Mohon tunggu...
suhanda ariyanto
suhanda ariyanto Mohon Tunggu... Program Coordinator IRI Indonesia

Penulis berita mengumpulkan, menulis, dan menyajikan fakta kepada publik melalui berbagai media dengan memastikan kredibilitas dan kepatuhan terhadap kode etik jurnalistik. dan editor: meninjau, menyunting, dan memastikan kualitas serta ketepatan informasi sebelum dipublikasikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Konferensi Ekonomi Islam Berkelanjutan: Beyond Halal, Mewujudkan Thayyib Economy untuk Kehidupan Berkelanjutan

13 Februari 2025   10:01 Diperbarui: 13 Februari 2025   20:33 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. Hayu Prabowo Indonesia Banking School dan Ketua Lembaga Lingkungan Hidup & Sumber Daya Alam (PLH & SDA) Majelis Ulama Indonesia (MUI)

Jakarta, 13 Februari 2025 - Greenpeace Indonesia bersama dengan Aliansi Ummah for Earth melakukan kolaborasi dengan Indonesia Banking School saat meluncurkan kampanye keuangan islam di Jakarta, hari ini. Konferensi ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, serta Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah. 

“Melalui kampanye keuangan islami, Ummah for Earth akan mengupayakan dialog antar pemangku kepentingan, serta menghubungkan narasi solusi dan aksi iklim dengan audiens kami, sehingga keuangan islami dapat diperhitungkan sebagai solusi pembiayaan iklim”, ucap Rahma Shofiana, Ummah for Earth Project Lead. 

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari peluncuran laporan baru berjudul “Islamic Finance and Renewable Energy”, hasil kolaborasi antara Greenpeace MENA (sebagai bagian dari Aliansi Ummah For Earth) dan Inisiatif Keuangan Etis Global (GEFI), mengungkap potensi transformatif keuangan Islam dalam mempercepat transisi global menuju energi terbarukan. Temuan laporan ini menunjukkan bahwa dengan mengalokasikan hanya 5% dari aset senilai $4,5 triliun sektor keuangan Islam untuk proyek energi terbarukan, dapat terhimpun dana sebesar $400 miliar untuk pembiayaan iklim. 

Laporan ini menekankan keselarasan antara prinsip-prinsip keuangan Islam—yang menonjolkan pengelolaan lingkungan, investasi etis, dan tanggung jawab sosial—dengan kebutuhan mendesak akan investasi energi berkelanjutan. Dengan kesenjangan pendanaan energi terbarukan tahunan sebesar $5,7 triliun, sektor keuangan Islam memiliki posisi unik untuk menjembatani kesenjangan ini melalui instrumen keuangan yang sesuai syariah. Instrumen keuangan Islam ini berpotensi mengatasi tiga krisis planet: perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati. 

Dr. Hayu Prabowo, Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam, Majelis Ulama Indonesia menyatakan, “Berdasarkan laporan GEFI, industri keuangan Islam memiliki peluang unik dalam mendukung pembiayaan aksi iklim melalui konsep keuangan syariah berkelanjutan, yang tidak hanya berlandaskan pada prinsip kehalalan tetapi juga pada aspek thayyib.” 

Sebagai wujud Islam yang rahmatan lil alamin, keuangan syariah dengan prinsip halalan-thayyiban menghadirkan solusi untuk membangun sistem ekonomi dan keuangan yang 

tidak hanya berorientasi pada keuntungan finansial yang halal, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan lingkungan yang positif. 

Tariq Al-Olaimy, Penasihat Keuangan Islam untuk Aliansi Ummah For Earth, menambahkan, "Keuangan Islam bukan sekadar sistem keuangan alternatif—tetapi juga kekuatan yang kuat untuk aksi iklim. Dengan aset yang ditetapkan mencapai $6,7 triliun pada tahun 2027, bahkan hanya dengan 5% untuk energi terbarukan dapat memobilisasi $400 miliar untuk solusi iklim pada tahun 2030. Di Indonesia hal ini telah berkembang—program sukuk hijau perintis negara tersebut telah membantu mencegah lebih dari 974.000 ton emisi CO2 setiap tahunnya. Dengan sukuk ESG mencapai $9,9 miliar hanya dalam paruh pertama tahun 2024, momentum untuk keuangan Islam yang berkelanjutan sedang dibangun. Saatnya untuk bertindak adalah sekarang—lembaga keuangan Islam harus mempercepat investasi energi terbarukan mereka untuk mengatasi krisis iklim."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun