Mohon tunggu...
Suko Waspodo
Suko Waspodo Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

amrih mulya dalem gusti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Curhat Seorang Rakyat

26 Mei 2018   20:02 Diperbarui: 1 Agustus 2018   08:50 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keputusan pemerintah untuk memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) serta gaji ke-13, bagi para Pegawai Negeri Sipil (PNS), pensiunan PNS, anggota TNI serta Polri, menjadi perbincangan yang hangat bebarapa hari ini, baik secara off-line alias dari mulut ke mulut maupun on-line di media sosial. 

Banyak yang merasa senang dengan keputusan tersebut namun tidak sedikit juga yang merasa kurang puas lalu terus mengeluh dalam pergunjingan dan mengungkapkannya pula lewat media sosial dan bahkan menuliskannya dalam artikel.

Dipicu oleh situasi itulah kali ini saya ingin menyampaikan curahan hati (curhat) lewat tulisan ini. Curhat saya bukan ingin mengeluh dan bukan pula ingin memprotes karena saya tidak pernah dapat gaji dan THR dari pemerintah. 

Hanya curhat ungkapan keheranan dan berharap dibaca oleh para PNS, pensiunan PNS, anggota TNI serta Polri yang pasti akan segera menerima tunjangan tersebut, secara khusus yang mengeluh dengan nada protes akan besaran tunjangan serta gaji yang akan mereka terima.

Mengapa masih banyak calon penerima yang mengeluh mempermasalahkan besaran THR yang akan mereka terima?  Ada yang merasa terlalu kecil dan tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan hari raya mereka. 

Ada yang mengungkapkan dalam tulisan di media bahwa THR yang mereka terima seharusnya tiga kali lipat dan bukan hanya sebesar take home pay yang mereka terima dalam satu bulan. Mereka beralasan bahwa mereka hampir 4 tahun tidak memperoleh kenaikan gaji. Apakah ada keharusan pemerintah menaikkan gaji setiap tahun?

Keluhan mereka sungguh aneh. Bukankah mereka seharusnya bersyukur dengan apa yang akan mereka terima. Apakah mereka tidak mencermati situasi ekonomi yang sedang relatif sulit? Pemerintah pasti tidak mudah mewujudkan THR serta gaji ke-13 ini. Namun demi kesejahteraan mereka yang katanya  "abdi negara"  ini, pemerintah tetap mengupayakannya.

Mereka yang mengeluh dan bahkan seakan memprotes seharusnya melihat juga di sektor swasta. Karyawan swasta tidak semuanya memperoleh THR apalagi gaji ke-13. Banyak perusahaan yang tidak mampu memberikan THR, demi untuk menjaga agar perusahaan tetap berjalan tanpa harus mem-PHK sebagian karyawannya.  Bagi  para PNS maupun anggota TNI serta Polri tentu tidak perlu merasa cemas di-PHK, karena negara tidak akan bangkrut.

PNS, anggota TNI serta Polri sejak era reformasi  telah menerima gaji dan tunjangan yang sangat layak meskipun ironisnya kinerjanya belum optimal dan etos kerja juga relatif belum baik. 

Mereka mungkin tidak menyadari bahwa selama ini apabila gaji mereka naik atau baru ada kabar akan naik saja, harga-harga kebutuhan pokok juga langsung naik. Dampaknya tentu saja para karyawan swasta atau yang tidak menerima gaji dari pemerintah. 

Karyawan swasta kembang kempis dengan gajinya untuk memenuhi kebutuhan hidup karena mereka tidak otomatis mendapat penyesuaian gaji. Perusahaan swasta tentu tidak serta merta mampu menaikkan gaji karyawannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun