Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu...
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

amrih mulya dalem gusti

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Solo Gelar International Gamelan Festival (IGF) 2018

9 Agustus 2018   14:43 Diperbarui: 10 Agustus 2018   10:18 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Solo, saat ini sedang  menerima "kepulangan/ mudik/ mulih/ homecoming"-nya lebih dari 50 kelompok gamelan dari dalam dan luar negeri, dalam pergelaran International Gamelan Festival (IGF) 2018. Kurang lebih 19 kelompok gamelan luar negeri dan 33 kelompok gamelan dalam negeri, serta belasan peneliti/ahli gamelan, akan pulang kampung (home coming) ke Solo untuk tampil di IGF 2018 antara tanggal 9-16 Agustus 2018.

Mengapa IGF 2018 menjadi peristiwa mudik/mulih? Hampir sebagian besar dari kita mungkin sudah tahu, bahwa gamelan diduga telah ada di Jawa, lebih dari seribu tahun lalu.

Bukti arkeologisnya terdapat pada salah satu panel candi Borobudur yang yang menggambarkan tentang orang menari diiringi tabuhan seperangkat alat musik dan disaksikan oleh orang yang duduk dengan pendamping di sisinya. Candi itu sendiri, diperkirakan dibangun pada abad IX-X, yang artinya telah lebih dari seribu tahun dari sekarang.

Selanjutnya, kultur gamelan dalam beragam corak dan nama, bisa kita temukan di hampir seluruh penjuru Nusantara, mulai dari Aceh di barat hingga Flores, di timur. Bahkan, sejak penghujung abad XIX, gamelan mulai dibawa ke Expo Paris, dan selanjutnya muncul kelompok-kelompok gamelan di berbagai Negara Eropa, Amerika, Asia, Australia. Singkatnya, gamelan telah menjadi diaspora sejak berabad lampau.

Fakta bahwa gamelan hidup, berkembang dan menemukan bentuk ekspresi terbaiknya di Nusantara kiranya cukup untuk memberi landasan klaim bahwa, Indonesia adalah rumahnya gamelan, dan Solo-Jogja adalah salah satu rumahnya terbaiknya. Mudik untuk apa? Peristiwa mudik adalah peristiwa kultural untuk melakukan bersilaturahmi, berziarah, dan memikirkan masa depan bersama.

Bersilaturahmi antar komunitas-komunitas gamelan, untuk menziarahi keindahan dan akar asal kultur gamelan dan memikirkan masa depan bersama yang bisa diberikan dan diwujudkan untuk dunia. Arena mudik komunitas gamelan pada IGF 2018 diharapkan akan menjadi arena untuk merayakan keindahan gamelan, keindahan berbangsa dan keindahan dunia.

Berikut ini adalah rangkaian pertunjukan serta acaranya.

Soft Opening akan dilaksanakan dengan menghadirkan 72 kelompok gamelan yang akan menabuh bersama-sama.

Opening Ceremony, diawali dengan pergelaran komposisi karawitan oleh kelompok gamelan dari kelurahan-kelurahan, sanggar, dan pelajar di Solo Raya. Sesudah itu dikumandangkan Gendhing Ketawang Puspowarno, dilanjutkan gelaran komposisi Karawitan hasil kolaborasi para komponis yang telah mencapai puncak penjelajahan artistik Gamelan. Mereka adalah Rahayu Supanggah (Solo), Wayan Yudane (Bali), dan Taufik Adam (Jakarta).

Konser Utama, pada pertunjukan ini ingin menunjukkan pencapaian tertinggi yang telah diraih oleh seniman-seniman yang bisa dikategorikan sebagai maestro (empu) gamelan dan institusi pendidikan kesenian dari berbagai penjuru tanah air dan mancanegara. Mereka, akan menampilkan karya-karya masterpiece ciptaan sendiri ataupun membawakan karya maestro lain.

Gamelan Situs Istana, pada panggung pertunjukan tersebut juga akan menghadirkan konser gamelan yang berasal dari situs-situs istana di antaranya Keraton Kasunanan (Solo), Pura Mangkunegaran (Solo), Puri Paku Alam (Yogyakarta), Kasultanan (Yogyakarta), Kasultanan Kanoman Cirebon (Cirebon), Puri Pliatan - Teges (Bali), dan juga Kasultanan Banjar (Kalimantan Selatan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun