Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Jawa-Manado-Sunda, Ayo Isi Isolasi dengan Bernyanyi

16 April 2020   00:03 Diperbarui: 16 April 2020   00:18 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cara cuci tangan yang benar

Saat ini bernyanyi tidak harus di kamar mandi. Apalagi memang punya modal suara mumpuni. Boleh saja di depan pintu, di atas balkon, bahkan juga di atas genteng rumah sendiri.

Tapi tentu niatnya harus jelas dulu, yaitu menghibur diri sendiri, kemudian menghibur orang lain. Itu pun kalau tetangga kita hobi menyanyi dan mendengar nyanyian. Sebab ada orang yang gemar menyanyi, tapi tidak gemar mendengarkan nyanyian. Artinya, ia egois untuk kesenangannya sendiri. Tutup kuping atas suara orang lain. Mending kalau suaranya bagus, kalau sember bin sumbang. Ampun.

Nah itu, mestianya kita mengisi kegiatan di rumah (salah satunya) dengan bernyanyi, berkaraoke, atau sekadar menirukan penyanyi aslinya, atau minta diiringi petikan gitar agar suara tetap di jalan yang lurus, selamat dari tikungan sumbang dan kubangan sember.

*

Kali ini saya demen betul pada lagu Layang Kangen-nya Didi Kempot. Ini terasa kontekstual dengan urusan physical distancing dan imbauan #dirumahaja itu. Sebelum lanjut, berikut sekadar apa dan siapa penyanyi solo asal Solo itu:

Sudah biasa Didi Kempot menulis lagu dan kemudian menyanyikan tema-tema cinta, rindu, patah hati, ditinggal pergi, dan ihwal asmara lain. Puluhan, bahkan ratusan judul jumlahnya. Patah hati menjadi ciri khas secara keseluruhan. Dan setiap orang kiranya pernah merasakan patah hati. Jadi banyak orang termehek-mehek bila terhanyut melantunkan lagunya.

Terkiat dengan pandemik Covid-19 tema itu bisa dijadikan latar urusan mengapa sepasang suami-isteri harus saling berjauhan dan tidak bisa bertemu. Hanya melalui "Layang Kangen", atau "surat rindu" ungkapan hati terlontarkan. Dengan nada sendu, kangen pada isteri yang ada di kampung halaman, di seberang pulau, atau di negeri jauh.

Lagu itu di-cover dalam petikan gitar fingerstyle nan manis seorang Alip Ba Ta.

Ia gitaris kelahiran Ponorogo yang merantau ke Jakarta, dan kemudian melalui YouTube ia menemukan banyak penggemar dari dalam dan luar negeri. Lagu-lagu cover yang dibuatnya sejak tahun 2018 ternyata laris di-cover lagi oleh belasan Youtuber lain dari berbagai belahan dunia. Hal itu membuat kepiawaian Alip dalam memetik gitar kian dikenal dan banyak diapresiasi.

Dua nama di atas (Didi Kempot dan Alip Ba Ta) kiranya pantas disatukan dalam kaitan dengan imbauan pemerintah berupa physical distancing, social distancing, stay at home, work from home, dan #dirumahaja alias #nengomahwae.

Untuk lebih menghayati petikan gitar Alip Ba Ta, sangat bagus kita lafalkan lirik lagu Layang Kangen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun