Selanjutnya pertumbuhan mobil pribadi tahun 2014 masih 1, 59 juta, tahun 2015 tumbuh menjadi 2, 37 juta, tahun 2016 menjadi 3, 48 juta, tahun 2017 turun menjadi 3, 19 dan tahun 2018 diprediksi naik menjadi 3, 7 juta kendaraan. Tak kalah pertumbuhan sepeda motor, tahun 2014 masih diangka 1, 87 juta, tahun 2015 menjadi 3, 75 juta, tahun 2016 menjadi 5, 14 juta, tahun 2017 menjadi 6, 39 juta dan tahun 2018 diprediksi menjadi 8, 52 juta sepeda motor. Dalam 5 tahun sepeda motor tumbuh paling tinggi, hampir delapan kali lipat.
Pertumbuhan kendaraan pribadi dipicu beberapa faktor diantaranya dampak pembangunan jalan tol trans Jawa dan trans Sumatera, kemudian berkembangnya teknologi kendaraan, kemudahan memperoleh kendaraan dengan cara kredit serta kemudahan manuver  menjadi pertimbangan pemudik memilih mobil pribadi untuk mudik ke kampung halaman.
Yang paling krusial pemudik sepeda motor yang masih menyesaki jalan raya di Jawa dan lintas Jawa-Sumatera yang masih cukup  dominan. Mudik dengan sepeda motor sejatinya  paling rawan menimbulkan kecalakaan lalu lintas, hal ini karena sepeda motor didesain bukan kendaraan untuk jarak jauh. Beberapa pemicu pemudik memilih  sepeda motor diantaranya kemudahan manuver, hemat biaya dan pertumbuhan teknologi sepeda motor dengan CC besar serta mudah memperoleh kreditnya.
Data dan fakta bukan sekedar disajikan kepada publik, namun data hendaknya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam memanage angkutan lebaran di tahun berikutnya. Angkutan lebaran akan terus bergulir dari tahun ke tahun, dan akan menjadi pekerjaan rutin tahunan, siapa pun yang memimpin negeri ini. Dengan kondisi perkembangan infrasturkur yang terus membaik, mestinya angkutan lebaran dapat dimanage menjadi angkutan liburan yang menyenangkan. **
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI