Mohon tunggu...
Sukma Rofiani
Sukma Rofiani Mohon Tunggu... Guru - Guru Belajar Menulis

Berproses memprasasti diri dengan tulisan. Berdaya untuk bermanfaat dan berharga. Semangat Literasi!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sinkron dan Asinkron dalam PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas)

22 Desember 2021   18:25 Diperbarui: 22 Desember 2021   18:30 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembelajaran tatap muka sudah berlangsung beberapa bulan, bahkan ada daerah yang telah mempraktikkan pembelajaran tatap muka sepenuhnya. Pembelajaran tidak hanya dibatasi waktu, tetapi juga dibatasi oleh jumlah. Setiap satu rombel atau rombongan belajar, hanya separuh saja siswa yang diperbolehkan masuk. Selain itu, setiap siswa diperbolehkan masuk sekolah maksimal dua kali dalam sepekan (sekarang menjadi tiga kali dalam sepekan).

Siswa senang sekaligus bimbang apalagi gurunya. Siswa senang karena setelah sekian lama pembelajaran daring, akhirnya dapat belajar secara tatap muka. Siswa dan guru bimbang karena daring harus tetap terlaksana meskipun sudah tatap muka. Nah, pembelajaran sinkron dan asinkron menjadi cara jitu dalam mengondisikan kebimbangan tersebut.

Sederhananya, pembelajaran sinkron adalah pembelajaran yang dilaksanakan secara langsung. Guru dan murid berkomunikasi dua arah dalam waktu yang ditentukan. Ini bisa dilaksanakan dengan perantara teknologi maupun tidak. Perantara teknologi misalnya dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan zoom, google meet, duo atau lainnya yang dilaksanakan secara live atau langsung. Jika tanpa perantara teknologi, pembelajaran tatap muka merupakan pembelajaran sinkron.

Sedangkan pembelajaran asinkron, tentu saja berkebalikan dengan pembelajaran sinkron. Pembelajaran asinkron dilaksanakan tidak serempak, biasanya menggunakan media perantara. Media ini bisa menggunakan google classroom, Microsoft 365 atau LMS lainnya. Siswa dapat mengakses materi-materi yang diberikan oleh guru kapan dan di mana saja. Semuanya selesai sesuai dengan kesepakatan.

Kesepakatan antara guru dan siswa untuk mempraktikkan pembelajaran sinkron dan asinkron sangat penting dalam PTMT. Ini sebagai akar yang kuat agar pembelajaran yang diterima oleh siswa sama. Hal ini juga memengaruhi komitmen siswa dengan guru tersebut. Sehingga, dalam pembelajaran tatap muka, siswa konsentrasi belajar, tidak terpengaruh dengan pembelajaran asinkron dari guru lain.

Misalkan saja, guru dengan siswa menyepakati materi dan tugas dibagikan di LMS yang dipilih bersama. Saat PTMT, siswa mempresentasikan produknya atau konsultasi materi dan tugas. Waktu PTMT yang terbatas lebih berkualitas karena dapat membahas sesuai kebutuhan siswa.

Kebutuhan siswa dalam belajar memang berbeda. Ada siswa yang bisa berlari tanpa didampingi. Ada juga siswa yang harus ditemani saat berjalan. Contohnya, siswa membutuhkan pembekalan materi secara detail tentang struktur kalimat untuk menulis kalimat. Namun, ada siswa yang sudah memahami materi tersebut tanpa materi perlu diulangi lagi.

Kebutuhan siswa akan terpenuhi ketika guru memahami siswanya. Guru harus memahami bahwa setiap siswa memiliki keunikan dan kemampuan yang berbeda. Apalagi menyoal tentang kemampuan menyelesaikan tantangan atau tugas dari guru. Ada siswa yang bisa menyelesaikan tugas sehari jadi. Hal ini tidak bisa kita (guru) samakan dengan siswa lain. Tidak ada siswa yang bodoh, yang benar adalah guru yang belum memahami siswanya. Hal ini dimungkinkan dengan berbagai alasan, guru yang memiliki jam terbang tinggi atau banyaknya dokumen yang harus diselesaikan. Jika bukan keduanya, bisa jadi karena guru belum mencoba memahami siswa.

Dalam hal memahami siswa, guru maupun sekolah lagi-lagi tidak bisa sendirian. Kolaborasi adalah cara efisien dalam memahami siswa. Setiap guru bisa saling berkolaborasi untuk memberikan informasi terkait dengan siswa-siswanya. Selain kolaborasi tentang mendapatkan informasi siswa, kolaborasi dapat dilakukan dalam pembelajaran. Misalkan, satu tugas mencakup dua mata pelajaran sekaligus. Guru Bahasa Indonesia dengan guru produktif dalam membuat laporan cara membuat produk makanan, donat contohnya. Yang tidak kalah pentingnya, kolaborasi sempurna adalah antara siswa, guru, sekolah dan orang tua.

Salam Pendidikan

Maju terus pendidikan Indonesia!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun