Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Pemerhati Isu-isu Pangan Lokal, mantan Peneliti Litbang Kompas

Senang menulis isu-isu pangan, lingkungan, politik dan sosbud kontemporer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terapkan 3 Hal Ini Agar Bukber Lebih Bermakna

16 Maret 2025   17:33 Diperbarui: 16 Maret 2025   17:33 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diskusi tentang kesuksesan hidup (Sumber: voanews.com)

Siapa bilang puasa akan mengurangi keceriaan kita lantaran kekurangan energi setelah berjam-jam menahan lapar dan haus? Tubuh yang prima dengan asupan nutrisi yang cukup akan memicu semangat yang mendorong kita untuk merasakan suasana ceria yang menyenangkan hati. Namun, puasa yang membatasi asupan nutrisi dalam periode waktu yang relatif lama telah mengurangi energi yang menjadi pemicu adrenalin di dalam tubuh, sehingga semangat dan rasa senang yang diekspresikan menjadi lebih terkontrol.

Pendapat tersebut tentu tidak semuanya benar, karena pada prinsipnya rasa senang, bahagia, dan perasaan-perasaan yang merefleksikan energi positif di dalam tubuh bisa dikondisikan baik secara biologis maupun emosional. Meskipun puasa telah membatasi asupan nutrisi bagi tubuh selama berjam-jam karena kewajiban untuk menahan lapar dan haus, tubuh kita tetap bisa mengekspresikan energi positif.  Dengan menahan lapar, haus, serta dorongan emosional seorang Muslim yang berpuasa sedang berlatih untuk mengelola semua potensi yang ada di dalam dirinya agar bisa lebih sabar dalam menghadapi berbagai situasi.

Puasa dan Rasa Bahagia

Proses ini merupakan terapi alami untuk menurunkan kadar hormon stres seperti kortisol yang sangat berguna bagi kesehatan mental seseorang, terutama mereka yang berpuasa. Bersamaan dengan turunnya kadar hormon stres tersebut, hormon kebahagiaan seperti serotonin dan dopamin di dalam tubuh akan meningkat. Dengan demikian, puasa sebagai ibadah yang mewajibkan umat Islam untuk menahan lapar dan haus sepanjang hari, sama sekali tidak mengurangi potensi untuk merasa bahagia, karena sejatinya, dari mekanisme inilah produksi hormon kebahagiaan di dalam tubuh kita meningkat.

Bagaimana potensi rasa bahagia tersebut dibentuk melalui puasa? Sejatinya, selama berpuasa seorang Muslim dihadapkan pada berbagai situasi yang menguji kestabilan emosi, mulai dari menahan amarah, hingga menjaga hati dari perasaan negatif. Penelitian ilmiah tlah membuktikan bahwa ketika berpuasa, tubuh mengalami penyesuaian dalam produksi hormon, seperti peningkatan serotonin yang membantu menciptakan perasaan bahagia dan menurunkan kadar kortisol yang berkaitan dengan stres. Oleh karena itu, puasa bisa  membentuk pola pikir yang lebih positif dan resilien dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari.

Produksi hormon kebahagiaan yang terus meningkat di dalam tubuh bisa memberikan efek positif terhadap sikap dan perilaku pada diri orang-orang yang berpuasa. Salah satu efek yang paling mudah dirasakan adalah kemampuan dalam pengendalian diri yang membuat mereka dapat memperbaiki cara merespons berbagai situasi tanpa mudah terbawa oleh emosi negatif. Dengan begitu, bisa dikatakan bahwa puasa merupakan terapi alami untuk memicu produksi hormon kebahagiaan di dalam tubuh yang berfungsi dalam mengelola emosi dan memperkuat kesabaran.

Bukber sebagai Momentum Kebahagiaan

Ramadan adalah bulan yang menciptakan momentum bagi kaum Muslim yang berpuasa untuk menciptakan momen-momen berbahagia dengan amal-amal kebaikan, baik secara indvidual maupun sosial. Salah satu momen yang banyak dirindukan oleh para shaimin dan shaimah adalah menjalin silaturahmi melalui kegiatan buka puasa bersama atau bukber. Momentum bukber, meskipun lebih kuat nuansa tradisinya ketimbang ibadah, nilai silaturahmi yang terkandung di dalam agenda ini membuat bukber bisa merefleksikan amal baik dalam Ramadan.

Agar nilai silaturahmi tetap terjaga kemurniannya, agenda bukber harus disertai dengan kegiatan-kegiatan positif yang bisa membagi kebahagiaan kepada semua pesertanya, baik dalam konteks keluarga, lingkungan, komunitas, bisnis, maupun lingkungan kerja. Islam sangat mendorong silaturahmi bagi sesama orang Islam dan seluruh umat manusia. Karena di dalam silaturhami ini terbentuk persaudaraan dan kebersamaan umat manusia yang menjadi suber berkah dan kasih sayang Allah di dunia ini.

Oleh karena itu, misi utama yang perlu dibawa dalam setiap agenda bukber adalah silaturahmi yang mengundang berkah dan kasih sayang Allah kepada kita semua. Inilah hakekat dari bukber sebagai momentum kebahagiaan yang bisa mencurahkan kasih sayang Allah, bukan saja kepada para peserta bukber, tetapi juga kepada seluruh umat manusia. Inilah inti dari bukber bermakna yang sesungguhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun