Ada beberapa pemotor yang datang ke tempat kuliner pisang ijo dan bergabung dengan para pengunjung yang ada di belakang kami. Mereka terlihat akrab bercanda dalam bahasa lokal. Mereka juga ikut memesan pisang ijo yang aromanya semakin menggoda ketika mendekati saat-saat buka puasa.
Harapan saya untuk menyaksikan pemandangan ngabuburit yang unik dari warga Lasusua pupus. Masjid Agung yang menjadi kebanggaan warga Kolaka Utara itu belum menunjukkan daya tariknya untuk mengundang warga berkumpul di sekitarnya pada saat-saat menjelang puasa. Hanya beberapa kelompok anak muda saja yang berinisiatif untuk mengisi Ramadan dengan meramaikan lapak pisang ijo di pinggir pantai.
Tapi satu kenangan yang indah dari pengalaman ngabuburit di sini adalah kedamaian dan ketenangan hati meskipun beban pekerjaan masih menumpuk untuk dikerjakan esok harinya. Pemandangan laut yang luas terbentang di hadapan kami seperti siap menampung segala keresahan hati manusia yang terbebani dengan berbagai problem hidup.
Ketika matahari mulai menyentuh cakrawala, pisang ijo yang disajikan dalam dua piring untuk kami sudah ludes. Tanpa terasa suasana pesisir pantai yang sejuk dan tenang telah mendorong selera makan kami untuk menghabiskan pisang ijo.
Cerita ini dilatari oleh suasana kota Lasusua tahun 2024 yang masih lengang karena sarana dan prasarananya masih dalam proses pembangunan. Seiring berjalannya waktu, pembangunan infrastruktur dalam kota pasti selesai juga. Masjid Agung Lasusua sendiri baru bisa digunakan tahun 2017. Artinya, perjalanan waktu boleh jadi telah mengubah pandangan masyarakat untuk mengisi waktu senggang Ramadan pada sore menjelang buka puasa.
Teluk Kendari
Warga Kota Kendari banyak yang memanfaatkan waktu ngabuburit di sini sambil menikmati menu buka puasa dengan pisang ijo. Mereka datang dalam rombongan satu atau dua keluarga menggunakan mobil.Ada juga yang datang berpasangan menggunakan sepeda motor. Teluk Kendari ini seperti membelah Kota Kendari menjadi dua, sehingga air laut yang melewati perkotaan menyajikan pemandangan kapal-kapal yang keluar dan masuk ke Pelabuhan Kendari.
Suasana kota ketika sore menjelang buka puasa terasa adem, meskipun berdekatan dengan jalan raya yang dilalui oleh kendaraan besar dan kecil. Asap dan debu yang berasal dari jalan raya tampaknya tidak mengganggu kenyamanan warga yang sudah menempati kursinya masing-masing sambil menikmati kapal-kapal yang lalu lalang di hadapan mereka.