Kulturpass hadir sebagai solusi konkret untuk menarik kembali perhatian mereka terhadap buku dan karya seni dengan memberikan insentif langsung bagi konsumsi budaya.
Selain meningkatkan minat baca, Kulturpass juga menjadi alat penting dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya.
Dengan dana subsidi yang bisa digunakan untuk mengunjungi museum, menonton teater, atau menghadiri diskusi seni, remaja memiliki peluang lebih besar untuk mengenal warisan budaya negaranya.
Ini tidak hanya memperkaya wawasan mereka, tetapi juga menanamkan rasa apresiasi yang lebih tinggi terhadap seni dan sejarah.
Dampak positif lainnya dari program ini adalah mendukung industri buku dan seni. Dengan meningkatnya daya beli kaum muda terhadap buku, penerbit dan penulis mendapatkan dorongan ekonomi yang lebih kuat.
Hal ini menciptakan ekosistem literasi yang lebih dinamis, di mana meningkatnya permintaan akan buku juga merangsang produksi dan distribusi karya sastra berkualitas.
Keberhasilan Kulturpass dalam meningkatkan literasi dan minat budaya juga sangat bergantung pada dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas literasi.
Sekolah dan perpustakaan dapat berperan sebagai fasilitator dalam mengenalkan manfaat Kulturpass, serta mendorong para siswa untuk menggunakannya dengan cara yang tepat dan bermanfaat.
Lebih jauh, program seperti Kulturpass juga dapat membantu mengurangi kesenjangan akses terhadap buku dan budaya. Remaja dari keluarga kurang mampu sering kali memiliki keterbatasan dalam membeli buku atau mengikuti kegiatan budaya.
Dengan adanya subsidi ini, mereka mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengembangkan minat dan wawasan mereka, tanpa terkendala oleh faktor ekonomi.
Di era di mana arus informasi begitu deras dan serba instan, pemahaman yang mendalam terhadap literasi dan budaya menjadi sangat penting.Â