Mohon tunggu...
M Sultan Albana
M Sultan Albana Mohon Tunggu... 24107030015

pecinta alam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lari malam ditengah kota yogyakarta menerobos hujan deras

18 Mei 2025   15:51 Diperbarui: 18 Mei 2025   15:51 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto saat saya berlari (sumber: dokumentasi pribadi)

foto saat sampai 0 km Yogyakarat (sumber: dokumentasi pribadi)
foto saat sampai 0 km Yogyakarat (sumber: dokumentasi pribadi)
Pada tanggal 16 mei lalu, saya bersama teman saya melakukan lari malam dengan rute awal yaitu kos saya yang berada di Jl.Bimasakti, Demangan,Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Cerita berawal dari teman saya yang Bernama Fariz mengajak saya untuk menghantarkan membeli Sepatu lari yang baru karena untuk menunjang Latihan mendaftar polisi.

Kebetulan saat sore hari saya free, fariz datang ke kos dengan membawa sejumlah uang untuk membeli Sepatu. Lokasi took Sepatu tidak jauh dari kos, Cuma sekitar 15 menit. Sesampainya disana Fariz membeli Sepatu yang ia ingin kan. Singkat cerita kami balik ke kos pada saat maghrib.

Setelah maghrib ia mengajak saya untuk langsung test Sepatu barunya mengelilingi Kota Yogyakarta. Dengan senang hati saya meng iyakan ajakan dia karena saya juga sering lari malam. Kami melakukan pemanasan di depan kos kurang lebih 30 menit dilanjutkan dengan jalan sekitar 200 meter agar kaki tidak kaget saat nanti berlari. Oiya sebelum lari saya menyalakan strava untuk mengukur jarak total yang kami tempuh. Kami berlari dengan ritme Santai karena saya masih dibilang pemula didunia lari jika dibanding Fariz.

1 km pertama kami berlari dengan pace 7, sesuai target kami yaitu sangat Santai sembari menikmati kota jogja dimalam hari yang syahdu. Motor dan mobil lalu Lalang, kami berlari dengan sangat berhati-hati dipinggir jalan agar tidak tersenggol kendaraan tersebut. Masuk km ke 2 mendapat pace 6 yang lumayan melelahkan. Kami melewati Stadion Mandala Krida kemudian Stasiun Lempunyangan.

Situasi di Stasiun Lempuyangan lumayan ramai, banyak orang baru saja keluar dari kereta sehingga keadaan jalan sedikit macet. Kami berlari sembari mengobrol tentang kesibukan masing-masing. Fariz sekarang masih berjuang untuk lolos polri dengan berbagai Latihan yang ia lakukan setiap harinya. Fariz bercerita bahwa ia dituntut keras untuk menjadi abdi negara oleh ayahnya, karena latar belakang keluarganya abdi negara, sedangkan saya masih kuliah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dulu saya sempat kepikiran untuk menjadi abdi negara, namun cita-cita itu dipatahkan oleh orang tua saya karena tidak diperbolehkan. Alhasil sekarang kuliah saja mengikuti kata orang tua.

OIya setelah melewati Stasiun Lempuyangan lanjut melalui Kota Baru, di pinggir jalan nya terdapat banyak street coffee yang ramai dikunjungi oleh para pemuda. Kami dengan konsisten berlari secara perlahan. Saat mau memasuki km 4 tiba-tiba perut bagian kanan saya sakit, kemudian kami berhenti sejenak untuk meredakan rasa sakit ini, ternyata kesalahan saya sebelum berlari meminum segelas air. Kata Fariz itu penyebab dari rasa sakit yang saya alami saat ini. Saya baru tau jika minum sebelum lari bisa membuat perut sakit saat berlari.

Setelah istirahat kurang lebih 5 menit, kami lanjut barlari. Saat memasuki km 5 kami sampai Kawasan Maioboro. Saat baru menginjakan kaki di Malioboro, hujan pun turun. Saya dan Fariz meneduh di pinggiran toko milik pedangang. Saat itu kondisi Malioboro sangat rami karena weekand. Banyak sekali anak-anak sekolah yang sedang study tour. Kami menunggu selama 10 menit, namun hujan tak kunjung reda, alhasil kami memutuskan untuk menerbos hujan yang semakin deras.

Saya nekat untuk membawa hp tanpa menggunakan plastis atau pun wadah lainnya. Kami menuyusuri sepanjang jalan Malioboro dengan riang dan tawa. Hujan semakin deras yang membuat jalan Malioboro banjir, Sepatu kami terasa berat karena kemasukan air. Saya dan Fariz sudah seperti orang gila, karena semua orang berteduh kecuali kami berdua yang malah asik hujan-hujanan sembari berlari. Sesekali saya mengambil foto dan video untuk dijadikan dokumentasi saat kami berlari.

Hujan semakian deras dan hp saya semakin basah, saya memutuskan mencari warung untuk meminta plastic untuk membungkus hp. Setelah hp dibungkus, kami melanjutkan lari dengan perlahan-lahan. Saat tiba di 0 km Yogyakarta, kami sempatkan berhenti untuk berfoto-foto sejenak sembari beristirahat. Keadaan kami ber dua sudah basah kuyup namun kami sangat menikmati lari mala mini karena sangat seru.

Jarak dari kos saya sampai 0 km Yogyakarta sekitar 5 km. Kemudian kami melanjutkan lari dengan rute Jl.Kusumanegara. Sepanjang jalan susananya lumayan sepi dikarenakan hujan, cuman ada beberapa kendaraan saja yang lalu-lalang. Sesekali kami berjalan karena tenaga mulai terkuras setelah hujan-hujanan. Oiya saat berada dijalan ini, hujan sudah mulai reda dan kondisi jalan mulai ramai Kembali. Saat memasuki km 6 saya sudah mulai dehidrasi yang memutuskan untuk mencari warung yang menjual air. Kami akhirnya membeli air di salah satu warung yang ada dipinggir jalan, kebetulan saat itu bapak penjalnya masih sholat, dan kami pun menunggu sebentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun