Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Edhy Prabowo Berkeping-keping, Susi Pudjiastuti Trending

25 November 2020   16:58 Diperbarui: 26 November 2020   07:48 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
susi pudjiastuti dan edy prabowo - manado.tribunnews.com

Itulah "wolak-waliking zaman" (Jw), alias silih-bergantinya zaman. Setahun lalu Susi harus lengser karena ada komandan baru akan menempati posnya, dan sang komandan baru dengan jumawa banyak mengkritik kebijakan pendahulunya.

Malang tak bisa ditolak, untung tak dapat diraih. Kini sang komandan hancur lebur, berantakan. Jadinya seperti sebutan para fans Didi Kempot, ambyar, alias berkeping-keping. Sebaliknya sosok Susi Pudjiastuti trending.

*

Benur, Sindir

Benur menjadi salah satu polemik yang dimunculkan Edy. Kebijakan itu sama sekali tidak popular, yang justru berkebalikan dengan kebijakan Susi. Ekspor benur, itu saja pokok soalnya. Dengan berbagai dalih dan argumentasi. Dan belakangan terkuak juga kedok mengapa dan ngapain dengan benur itu. Ternyata, ohh. . . ternyata: "ada benur di balik batu". Lebih tepatnya "ada benur di balik tumpukan uang".

Maka tak segan KPK melakukan tangkap tangan di Bandara Soetta, Cengkareng, Rabu dini hari (25/11/2020). Menjadi lebih dramatis karena kegiatan itu mendapat sebutan sebagai "operasi". Jadilah sebutan "Operasi Tangkap Tangan" (OTT).

Edy Prabowo baru pulang dari luar negerei. Dan di bandara ia ditangkap. Tragis, dramatis, dan mestinya bikin traumatis. Tapi tidak. Dulu pun pernah ada menteri yang terkena peristiwa serupa. Menteri lho, bukan pejabat seringkat provisi, apalagi setingkat kota/kabupaten.

Maka sungguh kelewatan gambar lama Bu Susi, dengan senyum khas, berkacamata kecoklatan, yang duduk di tepi pantai latar-belakang laut di kejauhan, dengan rambut ikal melambai, pakaian sportif kegemarannya, sambil mengangkat cangkir kopi, minuman kegemarannya. Ada yang menambahi (entah siapa) dengan kalimat: "Selamat pagi, Pak Presiden. Ada yang bisa Susi bantu?" Akrab, hangat, penuhkeramahan. Tetapi terasa betul begitu menohok, dan keterlaluan kejam sindiran itu.

Pasti Pak Presiden mestinya tersindir. Kok ada orang macam itu terpilih menjadi bagian dari kabinet periode ke 2 pemerintahannya. Malu, dan hilang muka. Tetapi mestinya yang lebih malu dan hilang muka tak lain pak Menhan: Prabowo Subianto. Sebab ia yang mengajak, mendapuk, dan memberi peran setelah ada kesepakatan dirinya masuk kabinet (entah pembicaraan apa di belakang layar, yang tak diketahui umum).

*

Jumawa, Bandara

Dalam satu pemberitaan beberapa hari lalu, ketika Eddy Prabowo kembali menyalahkan kebijakan Susi pada masa lalu, penulis ingin berkomentar begini: "Susi dengan kapasitas dan kualitas pribadinya, dengan pengetahuan dan pengalaman yang terkait kementerian yang dipimpinnya, diangkat menjadi pejabat di KKP. Dan terbukti kemudian hasilnya diluar perkiraan.  Nah, sampeyan?"

Tanggapan itu saya simpan dalam hati saja. Sebab banyak orang yang masih berkonsentrasi merenungi rentetan peristiwa kepulangan seorang perantau (media menyebutnya pergi umroh). Ia pulang dengan sambut lautan manusia. Jalan tol ke bandara macet toal, dan 118 penerbangan dalam dan luar tunda.

Dilanjutkan kemudian dengan polemik pencopotan baliho. Dikabarkan, jajaran Pangdam Jaya menurunkan tak kurang 900 baliho, dengan gambar sama, sang perantau yang 3 tahun di negeri orang. Entah ada kaitan dengan umrohnya JK dan rombongan atau tidak. Khalayak hanya bisa menduga-duga benang-merahnya.  

Edy Prabowo pulang disambung dengan OTT, sedang Rizieq pulang disambut dengan baliho dan orang-orang yang menyemut.

*

Jokowi, Prabowo

Entah siapa yang harus disalahkan, tetapi yang jelas Eddy Prabowo masuk dalam kabinet Jokowi. Sementara itu Eddy Prabowo merupakan tangan kanan Prabowo Subianto. Mudah bagi Jokowi untuk mencopot Eddy Pabowo dan mengganti dengan orang lain. Dan bila perlu mengangkat kembali Susi Pudjiastuti sebagai Menteri.  

Sebaliknya Prabowo Subianto harus prahatin. Kekuatan Gerindra di kabinet melemah. Terlebih bila ia pun kemudian tak mampu menahan diri untuk tidak bermain api dalam urusan korupsi di kementerian yang berada dipundaknya.

Soal kabar ditangkapnya Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Presiden Joko menekankan, pemerintah konsisten mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi.

Ditambahkannya,  Pemerintah menghormati proses hukum yang tengah berjalan di KPK. Ia yakin lembaga antirasuah itu bekerja secara transparan, terbuka, dan profesional.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sudah dilapori Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Selanjutnya Prabowo menginstruksikan untuk menggunakan informasi lebih lanjut dari KPK.

Terkait dugaan korupsi ekspor benur dalam penangkapan Edhy ini, Dasco mengatakan belum bisa memberikan tanggapan sebelum KPK menyampaikan pernyataan resmi. Namun, ia mengaku sempat berkomunikasi dengan Edhy Prabowo sebelum Menteri KP itu berangkat ke Amerika Serikat.

*

Jebakan, Akhlak

Begitulah selalu dan selalu menjadi pembelajaran yang tak habis-habis terjadi: harta-tahta-wanita merupakan jebakan menggiurkan tak kenak zaman. Hiruk-pikuk politik untuk mengejar jabatan (dalam kepengurusan internal parpol, atau dalam Pilpres maupun Pilkada) pada akhirnya kerap digunakan para pelakunya untuk unjuk jati diri compang-camping, nista, dan tak berakhlak.

Pendeknya, saat ini Edy Prabowo hancur berkeping-keping. Sebaliknya, Susi Pudjiastuti trending. ***

Sekemirung, 25 November 2020

Baca juga tulisan menarik sebelumnya:
cerpen-mimpi-pedagang-daging
sule-menikahi-nathalie-holscher-tidak-pakai-lama
juru-parkir-dan-pemulung-dua-sosok-yang-menginspirasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun