Mohon tunggu...
Suharto Mirza
Suharto Mirza Mohon Tunggu... Pemerhati masalah seni, kebudayaan dan sosial.Tinggal di Malang

Lahir di Malang, Jawa Timur. Posisi terakhir adalah staf pengajar di salah satu kampus di Mojokerto. Saat ini menempuh prigram doktoral Manajemen Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Seni

Memori `Kelud Theater` dan Main Awara Hoon!

5 Juni 2025   23:13 Diperbarui: 5 Juni 2025   23:13 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Main awara Hoon (1983) Sumber: Pribadi

Tahun 1985. Atmosfer Kota Malang kala itu terasa begitu berbeda, jauh sebelum gempuran platform streaming dan bioskop modern menjamur. Hiburan kala itu masih sangat bergantung pada bioskop, tempat di mana kami bisa merasakan magisnya layar lebar bersama-sama. Lagi-lagi masih tentang Kelud Theater alias bioskop Kelud dan kenangannya. Disitu membekas kenangan tak kan terlupa saat menonton film "Main Aawara Hoon", sebuah film India yang dibintangi oleh aktor pujaanku saat itu, Sanjay Dutt dan Rati Agnihotri disekitar tahun 1984 silam.

Nah, malam itu cuaca begitu cerah. Aku sudah bersiap-siap berangkat nonton film yang memang sudah lama kutunggu. Sejak sore aku sudah bersiap. Bahkan sejak siang tadi. Kebetulan lokasi bioskop adalah ruteku saat pulang sekolah. Maka kupuaskan hati mampir melihat foto-foto adegan film dan poster Sanju yang dipajang di atas loket karcis. Tak sabar rasanya menunggu waktu untuk bertemu sang idola bermata sayu. Kukenakan pakaian terbaik ku yakni kemeja hijau kotak-kotak (ini motif kesukaan idolaku), dipadu celana jeans biru sedikit belel. Rasanya seluruh energi kehidupan menyelimutiku saat itu.

Habis maghrib, kulangkahkan kaki dengan gagah menuju bioskop Kelud yang jaraknya tidak jauh dari rumahku.  Tiba disana disambut dengan dengan arsitekturnya yang khas dan aroma rokok dan jagung bakar yang selalu tercium, Banyak penonton yang dating, termasuk sahabat-sahabatku sesama fans film India. Saat itu, menonton film India adalah sebuah ritual. Ada semangat tersendiri, antusiasme yang terpancar dari setiap penonton yang memenuhi deretan kursi sederhana yang terbuat dari kayu. Suara sound  yang menggelegar terbawa angin (karena ini bioskop open air, tanpa atap) alias misbar/Gerimis bubar makin membuat semarak suasana.

Begitu film "Main Aawara Hoon" dimulai, kami semua terhanyut. Sanjay Dutt, dengan sorot matanya yang penuh karisma dan penampilannya yang "nakal" namun memikat, langsung mencuri perhatian. Ia memerankan karakter yang kompleks, seorang pemuda yang berjuang menemukan jati diri di tengah hiruk pikuk kehidupan. Rati Agnihotri yang labil, serta si cantik Jaya Prada menjadi penyeimbang yang sempurna bagi Sanjay Dutt

Momen Tak Terlupakan

Salah satu hal yang membuat film ini begitu istimewa adalah paduan drama, romansa, dan tentu saja, musik dan tarian yang memukau. Lagu-lagu dalam "Main Aawara Hoon" sungguh sedap dinikmati. Ada banyak lagu disana. Namun bagiku, ada 2 (dua) lagu yang begitu membakar sekaligus menyihir! Yang pertama adalah "Suna Hai Tumhe Humse Koi Shikayat Hai". Ini adalah permata yang dibawakan oleh penyanyi legendaris Asha Bhosle. Dengan melodi ciptaan maestro R.D. Burman dan lirik puitis dari Anand Bakshi, lagu ini bukan sekadar melodi romantis biasa, melainkan sebuah dialog emosional yang cerdik tentang dinamika dalam sebuah hubungan. Mari dengarkan baris lirik ini,

Suna hai tumhe humse koi sikayat hai (Kudengar kau punya keluhan tentangku) Yehi to yehi to yahi to mohabbat hai (Justru inilah, inilah, inilah cinta) Hamari nigaho me jo sararat hai (Kenakalan di mataku ini) Yehi to yehi to yehi to mohabbat hai.

Jaya Prada lewat vokal Asha membawakan liriknya dengan perpaduan antara rasa penasaran, kegenitan, sedikit tantangan, dan sentuhan playful provocation. Ia seolah bertanya pada pasangannya, "Kau punya keluhan? Baik, katakanlah, mari kita hadapi!" Gaya bernyanyinya yang ekspresif membuat pendengar merasakan nuansa tarik ulur yang manis dalam hubungan cinta mereka.

Lalu adegan saat Jaya Prada tertawa miris setelah di`tampar` sang kekasih karena dianggap menggodanya secara berlebihan! Kalimat Na puchho na puchho hume yaad kya aa gaya (Jangan tanya, jangan tanya apa yang kuingat) Jata sa khafa tum hue to maja aa gaya (Begitu kau sedikit marah, rasanya menyenangkan). Wahai kawan saat itulah saya ikuit menangis meneteskan air mata!

Suasana nonton film India dulu .Sumber: Pribadi
Suasana nonton film India dulu .Sumber: Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun