Mohon tunggu...
Suhadi Sastrawijaya
Suhadi Sastrawijaya Mohon Tunggu... Penulis - Suhadi Sastrawijaya

Suhadi Sastrawijaya penulis berdarah Jawa- Sunda. Hobi membaca terutama buku-buku sastra dan sejarah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mahkota Surga untuk Ayah

14 Januari 2023   17:47 Diperbarui: 14 Januari 2023   18:00 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: propertyofhelmy.wordpress.com

"Iya Mang." Pemuda  itu dijemput oleh laki-laki setengah baya.  Nadira masih tercenung melihat pemuda itu pergi, duduk di kursi roda  dan dipapah oleh laki-laki setengah baya itu. Angin laut kembali bersemilir, menarikan dedaunan nyiur di pinggir pantai dan sesekali membelai  rambut Nadira yang tergerai.

"Nadira, maaf mama terlambat. Ayo kita pulang."  Mamanya Nadira datang tergopoh lalu mengajak Nadira pulang.

***

Esok harinya Nadira tak henti-hentinya memikirkan pemuda itu. "Nikmat tuhanmu mana lagi yang kamu dustakan?" itulah kata-kata ajaib yang terucap dari bibir pemuda berwajah teduh itu. Nadira tahu kalimat itu bukanlah kata-kata mutiara biasa. Tapi kalimat suci sebagai teguran Tuhan yang tergores indah dalam Al-Qur'an.  Nadira penasaran siapa pemuda yang seumpama malaikat itu? tiba-tiba  saja lamunannya dikejutkan oleh pesan messenger yang masuk.

"Ra, disimak ya.. videonya. Kenapa sih, kamu gak aktif-aktif ."

Nadira memang sudah lama tidak mengaktifkan jaringan komunikasi Handphonenya. Dan baru tadi pagi ia baru mulai membuka diri. Itu semua karena motivasi singkat dari pemuda misterius itu.

Nadira pun  membuka sebuah tautan yang dikirim sahabatnya yang bernama Aminah.  Video itu dikirim Aminah sejak 4 bulan lalu. Alangkah terkejutnya Nadira ketika  menonton video itu. Ternyata pemuda yang bertemu dengannya di pantai ada dalam video itu. Pemuda itu tengah diwanwancarai oleh seorang youtuber  untuk konten edukasi motifasi. Pemuda itu mengatakan bagaimana seseorang harus bangkit dari keterbatasan.  Ternyata pemuda itu seorang penghafiz Qur'an. Ia tinggal bersama ibunya. Ayahnya telah meninggal sejak dirinya masih bayi.

"Apa yang memotivasimu menghafal Al-Qur'an sehingga berhasil menghafalkan 30 juz, kak Fahmi?"

Aku pernah mendengar sebuah Hadis, bahwa seorang anak yang menghapal A-Qur'an maka ia akan menghadiahkan sebuah mahkota bagi kedua orang tuanya di surga. Aku rasa inilah cara yang aku bisa lakukan untuk berbakti kepada  orang tua dan membanggakannya.  Cara membanggakan orang tua seorang anak cacat. Karena aku tak mungkin bisa menjadi  pemain bola atau model professional. Walaupun demikian, ternyata Allah telah membalas usahaku ini ketika  masih di dunia" Kata Fahmi, pemuda yang bertemu dengan Nadira di pantai kemarin.  Ia berkata-kata sembari menitikkan air mata dan di selingi sungging senyum kebahagiaan.

Dalam tautan video youtube itu juga ditayangkan cuplikan video slide show saat Fahmi melaksanakan umroh dan jalan-jalan melihat peninggalan sejarah peradaban Islam abad pertengahan di beberapa negara Timur Tengah dan Eropa  dengan ibu dan paman pengasuhnya.

"Kekurangan adalah batas kita yang menghambat  kita untuk maju, namun kita bisa menghancurkannya. Menghancurkan batas bukanlah dengan memusuhi kekurangan itu. bukan juga harus tunduk kepdanya. Karena jika tunduk maka kita tak ada bedanya dengan mayat hidup. Maka jalan yang terbaik bagi kita adalah berdamai dengan kekurangan itu tanpa harus tunduk atau memusuhinya, tapi kita mencampakkannya  dan berpaling kepada hal-hal positif yang ada pada diri kita." Itulah kata-kata motifasi dari Fahmi dalam video itu. Tiba-tiba Nadira merasakan ada kehangatan sinar mentari dhuha yang menghangatkan hatinya setelah beku dan putus asa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun