Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketika April Mop Membangkitkan Nostalgia Keceriaan Masa Kecil

1 April 2024   14:32 Diperbarui: 2 April 2024   17:40 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Pixabay/Vika_Glitter

Ketika April Mop Membangkitkan Nostalgia Keceriaan Masa Kecil

Oleh : Sultani

Masih ingat kan kalau setiap tanggal 1 April kita selalu dikerjain oleh teman dengan cerita bohong atau tindakan jahil yang bisa bikin keki dan dongkol. 

Tapi tidak lama kemudian suasana hati yang sudah mulai tiba-tiba berubah menjadi riang karena si empunya cerita langsung tertawa kegirangan sambil bilang "April mop" setelah melihat ekspresi muka kita yang mulai berubah kesal.

Saat itu juga kita semua lalu tertawa bareng-bareng meski dalam hati masih terus mengumpat karena merasa berhasil dikerjain.


Ilustrasi April Fool's Day atau yang populer dengan sebutan April Mop (Sumber: Detik.com)
Ilustrasi April Fool's Day atau yang populer dengan sebutan April Mop (Sumber: Detik.com)

Cerita tentang April mop ini memang cukup akrab sekali ketika saya masih duduk di bangku sekolah hingga kuliah. Saat-saat di mana kita memiliki banyak teman yang usil tapi kreatif sehingga kita juga jadi suka terbawa suasana dalam keusilan.

Apalagi kalau sudah masuk tanggal 1 April, pasti ada satu atau dua orang yang suka menjadi tokoh utama di balik keisengan pada hari boleh usil dan jahil sedunia ini.

Cerita tentang April Mop kali ini akan saya tulis dengan setting permainan rakyat ala orang kampung yang cukup berkesan dan tertanam kuat dalam memori saya hingga sekarang. Saya menceritakannya karena beberapa dimensi dari cerita ini memiliki hubungan dengan April Mop yang seru. 

Kita semua pasti tahu kan benda-benda yang menjadi teman permainan masa kecil dulu. Siapa di sini yang sudah lupa dengan kelereng atau gundu. 

Saya yakin, pembaca pasti akan langsung tertuju pada satu benda bundar berukuran kecil yang bahannya dari kaca dan berwarna-warni di dalamnya. Meski dari kaca kelereng ini terkenal kerasnya sehingga kalau dibanting sekalipun tidak pecah.

Permainan Kelereng 

Di kampung dulu, benda ini paling populer, karena selalu jadi permainan sepanjang tahun. Kalau permainan lain ada musimnya, sehingga kalau sedang tidak musim dia menjadi tidak populer. Sementara kelereng ini dimainkan terus sehingga selalu dicari oleh anak-anak di toko-toko orang China.

Ilustrasi Kelereng (Sumber: Travel.tribunnews.com)
Ilustrasi Kelereng (Sumber: Travel.tribunnews.com)

Kami lebih akrab dengan sebutan kelereng daripada gundu. Sementara orang-orang tua masih menyebutnya beguli, atau kelereng dalam bahasa Bugis.

Kelereng ini dimainkan dalam beberapa versi permainan, mulai dari yang paling mudah sampai yang paling sulit. Permainannya juga bisa mulai dari yang paling sepi penonton sampai yang paling rame.

Ada satu permainan kelereng yang paling banyak digemari karena sistemnya kalah-menang. Kalau yang bisa memenangkan permainan dia boleh mengambil semua kelereng lawan yang diikutkan dalam arena permainan, berapa pun jumlahnya.

Nama permainannya pocis. Pocis ini berupa gambar segitiga di atas tanah, kemudian di tiap-tiap sudut atau garis dipasangi kelereng pemain. Minimal pemainnya dua orang. Maksimal tidak ada batasan. Tapi biasanya sampai 7 orang saja, karena kapasitas pocisnya terbatas.

Ilustrasi permainan kelereng
Ilustrasi permainan kelereng "Pocis" (Sumber: Happyplayindonesia.com)

Jumlah kelereng yang dipertaruhkan di dalam segitiga pocis ini minimal satu. Maksimalnya tergantung kapasitas atau ruang yang tersedia di dalam pocisnya. Misalnya, yang bermain 2 orang dan kelereng yang dipertaruhkan satu.

Posisi kelereng ini akan diletakkan di dua titik yang berada di kaki segitiga pocis. Kalau yang bermain tiga orang dengan taruhan kelereng satu, tinggal ditaruh saja kelerengnya di titik paling atas. Kebayang, kan?

Kalau tambah pemain, atau jumlah kelereng, maka ruang di segitiga pocis akan semakin penuh terisi dengan kelerengnya. Karea itulah jumlah pemain dibatasi 7 orang dan taruhan kelerengnya tiga, supaya menyisakan ruang gerak dan ruang tembak.

Kalau jumlah kelerengnya sudah mencapai maksimal, sementara segitiga pocisnya terlihat penuh, maka para pemain sepakat untuk menggambar ulang dengan ukuran yang lebih besar.

Supaya bisa menang dalam permainan ini dibutuhkan keterampilan menembak kelerengan yang ada di dalam pocis supaya keluar dari garis-garis yang membatasinya.

Kemenangan baru dianggap sah kalau kelereng taruhan sudah keluar dari garis, dan kelereng yang digunakan pemain sebagai senjata untuk menembak juga berada di luar area segitiga pocis. Artinya, posisi kelereng senjata ini harus jauh dari garis batas segitiga pocis.

Pocis ini kalau dimainkan oleh anak-anak yang keterampilan menembak kelerengnya masih di level pemula biasanya kurang seru. Pocis akan seru kalau sudah melibatkan jagoan tembak antarkampung. Biasanya penontonnya juga banyak ditambah dengan suara memberi dukungan yang ramai.

April Mop?

Lalu di mana hubungannya dengan April mop? Biasanya kalau permainan seperti ini ada kelompok protagonis, yaitu mereka yang jadi jagoan dalam permainan pocis yang selau menjadi pusat perhatian selama permainan berlangsung. Ada kelompok antagonis yaitu anak-anak yang kurang begitu suka dengan permainan ini, dan suka mengusili permainan ini.

Mereka biasanya muncul belakangan di sela-sela penonton sambil mengikuti keseruannya dulu. Setelah semua orang hanyut dalam keseruan permainan, mereka baru beraksi dengan segala tingkahnya, mulai dari menggoda pemain yang mendapat giliran untuk menembak, atau mengalihkan fokus penonton dengan permainan mereka sendiri.

Anak-anak "antagonis" ini punya trik tersendiri untuk membubarkan permainan ini, meskipun sedang seru-serunya. Salah satu kelebihan kelompok antagonis ini adalah mereka selalu tahu tren permainan global termasuk April mop.

Entah disengaja atau tidak, setiap bulan April ada saja kejadian seru di lapangan pocis karena ulah dan keusilan mereka. Saya tahu karena bulan April ini bulan kelahiran Saya, dan peristiwa-peristiwa usil ini kejadiannya sekitar dua atau tiga minggu sebelum tanggal kelahiran saya.

Ada satu kebiasaan yang saya tandai selalu menjadi kebiasaan mereka. Ketika permainan baru dimulai, di mana para pemain akan mengundi giliran menembak, salah satu anak antagonis akan maju dan berdiri persis di depan pocis sambil menghitung satu per satu jumlah kelereng yang ada di dalamnya. Mulutnya komat kamit menghitung jumlah kelereng sementara jarinya bergerak naik turun menunjuk satu per satu kelereng yang ada.

Tiba-tiba saja dia berteriak dengan suara yang keras, bilang: "kurang satu!" ke arah para pemain. Para pemain pun tanpa diperintah secara spontan langsung berlari ke arah segitiga pocis untuk mengambil kelereng-kelereng yang mereka jadikan taruhan. Setelah dihitung, ternyata jumlahnya pas, tidak kurang.

Ilustrasi anak-anak yang suka iseng (Sumber: id.theasianparent.com)
Ilustrasi anak-anak yang suka iseng (Sumber: id.theasianparent.com)

Sadar sudah dikerjai, para pemain langsung mengumpat anak-anak tadi yang sudah berlari meninggalkan arena permainan dengan riang gembira. 

Efek dari aba-abab "kurang satu" ini bisa bermacam-macam, mulai dari kejar-kejaran di arena permainan, menahan kelompok antagonis untuk mendekati arena permainan, bahkan bisa memicu keributan dan berakhir dengan perkelahian.

Apa pun efeknya, permainan pocis tanpa kehadiran anak-anak antagonis ini rasanya belum sempurna keseruannya. Mereka bisa membuat keramaian permainan pocis menjadi kenangan yang bermakna. Saya bisa mengingat semua kisah permainan berkat keisengan mereka yang selalu mengundang gelak tawa para penonton yang ada di arena.

April mop memang terkesan iseng dan jahil yang efeknya bisa beragam. Bisa mengundang gelak tawa, bisa juga membangkitkan kemarahan secara tiba-tiba.

Tetapi dengan pendekatan yang hangat dan akrab biasanya akhir dari kejahilan April mop ini justru bisa menambah keakraban hubungan persahabatan.

Sepeda Kayu

Saya sendiri suka usil sama teman sekolah ketika masih SD. Ini tidak ada hubungannya dengan April mop, tetapi mengandung tindakan jahil yang dibawa oleh candaan setiap tanggal 1 April ini. Saya punya teman main yang akrab di sekolah. Karena tempat tinggal kami berjauhan, waktu main kami maksimalkan selama di sekolah.

Suatu hari ketika kami sedang duduk-duduk di bawah pohon asam dekat sekolah, saya bercerita kepada dia bahwa kemarin bapak baru belikan saya sepeda. Dia terlihat penasaran. Kemudian bertanya, "saya boleh coba naik?"

"Boleh", kata saya sambil sambil senyum-senyum nahan ketawa.

"Tapi sepedanya tidak bisa naik dua orang", kata saya lagi.

Dia sedikit heran. Saya langsung timpali sebelum dia bertanya kenapa?

"Soalnya sepeda ini lain. Tidak seperti sepeda kamu. Sepeda saya ini dibuat dari kayu".

Dia langsung kaget. Matanya melihat ke saya dengan ekspresi heran dan agak tidak percaya.

"Kau pasti bohong. Saya tidak percaya ada sepeda dari kayu", katanya sambil melemparkan ranting asam di tangannya ke saya.

Saya pun tidak kalah argumentasi. Saya sengaja menantang dia untuk ke rumah saat itu juga, karena saya sudah tahu dia pasti tidak mau karena sudah siang. Setelah itu kami tidak lagi membahas tentang sepeda kayu tadi sampai kami meninggalkan sekolah.

Ilustrasi sepeda kayu (Sumber: krjogja.com)
Ilustrasi sepeda kayu (Sumber: krjogja.com)

Ternyata cerita tentang sepeda kayu ini menyebar ke keluarganya. Dia menceritakan ini ke bapaknya dan saudara-saudaranya. Mereka semua heran dan tidak percaya. Maka teman saya ini ditugaskan untuk memastikan kebenaran cerita ini dengan mengecek langsung barangnya secara fisik.

Akhirnya mau juga teman ini datang ke rumah hanya untuk memastikan kebenaran sepeda kayu yang dibeli bapak. Tibalah hari yang kami nantikan bersama.

Begitu pulang sekolah kami langsung keluar kelas sama-sama berlari ke jalan raya dan menyusuri jalan setapan yang dilindungi oleh pepohonan. Sepanjang jalan kami bercanda dan tidak peduli dengan teriknya matahari siang itu.

Dan kami pun tiba di rumah. Kebetulan hanya ada ibu dan bapak yang baru selesai makan siang. Kami disuruh makan dulu sebelum lanjut main. Teman sudah tidak sabar ingin segera melihat sepeda kayu yang membuat dia dan keluarganya jadi penasaran. Saya pun langsung membawa dia ke bagian belakang rumah.

Tidak ada apa-apa. Hanya ruangan kosong dengan jendela besar yang terbuka lebar. Saya terus membawanya melewati ruangan itu dan keluar melalui pintu yang ada di ujung ruangan ini. Dan dari pintu ini hanya terbentag ruang terbuka yang membentang hingga ke laut. Di sisi kiri terdapat bangunan reot bekas kandang ayam yang berada persis di samping pohon sukun yang tinggi sekali.

Di sisi kanan terdapat tonggak-tonggak kayu tempat digantungnya sebuah sepeda ontel lama yang sudah tidak terpakai lagi. Rodanya tinggal satu yang terpasang, rantainya pun sudah lepas dari girnya. Sepeda ini adalah sepeda yang biasa dipakai bapak kalau ke kebun. Tapi semejak digantung di sini, bapak ke kebun selalu jalan kaki.

"Mana sepedanya", katanya sambil mencari-cari sepeda kayu yang saya ceritakan. Saya hanya memberi isyarat dengan gerak mata ke sepeda yang digantung di kayu itu.

"Itu sepedanya", kata saya sambil tertawa lepas karena merasa berhasil menjebak dia dalam permainan iseng ini. Dia hanya berdiri sambil melihat ke sepeda tua yang sudah lama tergantung di sana. Tangannya refleks mengambil sepotong kayu dan diarahkan kepada saya. Saya lari sekencang-kencangnya menjauhinya.

Mendengar suara ribut-ribut di belakang rumah, ibu dan bapak yang sedari tadi mengamati dari jauh, akhirnya mendekati kami dan bertanya permasalahannya.

Teman saya pun mulai menceritakan asal mulanya dari cerita tentang bapak membelikan sepeda kayu dan cerita itu membuat keluarganya jadi penasaran sehingga dia diminta untuk datang melihatnya sendiri.

Orang tua saya langsung tertawa geli mendengar bagian membeli sepeda kayu. Mereka secara spontan bilang, "kau mau percaya saja dengan dia". Mana ada sepeda kayu yang bisa dipake buat naik kata mereka sambil tertawa. Kami pun tertawa bersama-sama sambil berjalan menuju meja makan.

Cerita iseng, jahil, atau pun usil yang diekspresikan sebagai bentuk keakraban sesama sahabat tidak boleh dilakukan kepada semua orang. Kita tidak bisa menyamakan konteks dan latar belakang tindakan iseng tersebut kepada semua situasi. Ada orang yang bisa memahami dan mau menerimanya, namun ada yang tidak meyukainya sehingga cenderung untuk menolak.

Di zaman teknologi digital di mana informasi bergerak dengan bebas dan cepat, sebaiknya kita perlu membatasi diri dari kegiatan iseng dan usil. Niat kita memosting tindakan usil sebagai candaan bisa berdampak berat kalau dikaitkan dengan isu-isu yang sensitif.

Cerita yang Saya kemukakan hanya sekadar mengingat nostalgia masa remaja di kampung, di mana semua kehidupan masih berjalan dengan sederhana, persahabatan masih dilakukan dengan tulus, serta candaan dan keusilan muncul dari kepolosan berpikir anak-anak. April mop telah membangkitkan kenangan yang sudah menjadi nostalgia masa lalu.

Depok, 1 April 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun