Mohon tunggu...
Fathur Mafianto
Fathur Mafianto Mohon Tunggu... Guru - Guru, penjahit, dan traveller writing

Lelaki yang berhobby jadi penjahit dan ingin mencari ilmu setinggi langit ketujuh.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Antara Ikat Janji Suci dan Cincin 0,25 Karat

18 Agustus 2020   22:19 Diperbarui: 19 Agustus 2020   01:35 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepada: si Pemilik Hati Batu


Kemarin lusa
Setali tiga ikat benang merah
Bukankah kau datang kerumahnya
Tidak. Lalu jejakmu membekas di mata tetangganya itu
Kau sangka angin berseliweran di halaman tandus
Datang tak diundang pergi tak diantar
Lantas siapa yang datang ke rumahnya?

Hari ini, selepas solat maghrib
Calonmu datang ke rumah
Mengembalikan cincin 0,25 karat
Dengan wajah memelas tanpa kasih
Menerima permintaan licikmu
Bukankah itu buaya daratmu sudah mendahului kenaifan para pecundang
Bukan juga. Lantas langkah seperti apa yang kau idam-idamkan?

Pernikahan ini bukan mainan
Ikatan ini bukan setali tiga putus

Ketahuilah
Pernikahan ini adalah tentang jembatan antara dunia dan akhirat
Setiap langkah ada pertanggungjawabannya
Namun. Apakah kau tidak bertanya sekali lagi, pada rumput bergoyang?
Atau hanya sekedar menyapa lalu larut pada kebencian belaka

Bila kau dapati
Lusa atau selanjutnya
Calon yang lebih buruk dari sekarang
Anggap saja itu peringatan bukan karma
Dan aku tetap menuliskan kisahmu di kitab merah

Kamar Hijau,
18/08/2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun