Mohon tunggu...
halubĀ©
halubĀ© Mohon Tunggu... Mahasiswa - Puisi, Cermin, Cerpen, dan Refleksi.

Pencarian dan keyakinan, berteman dekat, sampai kapan pun, selalu ada hal-hal yang membanggakan bagi setiap yang yakin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kenyamanan Semu

19 September 2022   23:40 Diperbarui: 19 September 2022   23:46 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mereka berjalan seolah bahagia,
Orang-orang mengiranya begitu.
Di dalam penjara ikatan,
Salah seorang dari mereka bersikeras,
Menguatkan diri berkali-kali.
Ā  Ā Hingga tak jarang 'gila' mengetuk pintunya,
Namun hebatnya tak pernah,
Dibukakan pintu.
Berlanjutlah cerita itu dengan segala,
Keutuhan semu,
Ā  Ā Yang banyak orang-orang mengira,
Mereka bertabur kenyamanan.
Pun mereka pula tak mau sibuk,
Menjelaskan duri-duri penghias,
Kehidupan mereka.
Ā  Ā Karena bagi mereka, "buat apa?"
Kalau orang-orang tahu semaraknya hutan duri,
Di dalam ikatan mereka.
Tapi, mereka yakin, semua itu penggugur,
Atas dosa-dosa yang telah dilakukan.
Ā  Ā Baik terlihat atau tersembunyi,
Karena hanya mereka yang tahu.
Kenyamanan itu semu, sesaat mampir,
Besok sudah lain lagi situasinya,
Begitu terus hingga---,
Ā  Ā Orang-orang mengira kalau,
Kenyamanan yang mereka punya adalah,
Seutuh-utuhnya kenyamanan.
Bagi mereka, seperti itulah hidup.
Biar orang hanya tahu 'kenyamanannya' saja.
Ā  Ā Tak penting sampai tahu deritanya,
Buat apa? Bermanfaatkah?
Hanya saja, hanya sedikit,
Sangat sedikit sekali yang mampu seperti itu.
Sisanya corong liar bebas.
Ā  Ā Yang lupa caranya berhenti.
Kesabaran itu hanya milik mereka-mereka,
Yang langka, yang terlihat sama,
Nyatanya berbeda, bahkan---, sangat, sangat,
BERBEDA!
Ā  Ā Spesies langka, yang mungkin,
Keberadaannya sangat dikhawatirkan.
Bisa dihitung, susah dideteksi.
Tetapi ada.
Bisakah menempuh jalan itu?
Ā  Ā Singkatnya 'tidak', 'susah', 'sulit tapi bisa'.
Bertingkah seolah profesional ternyata ketika ditimpa dan ditempa?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun