Mohon tunggu...
Subandi Arya MS
Subandi Arya MS Mohon Tunggu...

kerja di poso, sulteng, hasilnya masih ditabung buat ziarah ke vietnam.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pantai Paling Angker di Poso dan Paling Dinikmati

19 Mei 2013   16:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:20 2295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sewaktu berada di Jogjakarta beberapa waktu lalu, saya bertanya kepada seorang teman namanya Mas Kawit tentang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Dia kontan menyebut sebuah wilayah yang angker penuh dengan teror dan kekerasan, berdarah-darah. “Itu daerah yang sering muncul diberita-berita, pokoknya ngerih,” begitu katanya.

Pendapat Mas Kawit ini agaknya dapat mewakili pandangan  banyak orang di luar Poso tentang Poso, sebuah daerah yang penuh dengan teror dan kekerasan bersenjata, berdarah-darah dan tak akan pernah berharap mereka menginjakan kaki di Poso.

Memang di akui, konflik Poso yang pecah pada tahun 1998 tidak sekejab dapat dipulihkan, serangkaian teror dan kekerasan bersenjata paska Deklarasi Perdamaian untuk Poso pada tahun 2001 masih terus menghantui Poso. Bahkan, hingga  kini tensi kota yang berada di wilayah paling tengah pulau Sulawesi itu  kembali naik ketika nama Poso kembali dikait-kaitkan dengan beberapa kelompok yang dibekuk Polisi di Pulau Jawa.

Tapi percayalah, Poso saat ini tidaklah seangker yang ada dipikiran orang-orang yang ada diluar sana. Ribuan masyarakat Poso bisa melakukan aktifitas secara normal. Bahkan, setiap akhir pekan ada pemandangan yang menyejukan disaat masyarakat mengahabiskan akhir pekannya di sebuah pantai yang lautnya masih biru dan jernih.

Pantai itu disebut masyarakat setempat pantai Imbo, lokasinya tidak jauh dari Kota Poso, hanya sekitar lima kilometer sebelah timur kota. Pantai Imbo berada diperbatasan kelurahan Lawangan dan Tegal Rejo, bibir pantai dengan batu pasir halus yang menjadi wisata alternatif warga itu  memang tidak panjang, hanya sekitar lima ratus meter. Namun justru karena pantainya yang pendek menjadi penuh sesak orang-orang yang tumpah  di pantai Imbo.

Pantai Imbo mulai menjadi tempat wisata alternatif warga ini sejak tahun 2007. Maklum tahun-tahun dimana situasi Poso yang disebut bagaikan ATM alias aman tapi mencekam tidak banyak obyek yang disinggahi warga untuk berlibur.  Kini, pantai Imbo setiap minggu di padati warga yang sengaja mandi dijernihnya laut ataupun  sekedar meyegarkan mata dengan memandang birunya lautan.

Sebenarnya pantai imbo berada di wilayah Kelurahan Tegal Rejo, dulu sebelum manjadi obyek wisata alternatif, pantai itu masih disebut pantai Tegal Rejo. Namun, belakangan lebih populer disebut pantai Imbo. Kong, apa nama Imbo itu? Imbo diambil dari nama orang.

Ceritanya, dijalan raya pantai Imbo itu dulu sekitar tahun 2004 seorang pengemudi angkotan kota yang dipanggil Imbo yang pernah tinggal diwilayah sekitar tewas ditembak orang tidak dikenal di wilayah itu ketika mengemudikan mobilnya.  Singkatnya, kematian Imbo itu menjadi misteri dan kisah tentang hantu Imbo yang bergentayangan tengah malam, beberapa orang mengaku pernah melihat arwah mahluk halus duduk sambil menangis dibibir panti itu yang diyakini itu adalah arwah Imbo.

Dan cerita tentang arwah Imbo yang bergentayangan dipantai menjadi kisah hantu paling populer di Poso kala itu, sampai akhirnya orang-orang mengkeramatkan pantai tersebut dengan memberi nama Pantai Imbo sampai kini nama itu terus melekat.

Dibalik keangkeran pantai Imbo itu, kini  menjadi pantai yang paling diminati warga Poso. Bahkan, beberapa petinggi negeri ini termasuk beberapa Jendral yang sempat singgah di Poso dipastikan menikmati mandi dipantai Imbo yang hangat, mau coba sensasi pantai Imbo, silahkan datang dan rasakan sendiri.(***)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun