Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Berburu Kuliner di Jalur "Ciayumajakuning" bersama Arus Balik Lebaran

16 April 2024   13:53 Diperbarui: 18 April 2024   15:55 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Empal Gentong sebagai salah satu kuliner yang berada di jalur Pantura (Sumber: LDIIKabcirebon.or.id)

Perjalanan tetap kami nikmati dalam situasi macet. Saya tetap fokus bahwa kemacetan ini pangkalnya ada di Cilimus. Setelah itu mobil-mobil yang akan menuju Cirebon akan bergerak lebih lancar. Terjebak dalam kemacetan sekitar satu jam setengah akhirnya kami sampai juga di ujung kemacetan, yaitu Cilimus.

Beberapa ratus menjelang titik utama macet, sudah terlihat angkot dan elf berhenti dan parkir di bahu jalan yang sudah sempit. Ditambah lagi dengan sepeda motor yang lalu lalang dan nyeberang seenaknya di tengah jalan. Hiruk pikuk di jalan ini masih ditambah dengan aktivitas warga di jalan yang cukup banyak mengambil bahu jalan sehingga menghalangi gerak mobil yang melintas.

Akibatnya, mobil harus berhenti untuk mendahulukan warga yang hendak menyeberang atau sekadar lewat, motor yang berbelok atau nyeberang, dan angkot atau elf yang berhenti untuk naik atau turun penumpang, dan kebiasaan ngetem yang cukup lama.

Akhirnya, pangkal kemacetan bisa diketahui, dan saya yakin ujungnya berada persis di perempatan yang menghubungkan Kuningan dengan Cirebon, Linggarjati, dan kawasan wisata permandian air panas.

Setelah melewati perempatan ini, mobil mulai bergerak bebas dan lancar. Di depan kami hanya ada beberapa mobil yang sudah bergerak dengan kecepatan tinggi. Kami kembali ke situasi jalan yang normal tanpa hambatan apa pun. Lalu lintas tiba-tiba menjadi lancar sehingga saya pun memacu mobil dengan kecepatan tinggi. Tidak lama kami sudah berada di kawasan wisata Gronggong, yang jalannya menurun dan berkelok. Hanya terjadi kemacetan biasa karena ada mobil yang berhenti mendadak atau sekadar parkir. Sisanya, jalanan kembali lancar hingga masuk Kota Cirebon.

Empal Gentong Haji Apud

Perburuan kuliner seri kedua berlanjut di sepanjang Jalan Tuparev, jalan utama yang akan mengantarkan kita masuk ke Kota Udang ini. Jalanan menuju kota agak lengang. Tapi dari arah sebaliknya, arus lalu lintas terlihat ramai padat karena banyak mobil yang menuju ke Gerbang Tol Palimanan.

Hari belum gelap betul ketika mobil kami merayap di ruas Jalan Tuparev. Saya posisikan mobil di sisi kiri jalan agar lebih cepat menepi kalau sudah menemukan target operasi saya. Misi kali ini adalah menemukan salah satu tempat kuliner yang menjual kuliner khas Cirebon yang sudah terkenal, yakni Empal Gentong Asem. Saya sudah punya preferensi nama lapaknya, yaitu Haji Apud.

Mobil masih bergerak dengan kecepatan 20 kilometer per jam sembari mengamati warung-warung yang berada di sebelah kiri jalan. Banyak warung Empal Gentong yang berdiri di sepanjang perjalanan kami. Di depan warung-warung tersebut terdapat mobil-mobil konsumen terparkir dengan rapi. Satu per satu warung kami lewati, dan akhirnya nampak juga plang nama Empal Gentong Haji Apud.

Kondisi warung Haji Apud sore itu sedang ramai. Mobil-mobil konsumennya sudah mengisi semua ruang kosong yang tersedia di depan warungnya. Setelah menurunkan istri dan anak di depan warung, saya langsung mengikuti arahan tukang parkir yang menuntun mobil saya meninggalkan warung Haji Apud. Jaraknya sekitar 300 meter dan posisinya di depan sebuah warung kecil yang masih tutup.

Suasana di dalam RM Empal Gentong Haji Apud (Sumber: Empalgentonghajiapud.com)
Suasana di dalam RM Empal Gentong Haji Apud (Sumber: Empalgentonghajiapud.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun