Mohon tunggu...
Suhindro Wibisono
Suhindro Wibisono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

. ~ ~ ~ ~ " a critical observer " ~ ~ ~ ~ ( 5M ) ~ SPMC = "Sudut Pandang Mata Capung" ~ yang boleh diartikan ~ "Sudut Pandang Majemuk" || MEMPERHATIKAN kebenaran-kebenaran sepele yang di-sepele-kan ; MENCARI-tahu mana yang benar-benar "benar" dan mana yang benar-benar "salah" ; MENYUARAKAN kebenaran-kebanaran yang di-gadai-kan dan ter-gadai-kan ; MENGHARAP kembali ke dasar-dasar kebenaran yang di-lupa-kan dan ter-lupa-kan ; MENOLAK membenarkan hal-hal yang tidak semestinya, menolak menyalahkan hal-hal yang semestinya. (© 2013~SW)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saktinya Pawang Hujan atau Kebetulan Tidak Hujan?

29 Agustus 2016   12:02 Diperbarui: 29 Agustus 2016   12:08 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kumpulanluccu.blogspot.com


 Opini Kira ala #SPMC Suhindro Wibisono

Mumpung blom lama berlalu, mumpung suasananya masih engga beda jauh, setidaknya Anda tahu bahwa bulan Agustus 2016 ini masih sangat sering hujan deras bahkan Jakarta juga sempat kebanjiran. Panas sebentar, lalu tidak lama kemudian mendung dan hujan lebat, begitulah kenyataannya hari-hari ini bukan?

Setiap 17 Agustus adalah hajatan besar untuk memperingati kemerdekaan negara tercinta. Pada hajatan 17 Agustus 2016 kemaren ada sedikit perbedaan beritanya, lebih heboh karena ada soal kewarganegaraan salah satu peserta Paskibraka  yang sudah terpilih melalui beragam seleksi sebelumnya, dan juga sudah ikut latihan sekitar 5 bulan. Ada-ada saja, padahal wong ya sudah jelas, begitu diklarifikasi bahwa anak tersebut (Gloria) belum cukup umurnya untuk harus memilih kewarganegaraannya sesuai dengan yang ditetapkan oleh UU, kenapa begitu lambat memutuskan?

Sehingga anak tersebut terpaksa hanya boleh ikut "main" di babak kedua kalau diibaratkan permainan bola. Dan dalam benak saya langsung tersirat, jajaran Kementrian Pemuda dan Olah Raga khususnya, atau Istana Negara lingkup lebih besarnya, tidak memiliki tim yang benar-benar ahli hukum sehingga bisa memberi masukkan atau tempatnya bertanya. Masihkah kurang peka dan kurang contoh masalah karenanya?

Kalau ada yang berkenan menyampaikannya kepada Pak Presiden Jokowi, tolong disampaikan tentang hal itu, tentang kurang paiawainya tim hukum yang ada saat ini, setidaknya begitulah versi kacamata saya. Terlalu lambat dalam mengambil keputusan, dan itu tanda kurang sigapnya tim pembantu Presiden dalam bidang hukum, maaf.

Saya jadi cerita ngalor ngidul, padahal awalnya hanya ingin menyampaikan soal yang berkaitan dengan upacara peringatan kemerdekaan RI.

TAHUKAH ANDA BETAPA HEBATNYA PAWANG HUJAN ISTANA? BUKANKAH KENYATAANNYA PAS 17 AGUSTUS ITU TIDAK HUJAN? Padahal hari sebelumnya hujan dan hari sesudahnya juga hujan, kemaren lusa hujan, kemaren juga hujan, tadi juga hujan. Dan saya percaya tidak terjadi hujan pada 17 Agustus 2016 itu bukan hanya faktor kebetulan, tapi juga karena adanya permohonan (dari pawang hujan). Juga pada 17 Agustus tahun-tahun sebelumnya, tapi mengingat biasanya Agustus adalah termasuk kemarau, dan mungkin kita susah mengingatnya keadaan yang sudah lama, maka itu dari awal tadi saya nyatakan ingatlah kejadian terakhir saja (17 Agustus 2016).

Dalam ingatan saya, maaf kalau salah ingat, ketika waktu itu kemarau panjang lalu banyak tokoh doa bersama untuk minta hujan dan tidak berhasil. Terus pada kali lain ada juga Pak Wapres menggalang banyak tokoh untuk doa bersama juga minta hujan, tapi yang diprakarsai Pak Wapres lumayan berhasil walau hari itu tidak terjadi hujan, ingat saya setidaknya dalam sepuluh hari dari doa permohonan hujan itu memang terjadi hujan. Tapi harap dicatat, memang waktu itu ramalan cuacanya keadaan sudah memasuki musim penghujan.

Jadi yang ingin saya utarakan adalah, mengalihkan waktu hujan atau menunda sesaat waktu hujan adalah lebih mungkin dan lebih terbukti sering berhasil, dari pada memohon yang memang belum musimnya. Jadi kali lain sebaiknya kalau mau berdoa memohon sesuatu kepada Yang Maha Kuasa, jangan lupa logika rasionalnya. Berilah ruang atau alasan agar Tuhan juga punya alasan untuk mengabulkan doa Anda. Ketika Anda memohon "sesuatu" tapi Anda sendiri tidak berusaha untuk mendapatkan "sesuatu" itu, apa alasan Tuhan untuk mengabulkan doa Anda?

Apakah itu artinya saya tidak percaya mujizat? Percaya! Tapi menurut pengamatan saya, mujizat itu justru banyak terjadi untuk hal-hal yang tidak pernah Anda mohonkan sebelumnya. Atau juga karena doa permohonan yang disertai perjuangan untuk memperolehnya. Bagaimana menurut Anda? (#SPMCSW, Minggu, 28 Agustus 2016)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun