Mohon tunggu...
Suhandayana Day
Suhandayana Day Mohon Tunggu... profesional -

PeGiat EDUMEDIART [ Edukasi, Media, Art ] antar institusi.

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[Cergam] Api Masehi #07

10 Februari 2012   23:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:48 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*

Cerita Bergambar : API MASEHI

*

#07

*

( gambar #07 )

*

Dongeng & Grafis © 2012 Suhandayana

*

HEMPASAN semangat para hartawan tak sampai melubangi pintu-pintu rumah di negeri akhirat. Tak akan melebihi kekuasaan lumbung qorun. Konspirasi pemangku tahta london dan pentagon, menambah hiasan peta perang di timur tengah. Lembah dan gurun afrika atau benua kutub terus menguji formula senjata. Macan asia dilatih menggempur mentalitas perdagangan jadi ruam pembajakan. Euro, dolar dihias spektakuler hingga menggegar pasar bebas. Seakan jakarta, jogja, surabaya ikut mengamini dengan tetap lugas mengarak-display barisan koruptor. Tambang emas dan minyak dijaga tentara dead-squod. Pusat pemerintahan siapkan pasar, sok sibuk membenah model pendidikan berbasis internasional.

-

Ketergantungan pada alam kian lahap. Asap merobek ozon, abu menggantang angan, jelaga menghitami langit hutan laut. Api berkelebat memerahkan kehendak. Alam ranggas menggeram. Udara gunung senyap, energi urban menyesak kota. Bergelantungan rumus maya menilai manfaat valas hingga bursa efek. Rupiah mengadu nasib di plasa serba-beli. Agenda bisnis, deru mesin metropolis melukai butiran keringat manusia ikhtiar. Daur ulang jadi mampatan bau lengas. Wajah-wajah berganti baja murni, kehilangan senyum sejak pagi.

-

Masehi hanyalah produk verifikasi penguasa ekonomi, menggaris-bawahi kelanjutan jaman hedon. Siapa tidak bertiket, silakan keluar peron. Siapa tak punya ilham, silakan jual saham.

*

.

PREV <===                           [ DAY-12b11 ]                           ===> NEXT

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun