Mohon tunggu...
Akhmad Sujadi
Akhmad Sujadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Enterpreneur

Entepreneur

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tanpa Plastik, Jakarta Menjadi Kota Kedua Setelah Balikpapan

18 Desember 2018   22:22 Diperbarui: 18 Desember 2018   22:50 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Balikpapan tanpa kantong keresek. Melalui PLN Peduli warga bisa menggunakan kantong belanja (Ft. Tribun)

Ketika mampir ke  toko modern di Kota Balikpapan Okober silam, penulis kesulitan membawa minuman dan makanan dalam kemasan  yang sudah dibeli. Dengan tas keranjang akhirnya minuman dan makanan dalam kemasan itu saya jinjing dan dimasukkan ke bagasi mobil. Setelahnya tas keranjang saya kembalikan.

 Ketika mengembalikan tas, kasir bilang, "Pak maaf kami tidak menyediakan tas keresek. Kebijakan tanpa tas keresek sudah lama diterapkan di Balikpapan," kata wanita muda penjaga toko penuh peduli lingkungan.

Atas perlakuan pelayan toko yang ramah dan kebijakan Wali Kota Balikpapan menerapkan kebijkan pelayanan tanpa kantong plastik mengusik hati penulis. "Balikpapan lebih maju dari Jakarta," batin saya.

tribunnews.com
tribunnews.com
Meskipun belum sempat ditulis di Kompasiana, niat menulis Jakarta tanpa kantong keresek sering muncul di pikiran penulis. Pas kebetulan Selasa pagi baca media,  Jakarta akan menerapkan kebijakan tanpa kantong keresek dengan denda Rp5 hingga Rp25 juta. Sungguh melegakan saya sebagai pejuang plastik keresek.

Penerapan kebijakan tanpa plastik yang akan diterapkan di DKI Jakarta mulai Januari 2019, sungguh perbuatan mulia seorang pemimpin. Kinerja dan kabijakan Gubernur DKI Anies  Baswedan tentang larangan penggunaan kantong plastik patut diacungi jempol. "Anies diam tapi kerjanya oke," kataku dalam hati.

Setahu saya Jakarta menjadi kota kedua yang menerapkan kebijakan belanja tanpa kantong plastik. Sebagai warga ibu kota kita harus bangga, menjadi pelopor Jakarta tanpa plastik. Jadikan kita mulia tanpa kantong plastik yang akan mengotori dunia.

Plastik sunggung sangat praktis sebagai wadah atau tempat berbagai barang satuan untuk di bawa ke mana saja. Sayangnya seluruh pedagang pasar, toko modern, warung nasi, dan warung kelontong semua mengggunakan plastik keresek berbagai ukuran  dalam melayani pelanggan.

Bukan karena praktisnya plastik yang kami musuhi, bukan pula kurang praktisnya plastik sebagai alat kemasan, namun sampah plastik yang dipakai hanya sekali mendorong orang membiasakan diri membuang sampah sembarangan.

Bahkan meskipun sampah plastik  dibuang di tempat sampah pun, plastik menjadi benda yang sulit diurai oleh bakteri. Bila dibakar sampah plastik akan  menimbulkan polusi, dibiarkan tidak membusuk,  sehingga membikin dunia penuh sampah plastik.

Saat ini banyak industri menggunakan plastik sebagai sarana mengemas produk. Air mineral, pakai plastik. Tempat makan, pakai plastik. Semua pakai plastik. Seolah tidak ada benda atau bahan lain sebagai pengganti plastik.

Sebelum ada plastik orang menggunakan daun pisang, daun jati untuk membungkus nasi. Orang menggunakan kendi terbuat dari tanah untuk menampung air minum. Sekarang industri mengambil praktisnya menggunakan botol plastik berbagai kemasan untuk mempermudah distribusi produk.

Dengan penerapan kebijakan tanpa plastik, langkah apa yang akan dilakukan warga dalam berbelanja. Kebijakan Pemprov DKI Jakarta tanpa plastik harus didukung seluruh warganya. Baik warga ber KTP DKI maupun siapa saja yang mencari nafkah dan beraktivitas di DKI Jakarta harus mendukung terwujudnya Jakarta tanpa kantong keresek untuk belanja.

Masyarakat harus bersiap, membiasakan diri mulai sekarang sebelum belanja, bawa kantong atau tas dari rumah. Bisa kantong keresek bekas, bisa pula tas kain yang bisa kita simpa. Dengan begitu kita sudah berpartisipasi memelihara bumi dari kerusakan lebih cepat.

Paus Mati Karena Sampah

Kasus seekor paus yang mati di Wakatobi dengan perut berisi 5,9 kg sampah plastik membuat miris. Laut yang seharusnya bersih tercemar sampah plastik. Sampah di laut lebih banyak berasal dari daratan.

Kebiasaan warga membuang sampah ke sungai menjadi laut kotor penuh sampah. Semua sungai akan bermuara ke laut. Karena seluruh sungai menjadi ajang membuang sampah, lautan setiap waktu dipenuhi sampah plastik dari berbagai macam bentuk.

Usaha memerangi sampah plastik harus dimulai dari sekarang, dimulai dari kita, dari diri sendiri dan bila semua orang melakukkanya, sampah plastik tidak akan mengotori dunia. Plastik kita musuhi karena perilaku kita yang tidak disiplin, bukan karena fungsinya.

Kepada seluruh warga Indonesia di mana pun berada, jadikan diri Anda pelopor peduli sampah plastik. Tolak bila pelayan memberikan banyak kantong plastik. Siapkan jkantong sebelum belanja. Indahnya dunia tanpa sampah plastik. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun