Mohon tunggu...
Sulis Tyaningsih
Sulis Tyaningsih Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Buku Pendiidkan, Sosial-Budaya, Sejarah, Sastra, Psikologi dan Sains sangat saya sukai.

Selanjutnya

Tutup

Book

Sebuah Seni untuk Bersikap "Bodo Amat"

30 September 2022   12:06 Diperbarui: 30 September 2022   12:15 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski nyatanya buku Bukowski laris manis dan sosoknya terkenal, Bukowski dulunya adalah seorang pecundang. Ia tahu benar itu. Keberhasilannya itu dikarenakan bahwa ia tahu bahwa dirinya seorang pecundang, menerimanya, dan kemudian menulis secara jujur tentangnya. Ia tidak pernah mencoba untuk menjadi selain dirinya sendiri. Kecerdasan dalam tulisan Bukowski bukan soal memanfaatkan peluang luar biasa atau mengembangkan dirinya menjadi sastrawan yang gemilang. Yang ada adalah kebalikannya. Ia hebat karena kemampuan sederhananya untuk jujur pada diri sendiri sepenuhnya dan setulusnya. Terutama mengakui hal-hal buruk yang ada pada dirinya sekalipun. Dan untuk membagikan perasaannya tanpa segan atau ragu.

Bukowski sama sekali "Masa bodo" dengan kesuksesan. Bahkan setelah ia menjadi terkenal, ia masih muncul dalam pembacaan puisi, mendamprat, mencibir audiensnya dengan kasar. Ia masih mengekspos dirinya di muka umum dan meniduri setiap perempuan yang ditemuinya. Menjadi terkenal dan sukses tidak membuat dirinya menjadi lebih baik. Dan ia menjadi terkenal dan sukses, bukan karena perubahannya menjadi orang yang lebih baik. (Hal:3-4)

Satu cuplikan unik yang akan kita dapatkan dari buku ini adalah fakta bahwa kasus-kasus depresi melejit tinggi 30 tahun belakangan. Meskipun faktanya setiap orang sudah punya TV layar datar dengan sekali klik dan belanja kita bisa datang sampai depan rumah.

Krisis kita bukan lagi soal materi namun lebih kepada eksistensi dan spiritual. Karena tidak terbatasnya apa yang kita lihat dan ketahui saat ini, tidak terbatas pula hal-hal yang merasa kita terpinggirkan, jelek, kecewa, dan tak sehebat yang kita kira. Inilah yang mengoyak diri kita dari dalam.

Pada Bab 2 kita akan disuguhi judul "Kebahagiaan itu adalah masalah."

Apa? Masa sih? Bukanya manusia hidup untuk mengejar kebahagiaan dunia dan akhirat? Ya, gak ya?

Penulis sekali lagi menyampaikan penjelasan epik dengan memberi sebuah contoh cerita untuk menjelaskan kenapa "Kebahagiaan itu adalah masalah" pada bab ini. Salah satu kesadaran yang harus kita terima. Suka atau tidak suka : Hidup itu sendiri adalah suatu bentuk penderitaan.

Orang kaya menderita karena kekayaannya. Orang miskin menderita karena kemiskinannya. Orang yang tidak punya keluarga menderita karena tidak punya keluarga. Orang yang mengejar kenikmatan duniawi menderita karena kenikmatan duniawinya. Dan orang yang tidak pernah merasakan kenikmatan duniawi menderita karena tidak pernah merasakannya.

 Masalah tidak pernah berhenti di dalam kehidupan. Mereka hanya datang silih berganti/ meningkat. Untuk mencapai suatu kebahagaiaan, harus ada sesuatu yang dipecahkan. Dengan kata lain, kebahagian adalah suatu tindakan; sebuah kegiatan, bukan sesuatu yang diam-diam diberikan pada kita.

Pada Bab 3 dengan judul yang lebih njlimet lagi "Anda tidak istimewa." Ternyata, sekadar bahagia atas diri anda sendiri tidak berarti apa-apa. Pada kenyataannya kemalangan dan kegagalan, sungguh berguna dan bahkan diperlukan untuk membangun seorang dewasa yang tangguh dan sukses.

Pada Bab 4 dengan judul "Nilai penderitaan," penulis menceritakan kisah veteran perang Jepang yang bersembunyi dalam hutan Vietnam. Sampai perang berakhir, si veteran tidak menyadari dan tetap teguh melaksanakan perintah untuk "Jangan menyerah," dan memilih untuk tetap tinggal dalam hutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun