Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

George Floyd Tewas di Tangan Polisi, Warga Kota Minneapolis - AS Rusuh

30 Mei 2020   00:17 Diperbarui: 2 Juni 2020   21:45 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kerusuhan di minneapolis -as - www.kompas.com

*

Peristiwa di atas seperti mengulang-ulang peristiwa lama. Polisi yang bertindak berlebihan menyebabkan warga tewas. Akibatnya fatal.  Bukan hanya di sini, di Amerika Serikat pun kantor polisi menjadi sasaran pembakaran.

Ketika massa bergerak, dan kemudian ada sejumlah provokator yang memancing kerusuhan-penjarahan dan aksi kekerasan, maka tak perlu waktu lama hal yang ditakutkan pun terjadi.

Sementara itu soal rasialisme mengungkit dan mengobarkan kebencian untuk saling melukai. Tidak ada lagi kompromi dan dialog. Yang ada aksi kemarahan dan tindakan pembalasan yang sulit diterima akal. Di sana hanya soal warna kulit. Selebihnya bukan masalah. Beda sekali dengan di sini: ras, suku, agama, dan antar golongan menjadi pemicu. Satu aspek saja unsur SARA itu disinggung, maka 3 unsur lain spotan terkait. Akibatnya sama: kerusakan, kerugian, dan kematian. 

Hal lain lagi yaitu peran video yang cepat menyebar dan menjadi viral. Video yang disebar sangat cepat melalui online. Kebrutalan dan kesadisan terjadi dengan banyak cara dan gaya. Orang kadang tak membayangkan sebegitu tega dan kejamnya seseorang terhadap orang lain, dan dengan dukungan video maka marah, antipati, dan sikap untuk menuntut balas begitu cepat menjalar kepada setiap orang.

*

Kini seluruh dunia tahu peristiwa itu. Siapapun dapat mengikuti perkembangan dan penanganan kasusnya, termasuk berbagai peristiwa negatif yang mengikutinya. Sebagian besar berpendapat:  mengecam tindakan polisi.

Sementara itu Gedung Putih menanggapi, Trump "sangat geram" setelah melihat rekaman video. Ia menuntut para stafnya untuk membuat kasus ini sebagai prioritas utama. "Dia ingin keadilan ditegakkan," ujar sekretaris pers Trump, Kayleigh McEnany kepada wartawan.

*

Banyak pembelajaran yang dapat dipetik di sini: kebrutalan polisi, aksi massa tak terkendali, dukungan para provokator, penyebaran video kejadian, peran media online, merebaknya isu sensitif yang dibumbui aneka sentimen untuk saling menyalahkan dan menjadi pembenar untuk melakukan kerusuhan dan penjarahan.

Bahkan negara maju seperti Amerika Serikat pun tak kuasa secepatnya mengatasi masalah itu. Mungkin di sana pun muncul tudingan adanya unsur konspirasi. Kalau di sini para politisi dan petualang politik sudah menggorengnya sampai kemana-mana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun