Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Puaskan Dulu Dahagamu, Sebelum Ramadhan Tiba

9 April 2021   10:13 Diperbarui: 9 April 2021   10:15 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
es (kelapa) kopyor dan gado-gado pojok pasar beringharjo yogyes.com

Setelah makan muncul persoalan: perut terasa tidak nyaman, kekenyangan, ingin cepat-cepat mencari toilet, mau merokok harus ke luar ruangan agar tidak mengganggu orang lain, dan seterusnya.

Hal-hal seperti itu tidak lagi menjadi masalah bagi orang-orang yang berpuasa. Tenang, dan santai saja. Beban pikiran pun berkurang, tidak repot oleh rutinitas setiap jelang jam makan. Itu sebabnya bila berpuasa diisi dengan bekerja dan beribadah dapat dilakukan sama-sama khusuknya. Dan insyaa Allah hasilnya akan lebih baik dan berkualitas.

es goyobod bandung - lifestyle.okezone.com
es goyobod bandung - lifestyle.okezone.com
Kembali pada tema, makanan sebelum puasa. Untuk anak-anak dan remaja kira masih menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan. Itu sebabnya para ibu sudah bertanya-tanya kepada putera-puteri mereka soal menu berbuka sehari sebelumnya.

Yah, sangat penting membicarakan menu makanan pada malam hari. Itu untuk menghindarkan membicarakannya pada pagi atau siang hari sebelum membuatnya. Sebab dengan membicarakan makanan/minuman maka spontan akan membayangkan rasa-aroma dan nikmatnya. Dan pikiran seperti itu disadari atau tidak, mengganggu kekhusukan berpuasa.

Tidak terbayangkan bagaimana dengan orang-orang yang entah sengaja atau tidak menyetel acara masak-mamasak pada siang hari pada bulan Ramadhan. Entah orangnya yang kurang perhitungan, atau stasiun televisi yang kehabisan kreativitas membuat tayangan siang hari selama bulan suci tersebut.    

Namun, bagi keluarga yang sangat agamis, menu apapun itu merupakan urusan ibu saja. Sesekali dibantu anak perempuan. Selebihnya terserah ibu saja. Ibu sudah sangat hafal variasinya. Disesuaikan dengan harga-harga di pasar, kerumitan proses pembuatannya, porsi yang sesuai untuk seluruh anggota keluarga, dan  hal-hal lain.


Jangan sampai nilai-nilai ibadah Ramadhan justru terkikis oleh urusan makan-minum dari hari ke hari. Jangan sampai hari-hari terakhir ditambahi pula dengan kesibukan memilih busana Lebaran. Jangan sampai hanya memikirkan mengenal mudik dan berwisata selepas Idul Fitri.

Dengan kesibukan itu bisa jadi mengabaikan kekhusukan ibadah, keikhlasan berderma, perjuangan mendapatkan istikomah salat tarawih dan upaya meraih lailatul qadar, mengabaikan pentingnya ber-'itikaf terelbih pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Sangat sayang bila 24 jam sehari selama sebulan yang kita miliki tidak kita digunakan untuk mati-matian mengejar status sebagai orang bertakwa.

Kewajiban berpuasa selama Ramadhan semata untuk mengejar status menjadi orang bertakwa. Begitu isi surah Al Baqarah ayat 183 sebagai dasar landasan setiap muslim/muslimah berpuasa Ramadhan.

Nah, mari kita berharap sampai Ramadhan 1442 mendatang masih diberi umur dan kesempatan, masih dianugerahi sehat dan bugar, serta mampu melaksanakan amal-ibadah terbaik. Aamiin. ***

Cibaduyut, 9 April 2021 / 27 Sya'ban 1442
Sugiyanto Hadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun