Mohon tunggu...
Valencia Rodrigo
Valencia Rodrigo Mohon Tunggu... Lainnya - an Libertarian

“ Menuju bukit yang tinggi melalui jalan yang sempit”

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konservatisme yang Menjajah Indonesia

16 Oktober 2020   00:32 Diperbarui: 16 Oktober 2020   00:36 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jujur saja saya mendambakan Indonesia negara yang sekuler, saya sudah sangat jijik melihat para calon pemimpin yang memanfaatkan agama hanya sebagai kepentingan politik , 

sejujurnya bukan hanya di Indonesia saja politik agama dimainkan , negara negara berkembang dibelahan dunia lain pun menggunakan cara politik agama untuk meraup suara, agama merupakan alat paling seksi bagi para calon pemimpin, sehingga orang lupa bahwa mental penjahat mereka mereka ini tertutup tameng besar bernamakan “ agama”.

Suatu ketika saya pernah berdebat dengan orang tua saya , karena saya belakangan jarang beribadah , disitu saya berkata kepada orang tua saya bahwa apabila saya jarang pergi kerumah ibadah bukan berarti orang tua saya gagal mendidik saya sebagai kristen yang taat, hanya saja saya pikir banyak yang saya bisa lakukan dibanding berdoa, 

saya selalu merasa bahwa saya bisa berdoa kapan pun saya mau dan kapan pun saya butuh , tidak wajib hari minggu saja bagi yang kristen , atau wajib hari jumat saja ke masjid bagi yang muslim , 

saya merasa bahwa umat manusia harus melakukan sesuatu yang lebih di hidup nya agar hidup nya jauh lebih berarti dibanding hanya dengan berdoa atau ke rumah ibadah saja, 

saya percaya agama saja tidak akan bisa menyelamatkan kita apabila kita ditodong pistol didepan kepala kita oleh seorang penjahat, butuh aksi nyata agar kita lolos dari penjahat tersebut, kita tidak mungkin selamat apabila kita membacakan doa didepan orang yang menodong kita pistol bukan?, 

maka dari itulah saya percaya bahwa agama merupakan cara bagi saya untuk menjalin hubungan dengan yang maha kuasa, apapun agamanya saya pikir semua sama saja dan mempunyai ciri khas nya masing masing.

Seperti kata Karl Marx salah satu tokoh panutan para sosialis-sosialis di dunia “ agama adalah candu “ ,yang saya intepretasikan bahwa banyak hal yang sejujurnya bisa manusia lakukan untuk mengubah kemiskinan, 

tetapi karena mereka konservatif yang hanya mereka pikirkan adalah “ ah sudah lah sudah takdir yang maha kuasa kita begini” itu merupakan jawaban paling cupu yang keluar dari mulut manusia ketika mereka mempasrahkan hidup nya yang miskin hanya karena mereka percaya bahwa itu sudah menjadi takdir tuhan, padahal sejujurnya mereka masih sangat berkesempatan untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik.

Di abad ke-21 ini saya merasa bahwa banyak sekali hal hal yang kita tidak bisa temukan di kitab suci manapun, kita tidak bisa menemukan cara-cara merakit pesawat, cara-cara membuat telepon genggam ,bahkan membuat nuklir sekalipun, 

lantas bisa kita bayangkan apabila umat manusia memegang teguh gaya hidup tradisionalnya semua ini tidak akan mungkin bisa terjadi. Kita tidak akan bisa bepergian kenegara lain dengan mudah dan efesien dari segi waktunya , 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun