Mohon tunggu...
Suhendrik Nur
Suhendrik Nur Mohon Tunggu... Freelancer - Manusa biasa yang tak berharap apa-apa

Bergerak di literasi jalanan (Perpustakaan Jalanan) Bambu Pena Indramayu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pare: yang Jahat itu Kalian, Bukan Pare-nya

28 Februari 2024   18:54 Diperbarui: 28 Februari 2024   18:58 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika saya mengutarakan niat untuk kembali merantau ke Kampung Inggris Pare. Banyak sekali teman bahkan guru saya yang menitipkan pesan yang cukup nyentrik terkait stigma yang melekat kepada tempat yang akan saya tujuh, yakni "Pare Jahat". 

Sayapun bertanya-tanya mengapa stigma ini melekat sekali ke daerah ini, hingga demi untuk memuaskan rasa penasaran saya, saya telusuri berbagai situs yang ada di internet untuk mencari-cari jawaban atas rasa penasaran saya terkait stigma tadi.

Pare sendiri merupakan sebuah daerah kecil yang terkesan ingin menjelma menjadi kota metropolitan, di mana banyak sekali brand/merek besar mulai menginvasi tempat ini seperti Janji Jiwa, Belikopi, Es Teh Indonesia, Mixue, bahkan kedai mie yang sedang viral atas kontroversinya belakangan ini yakni Mie Gacoan pun sudah hadir di tempat ini. 

Pare juga merupakan bagian dari Kabupaten Kediri yang dimana Pare ialah nama dari sebuah kecamatan kecil. Meskipun terasa berkembang dibidang perekinomiannya, Pare tetaplah Pare yang dimana seringkali diidentikan dengan nama Kampung Inggris, dimana orang lebih mengenal dengan sebutan Kampung Inggris ini ketimbang dengan Pare itu sendiri. 

Saya pun tidak ingin munafik, karena saya pertama kali tau tempat ini ialah Kampung Inggris ketimbang Pare. Dapat dimaklumin karena Kampung Inggris memang menjadi suatu pusat perhatian Nasional, bahkan sampai Internasional. Bahkan tak sedikit Bule yang datang ke tempat ini bukan hanya untuk menjadi penambah daya tarik akan tetapi ada juga yang menjadi pengajar di tempat ini.

Di samping dari cerita tentang pesatnya perkembangan yang dialami oleh Pare tadi, ternyata tempat ini khususnya ialah Kampung Inggris sendiri memeliki cerita dan juga setigma yang disematkan tempat ini, entah oleh siapa dan juga stigma ini berkesan sangat melekat pada tempat ini.

1. Orang Pare jago Bahasa Inggris

Stigma yang pertama ialah Orang Pare jago Bahasa Inggris. Jujur saja stigma ini adalah stigma yang pertama kali tertanam di kepala saya, di mana ketika saya masih dibangku Sekolah Menengah Pertama, banyak sekali orang yang saya kenal dan juga kebetulan pernah menimbah ilmu di Kampung Inggris selalu berkata bahwa disana itu semuanya harus menggunakan Bahasa Inggris, baik di tempat kursusnya maupun di warung-warung penjajah makanan dan kebutuhan lain sebagainya. 

Anggapan ini lahir ternyata tak bisa dilepaskan dari kehadirannya Kampung Inggris di sini. Anggapan lainya ialah warga Pare yang notabenya merupakan warga local yang bangga dengan terkenalnya Kampung Inggris sehingga mereka dianggap akan belajar Bahasa Inggris karena terkenalnya daerah ini.

Akan tetapi hal ini bertentangan dikarenakan tidak semua warga Pare yang pandai dalam berbahasa Inggris. Selain hal tersebut, tidak semua warga yang tetap bertahan menetap di daerah ini, ada juga beberapa warga yang memilih keluar dari daerah ini dan merantau ketempat lain dengan harapan dapat memperbaiki kehidupan menjadi lebih baik, baik dari segi finansial maupun lain sebagainya.

2. Fakta terkait Kampung Inggris

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun