Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kepindahan Ibu Kota dan Nasib LRT Jakarta

16 Mei 2019   07:38 Diperbarui: 16 Mei 2019   14:52 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain MRT, pemerintah juga membangun Light Rail Transit (LRT), sebuah sistem angkutan cepat dengan kereta api ringan.  MRT dan LRT sama-sama transportasi  berbasis rel. MRT akan operasional secara komersial sejak 1 April 2019 dan LRT Jakarta akan menyusul kemudian. Meskipun LRT Jakarta lintasanya masih sangat pendek, hanya 5,8 km dari kelapa Gading ke Velodrom Rawamangun, perangkat menageman MRT cukup kuat, dipimpin seorang direktur.  Hal ini menandakan BUMD DKI Jakarta ini memiliki masa depan gemilang dalam merajut transportasi berbasis rel di ibu kota.

Pembangunan MRT dan LRT juga dibiyai negara melalui pinjaman dari  pemerintah Jepang,  dana  pemerintah pusat dan pemerintah DKI Jakarta. MRT dan LRT Jakarta keduanya dikelola  BUMD, perusahaan berbentuk perseroan  milik Pemda DKI.  MRT merupakan perusahaan baru yang didirikan pada 17 Juni 2008. Sedangkan LRT akan dioperasikan PT LRT, anak yang saat ini masih dibawah   PT Jakarta Propertindo.

Pembangunan MRT dan LRT sebagai transportasi massal modern di ibu kota ini  merupakan upaya pemerintah mengurangi pengguna kendaraan pribadi. Dengan transportasi yang modern, cepat dan nyaman diharapkan dapat mendorong pengguna kendaraan pribadi beralih menggunakan angkutan umum.

Kehadiran transportasi massal MRT, LRT Jakarta, LRT Jabodetabek akan menjadi magnet bagi masyarakat. Kesan modern akan menjadikan MRT menjadi pilihan utama transportasi ibu kota. Menjadi harapan besar sebagian warga ibu kota berpindah dari kendaraan pribadi dengan kendaraan umum.

Negera-negara maju berhasil mencegah dan mengatasi kemacetak dengan transportasi massal, Indonesia cepat atau lambat harus mengarah transportasi massal. Generasi mellenial diharapkan tidak tertarik memiliki dan menggunakan kendaraan pribadi. Harapannya mereka akan menjadi  pionir pengguna transportasi umum sebagi pilihan utama.

Untuk mendobrak kemacetan sulit bila tidak ada tekad kuat dari pemerintah untuk membenahi transportasi Jakarta pemerintah telah dan akan terus  membangun kereta api modern di perkotaan. Masalahnya, sekarang, ibu kota akan dipindahkan ke luar Jawa. Masih perlukan LRT Jakarta dikembangkan? Untuk apa dan untuk siapa. Dengan pindah ke luar Jawa, masihkah Jakarta menjadi magnet bagi warga untuk menjejali Jakarta? ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun