Mohon tunggu...
Sulfiza Ariska
Sulfiza Ariska Mohon Tunggu... Penulis - Halo, saudara-saudara sedunia. Apa kabarmu? Semoga kebaikan selalu menyertai KITA.

Penulis penuh waktu. Lahir di Sumatera Barat dan berkarya di Yogya. Emerging Writer "Ubud Writers and Readers Festival" ke-11. E-mail: sulfiza.ariska@gmail.com IG: @sulfiza_indonesia Twitter: Sulfiza_A

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Dari Go Halal Menuju Go Global

21 Februari 2019   23:33 Diperbarui: 21 Februari 2019   23:59 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu masuk dan keluar 'Jogja Halal Food Expo 2019'. Foto: dokumentasi penulis.

Padahal suasana Jogja Expo Center tidak ubahnya seperti pameran kuliner pada umumnya. Kita bisa menjumpai orang-orang yang memperlihatkan identitas Islam dari penampilannya. Tetapi, pengunjung non-muslim pun dengan leluasa datang ke Jogja Halal Food Expo. Bahkan, perempuan yang menjaga stand pun tidak semua yang berjilbab.

Berjilbab dan tak berjilbab. Foto: dokumentasi penulis.
Berjilbab dan tak berjilbab. Foto: dokumentasi penulis.
Begitu memasuki ruang Jogja Expo Center untuk Jogja Halal Food Expo 2019, Anda akan menyaksikan ratusan makanan halal yang dipajang di berbagai stand. Aroma makanan halal yang tengah dimasak, menguar dari beberapa stand. Tidak hanya makanan khas Yogyakarta, beberapa stand menyajikan makanan khas negara lain.      

 

Menanti pengunjung. Foto. Dokumentasi penulis.
Menanti pengunjung. Foto. Dokumentasi penulis.
Nyaris seluruh makanan yang diperkenalkan di seluruh stand Jogja Halal Food Expo 2019 telah memperoleh sertifikat halal. Menurut Ibu Imelda (50 tahun) yang mengelola  'Orange Food', sertifikat halal sangat menguntungkan. Berkat sertifikat halal yang diperoleh dari MUI, produk bisa menembus pasar modern dan pasar digital. Untuk memperoleh sertifikat MUI, produk pangan harus lulus uji dari BPOM dan memiliki MD.

Ibu Imelda. Foto: dokumentasi penulis
Ibu Imelda. Foto: dokumentasi penulis
Ibu Imelda menjelaskan bahwa sertifikat halal tidak hanya sekadar pengukuhan produk telah sesuai dengan ketentuan Islam, produk juga aman dikonsumsi. Dengan demikian, pembeli lebih mantap dan yakin untuk memesan dan mengkonsumsi produk dengan label halal. Kuantitas permintaan atas produk semakin bertambah. Penghasilan para entrepreneur pun semakin bertambah dan usaha pun berkembang.

Salah satu sertifikat 'halal'. Foto: dokumentasi penulis.
Salah satu sertifikat 'halal'. Foto: dokumentasi penulis.
Selain sertifikat halal, keistimewaan Jogja Halal Food Expo 2019 terletak dari spirit wirausaha atau entrepreneurship yang digerakkan kaum perempuan. Jogja Halal Food Expo membuktikan bahwa perempuan bisa memiliki keahlian dan daya untuk menciptakan kemandirian ekonomi. Bahkan, sebagian perempuan memulai usaha dengan dengan produk tradisional yang masih sederhana. Hal ini terlihat pada sosok Yani Noviani (38 tahun) yang mengelola stand Aneka Camilan Khas Jogja.

Ibu Yani Noviani. Foto: dokumentasi penulis.
Ibu Yani Noviani. Foto: dokumentasi penulis.
Bila dilihat sekilas, produk pada Aneka Camilan Khas Jogja (Onami) belum memperlihatkan keunikan yang membedakannya dengan produk lain. Produk yang dikelola Yani Noviani berupa makanan kering yang bisa dengan mudah untuk kita temukan di seluruh pelosok Yogyakarta. Selain masih bersifat tradisional, 'karyawan tetap' industri ini hanya Yani Noviani beserta suaminya. Tetapi, berkat keuletan dan ketabahan, usaha kuliner ini bisa mencapai 'omset bersih' sekitar satu juta per minggu.

Meskipun meraih omset yang cukup besar untuk usaha yang dikelola suami-istri; Yani Noviani tidak cepat berpuas diri. Alih-alih ia mulai berani berinovasi. Hal ini ditandai dengan produk asinan yang dipamerkan di stand-nya. Produk tersebut belum memiliki sertifikat MUI karena baru dihasilkan.

Melihat optimisme yang terpancar dari wajah Yani Novia, usaha yang dikelolanya berpotensi besar akan terus berkembang. Sebab, ia tidak merasa terbebani dengan pekerjaan yang tengah ditekuninya. Alih-alih ia merasa 'senang'. Inilah yang menjadi salah satu kunci kesuksesan. Bahwa seseorang bisa mencapai kesuksesan karena bekerja di bidang pekerjaan yang disukainya dan membuat dirinya senang. 

Dengan demikian, ia bisa bekerja dengan hati gembira. Bekerja dengan hati gembira akan membuat kita memiliki energi yang berlimpah-ruah. Implikasinya, kita bisa memiliki energi untuk merobohkan seluruh rintangan dan hambatan untuk mencapai kesuksesan.

Sebagaimana Yani Noviani, sebagian industri kuliner dikelola keluarga atau hanya memiliki segelintir karyawan. Tetapi, melihat omset yang diperoleh, terlihat titik terang kesuksesan para entrepremeur di tahun-tahun yang akan datang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun