Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Terbongkar di Puncak, Wisata Halal, dan Arab

17 Februari 2020   23:56 Diperbarui: 17 Februari 2020   23:53 1575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
para mucikari protitusi di puncak tersangka (sumber: jabar.tribunnews.com)

Tentu saja yang paling terpukul adalah para pemilik vila. Langganan yang selama ini datang akan berkurang, jauh berkurang. Sampai jangka waktu tertentu. Sampai citra sebagai kawasan mesum sedikit demi sedikit sirna.

Maka bersamaan dengan upaya polisi memberantas praktik wisata halal tersebut perlu dibarengi dengan tindakan lain yang bersifat sosial-ekonomi. Jangan sampai timbul hal-hal yang tidak diinginkan karena ketiadaan pekerjaan pengganti.

Kawasan wisata lain yang berpotensi terjadi praktik serupa pun harus diwaspadai, dan secepatnya diatasi sebelum menjadi besar dan mendunia seperti Puncak.

Momentum, Kedok

Nah, itu saja. Wisata halal memang perlu dipromosikan besar-besaran untuk menarik wisatawan muslim dari berbagai belahan dunia. Tetapi promosi wisata seks halal ditutup saja. Tidak perlu ada lagi. Terbongkarnya Puncak menjadi momentum bagi Polri dan jajaran terkait untuk membongkar praktik serupa di kawasan lain di seluruh anah air, apapun labelisasinya.

Sudah banyak orang terbongkar bermain politik berkedok agama, jangan tambahi lagi urusan wisata mesum dengan label halal. *** Sekemirung, 17 Februari 2020

Sumber referensi dan Gambar 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun