Mohon tunggu...
Valencia Rodrigo
Valencia Rodrigo Mohon Tunggu... Lainnya - an Libertarian

“ Menuju bukit yang tinggi melalui jalan yang sempit”

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konservatisme yang Menjajah Indonesia

16 Oktober 2020   00:32 Diperbarui: 16 Oktober 2020   00:36 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah benar karena Konservatisme Indonesia tidak bisa maju?, lantas kita semua bertanya-tanya mengapa negara maju rata-rata sedikit sekali otak masyarakatnya yang  konservatif.

Kalau kita berkaca pada masyarakat-masyarakat di eropa, banyak sekali generasi millenial yang mengaku tidak beragama, tetapi mereka masih tetap bisa berpikir logis dengan akal pikiran mereka sehingga negara-negara di eropa mayoritas negara maju , tidak seperti benua-benua lainnya di muka bumi ini.

Kita sudah hidup di abad ke-21 masa dimana tradisi kuno yang dianggap tidak bisa membantu manusia untuk bertahan lebih lama sudah banyak ditinggalkan, berkembangnya teknologi umat manusia mencari segala kemudahan demi bisa mencapai taraf hidup yang diinginkan , tentu orang yang masih menggunakan alat-alat tradisional dalam hidupnya akan kalah dengan orang yang sudah menggunakan teknologi lebih maju

Via : kompas
Via : kompas

Via: infopublik
Via: infopublik

Kalau kita melihat Italia , salah satu negara favorit turis di seluruh dunia apabila berkunjung ke eropa, tentu kita akan terpukau melihat betapa indah nya kota Roma, apalagi jika sudah berkunjung ke arena gladiator Colosseum salah satu tempat bersejarah di Roma. 

Tetapi apakah kita tau bahwa sesungguhnya Italia bukanlah merupakan negara yang kaya apabila dibanding negara eropa lainnya,  kemiskinan yang tinggi serta pariwisata lah salah satu satunya pemasukan terbesar negara , kita bisa bayangkan masa pandemi ini Italia jatuh bangun menghadapi ancaman ekonomi karena pariwisatanya yang menjadi salah satu sumber pemasukan negara menjadi hancur . 

Lantas apakah ini disebabkan karena konservatisme yang menguasai pemikiran orang Italia?, Italia merupakan salah satu negara paling religius di eropa, disini katolik nya pun lumayan “ garis keras” dibanding negara2 eropa lainnya, dan Vatikan yang salah satu tujuan orang-orang katolik di dunia untuk pergi , berada di Italia.

Apakah Indonesia memiliki kesamaan dengan Italia? Kita negara yang besar, sumber daya melimpah , pariwisata pun menjadi faktor terbesar dalam menyumbangkan devisa terhadap negara, lantas mengapa begitu? Apakah karena masih banyak orang Indonesia yang konservatif?

Saya percaya bahwa pada hakikatnya bukan hanya umat islam lah yang konservatif di negara ini, umat agama lain pun sama, mau itu kristen , hindu , buddha ,katolik. Saya pun mengakui angkatan tua keluarga saya(opa oma)  adalah seorang kristen yang konservatif, hanya saja memang mayoritas negara ini negara islam, tidak menutup kemungkinan kalau kristen katolik buddha hindu yang menjadi mayoritas bisa saja hasilnya tidak jauh berbeda, dibelahan dunia ini . 

Negara negara konservatif rata rata memiliki konflik agama yang tinggi, sehingga mereka lupa mengurusi hal yang jauh lebih penting terkait kemajuan negara mereka masing masing. 

Jujur saja saya mendambakan Indonesia negara yang sekuler, saya sudah sangat jijik melihat para calon pemimpin yang memanfaatkan agama hanya sebagai kepentingan politik , 

sejujurnya bukan hanya di Indonesia saja politik agama dimainkan , negara negara berkembang dibelahan dunia lain pun menggunakan cara politik agama untuk meraup suara, agama merupakan alat paling seksi bagi para calon pemimpin, sehingga orang lupa bahwa mental penjahat mereka mereka ini tertutup tameng besar bernamakan “ agama”.

Suatu ketika saya pernah berdebat dengan orang tua saya , karena saya belakangan jarang beribadah , disitu saya berkata kepada orang tua saya bahwa apabila saya jarang pergi kerumah ibadah bukan berarti orang tua saya gagal mendidik saya sebagai kristen yang taat, hanya saja saya pikir banyak yang saya bisa lakukan dibanding berdoa, 

saya selalu merasa bahwa saya bisa berdoa kapan pun saya mau dan kapan pun saya butuh , tidak wajib hari minggu saja bagi yang kristen , atau wajib hari jumat saja ke masjid bagi yang muslim , 

saya merasa bahwa umat manusia harus melakukan sesuatu yang lebih di hidup nya agar hidup nya jauh lebih berarti dibanding hanya dengan berdoa atau ke rumah ibadah saja, 

saya percaya agama saja tidak akan bisa menyelamatkan kita apabila kita ditodong pistol didepan kepala kita oleh seorang penjahat, butuh aksi nyata agar kita lolos dari penjahat tersebut, kita tidak mungkin selamat apabila kita membacakan doa didepan orang yang menodong kita pistol bukan?, 

maka dari itulah saya percaya bahwa agama merupakan cara bagi saya untuk menjalin hubungan dengan yang maha kuasa, apapun agamanya saya pikir semua sama saja dan mempunyai ciri khas nya masing masing.

Seperti kata Karl Marx salah satu tokoh panutan para sosialis-sosialis di dunia “ agama adalah candu “ ,yang saya intepretasikan bahwa banyak hal yang sejujurnya bisa manusia lakukan untuk mengubah kemiskinan, 

tetapi karena mereka konservatif yang hanya mereka pikirkan adalah “ ah sudah lah sudah takdir yang maha kuasa kita begini” itu merupakan jawaban paling cupu yang keluar dari mulut manusia ketika mereka mempasrahkan hidup nya yang miskin hanya karena mereka percaya bahwa itu sudah menjadi takdir tuhan, padahal sejujurnya mereka masih sangat berkesempatan untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik.

Di abad ke-21 ini saya merasa bahwa banyak sekali hal hal yang kita tidak bisa temukan di kitab suci manapun, kita tidak bisa menemukan cara-cara merakit pesawat, cara-cara membuat telepon genggam ,bahkan membuat nuklir sekalipun, 

lantas bisa kita bayangkan apabila umat manusia memegang teguh gaya hidup tradisionalnya semua ini tidak akan mungkin bisa terjadi. Kita tidak akan bisa bepergian kenegara lain dengan mudah dan efesien dari segi waktunya , 

kita tidak akan bisa mudah berhubungan dengan orang lain yang terbatas oleh jarak dan tempat. Ini merupakan proses dimana akal dan pikiran manusia berkembang, proses dimana peradaban manusia berkembang . Semua ini tidak akan pernah terjadi apabila manusia masih sibuk berpegang teguh pada gaya tradisionalnya masing masing.

Tetapi saya selalu percaya bahwa agama merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keteraturan hidup manusia, selain hukum.

Jadi saya merasa bahwa agama dan akal pikiran harus jalan beriringan , akal pikiran untuk membantu proses perkembangan  manusia dan agama untuk membantu manusia tidak melenceng dari akal pikiran yang liar.

Terakhir kata, impian saya selalu sama “ Indonesia menjadi negara sekuler “ , sudah terlalu banyak konflik dalam tata hidup bermasyarakat berlatarkan agama. Indonesia terlalu sibuk mengurusi pertikaian seseorang hanya karena perbedaan kepercayaan ,

saya harap ini bisa di netralisir sehingga proses menjadi sebuah bangsa yang maju itu tidak terhambat oleh faktor-faktor yang sangat kurang penting dan bermanfaat yaitu karena agama, percayalah agama itu merupakan privasi seseorang , malu diketawain negara lain , ketika negara lain sudah berlomba-lomba buat nuklir, kita masih konflik gara gara beda agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun