih 20 menit bagi peserta bukber untuk mendapatkan siraman rohani dari Al Qu'an. Setelah itu, baru dilanjut dengan makan malam bersama.

Artinya, menebar kebaikan melalui acara bukber memberikan makna yang mendalam bagi para pesertanya karena sudah menjadi misi dari perintah agama untuk berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat). Kebaikan ini tidak perlu berwujud santunan dalam jumlah besar, cukup dengan membahagiakan peserta bukber yang kurang mampu sudah menjadi nilai kebaikan yang sangat tinggi dalam Islam. Atau dengan berbagi takjil bebeberapa butir kurma dan minuman ringan pun kebaikan yang sangat dihargai oleh Allah dan Rasul-Nya.

3. Sarana Ukhuwah Islamiyah

Bukber selama ini sudah identik dengan momentum puasa di bulan Ramadan. Meskipun ada rancangan agenda serupa yang dibuat, seperti bukber puasa sunnah, kadar kebersamaan dan persaudaraan yang dipancarkan tidak sekuat puasa Ramadan. Agenda bukber puasa sunnah ini hanya melibatkan beberapa orang yang sedang berpuasa, dan kehadirannya tidak bisa dirasakan membawa manfaat bagi umat Islam dan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, bukber harus dioptimalkan potensinya dari sekadar ngumpul bareng menjadi sarana kebersamaan untuk memperkuat tali persaudaraan antarumat Islam (Ukhuwah Islamiyah).

Pola bukber yang sporadis bukan menjadi alasan untuk mengotak-ngotakkan para pesertanya dari saudara-saudara seagamanya yang lain. Bukber boleh saja membawa semangat kelompok, keluarga, bisnis, bahkan ideologi politik, namun semangatnya harus dilandasi oleh keinginan untuk menjalin persaudaraan dengan seluruh umat Islam di dunia. Visi bukber seperti ini memang belum pernah terwujud dalam dunia  nyata, tetapi semangat untuk merintisnya bisa dilakukan secara terus-menerus dari Ramadan ke Ramadan.

Ilustrasi salat berjamaah sebagai wujud Ukhuwah Islamiyah (Sumber: Tribunnews.com)
Ilustrasi salat berjamaah sebagai wujud Ukhuwah Islamiyah (Sumber: Tribunnews.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun