Mohon tunggu...
Saverinus Suhardin
Saverinus Suhardin Mohon Tunggu... Perawat - Perawat penulis

Saverinus Suhardin. Seorang Perawat yang senang menulis. Sering menuangkan ide lewat tulisan lepas di berbagai media online termasuk blog pribadi “Sejuta Mimpi” (http://saverinussuhardin.blogspot.co.id/). Beberapa opini dan cerpennya pernah disiarkan lewat media lokal di Kupang-NTT, seperti Pos Kupang, Timor Express, Flores Pos dan Victory News. Buku kumpulan artikel kesehatan pertamanya berjudul “Pada Jalan Pagi yang Sehat, Terdapat Inspirasi yang Kuat”, diterbikan oleh Pustaka Saga pada tahun 2018. Selain itu, beberapa karya cerpennya dimuat dalam buku antologi: Jumpa Sesaat di Bandara (Rumah Imaji, 2018); Bingkai Dioroma Kehidupan: Aku, Kemarin dan Hal yang Dipaksa Datang (Hyui Publisher, 2018); Jangan Jual Intergritasmu (Loka Media, 2019); dan beberapa karya bersama lainnya. Pernah menjadi editor buku Ring of Beauty Nusa Tenggara Timur: Jejak Konservasi di Bumi Flobamorata (Dirjen KSDA, 2021); Konsep Isolasi Sosial dan Aplikasi Terapi : Manual Guide bagi Mahasiswa dan Perawat Klinis (Pusataka Saga, 2021); dan Perilaku Caring Perawat Berbasis Budaya Masyarakat NTT (Pustaka Saga, 2022). Pekerjaan utama saat ini sebagai pengajar di AKPER Maranatha Kupang-NTT sambil bergiat di beberapa komunitas dan organisasi. Penulis bisa dihubungi via e-mail: saverinussuhardin@gmail atau WA: 085239021436.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Cuaca Panas Ekstrem, Anak Boleh Makan Es Krim?

25 Mei 2023   02:18 Diperbarui: 25 Mei 2023   02:24 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa TK Angkasan bersama orang tua dan para guru (Sumber gambar: dokumentasi sekolah)

Gibran, anak pertama kami yang genap 6 tahun pada 18 Mei 2023 lalu, tiba-tiba kehilangan kacamata hitamnya ketika kami hendak berangkat dari rumah.

Saya hendak mengantar mamanya Gibran bersama Abran (Adiknya Gibran yang baru berusia 5 bulan) ke tempat kerja, lalu lanjut mengantar Gibran ke TK Angkasa tempat ia sekolah saat ini, tapi entah bagaimana kacamata yang sebelumnya sempat dipakai anak itu kemudian raib.

Mama Gibran menyuruh anak itu untuk segera menemukan kacamata itu kembali. Gibran memang berusaha menyisir tiap sudut rumah, tapi hasilnya nihil.

Saya juga ikut heran, sebab sekitar berapa menit sebelumnya saya melihat ia bergaya dengan kacamata itu. Tapi begitu hendak berangkat ke sekolah, kenapa benda itu seperti punya kemampuan menghilang.

Berangkat ke sekolah sebenarnya tidak membutuhkan kacamata hitam, sebab ia bukan alat penunjang belajar. Tapi 4 hari yang lalu, pihak sekolah mengundang kami sebagai orang tua murid untuk membicarakan rencana kegiatan family gathering di sebuah tempat wisata baru yang ada di Kota Kupang, NTT.

Saat rapat tersebut, salah satu guru Gibran yang akrab disapa Ticer (baca: teacher) Sena, menjelaskan bahwa anak-anak akan menampilkan atraksi drumband. Dan Gibran dipilih sebagai salah satu penabuh drum.

Ticer Sena juga mengingatkan, khusus pemain drumband dianjurkan menggunakan celana jins biru dan baju putih. Supaya lebih menarik, anak-anak juga diminta memakai kacamata hitam.

Dari beberapa persyaratan itu, kami merasa sudah siap semuanya. Kami sudah belikan Gibran kacamata hitam sudah sejak lama.

Cuaca di Kota Kupang, kamu tahu, sangat menyengat. Panas ekstrem. Orang-orang selalu bilang, kota ini memiliki dua matahari. Apalagi saat ini laporan dari BMKG menunjukkan bumi sedang panas-panasnya. Isu pemanasan global yang didengar sejak dulu mulai terasa.

Dari sekian banyak dampak cuaca panas ekstrem tersebut, salah satunya bikin silau kalau sedang jalan siang. Kami tidak bisa menghindari jalan siang, sebab Gibran pulang sekolah menjelang pukul 12.00 dan saat itu rasanya matahari di Kupang tidak hanya dua sebagaimana orang-orang biasa menyeletuk, tapi seperti ada empat. Dua terpancar dari atas, duanya lagi dari bawah. Kita seperti sedang dikukus, keringat mengalir terus di setiap lekukan tubuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun