Mohon tunggu...
sugiman
sugiman Mohon Tunggu... Dosen - dosen yang pegiat penyandang disabilitas

Saya dosen matematika UNNES

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Abanetra Pecahan Matematika, Alat Peraga Matematika Materi Pecahan untuk Siswa Tunanetra

2 Desember 2020   06:22 Diperbarui: 2 Desember 2020   10:40 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENYANDANG DISABILITAS bukanlah produk Tuhan yang gagal, karena Tuhan Dzat yang maha Sempurna. Mereka perlu  diberi kesempatan untuk mengaktualisasikan dirinya sesuai kemampuannya termasuk memperoleh hak Pendidikan yang layak. Tunanetra merupakan salah satu penyandang disabilitas yang diakibatkan hilang/berkurangnya fungsi indra penglihatannya. 

Dalam pembelajarannya bagi indra penglihatannya terhambat maka/secara otomatis, indra itu akan di konpensasikan pada indra lainnya, yaitu indra peraba dan pendengaran. Anak tunanetra memiliki hambatan dalam belajar matematika. Hal ini dikarenakan matematika bersifat abstrak sementara anak tunanetra hanya mengandalkan indra pendengaran dan perabaan.

Pecahan merupakan materi matematika yang dirasa sulit tidak hanya anak tunanetra tetapi anak-anak normal pun  merasakan sulitnya pecahan. Menurut Kemdiknas (2011), masalah utama pecahan yang dirasakan sulit siswa yaitu konsep pecahan, membandingkan pecahan, dan operasi hitung pecahan.  

Alat peraga matematika merupakan suatu alat pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk lebih mengkonkretkan konsep-konsep matematika yang abstrak sehingga mudah untuk dipahami. Siswa  tunanetra membutuhkan alat peraga yang konkret yang dapat diraba sebagai sumber berpikir, bernalar, dan berimajinasi mereka. Fakta ketersediaan alat peraga matematika bagi siswa tunanetra sangat terbatas. 

Tidak adanya media pembelajaran yang konkret, menjadi penyebab utama kesulitan  siswa tunanetra dalam mempelajari matematika. Oleh karena itu, perlu adanya media pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan daya nalar siswa tunanetra dalam pengembangan kompetensi akademik mereka. 

Abanetra Pecahan Matematika  merupakan alat peraga matematika untuk materi pecahan. Alat peraga ini bertujuan untuk membantu siswa tunanetra untuk mengatasi kesulitan dalam operasi hitung pecahan baik penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama.  Alat peraga ini berpotensi dapat meningkatkan keterampilan siswa tunanetra dalam operasi hitung pecahan berpenyebut tidak sama, karena penggunaannya yang mudah dan praktis sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan bagi siswa tunanetra. Apakah Abanetra pecahan matematika dapat meningkatkan keterampilan operasi hitung pecahan?

Abanetra Pecahan Matematika adalah Abakus bagi Tunanetra sebagai alat peraga matematika untuk materi pecahan. Abanetra Pecahan Matematika merupakan alat peraga manipulative untuk sub materi operasi hitung pecahan. Alat ini menggunakan bahan dasar kayu, kawat, dan manik-manik.  

Abanetra Pecahan Matematika tidak seperti abakus yang telah ada. Abanetra Pecahan Matematika menggunakan dua sisi yang dibatasi sekat, untuk memisahkan antara pecahan satu dan pecahan satunya yang akan dioperasikan. Alat ini juga  dilengkapi dengan huruf Braille yang diletakan tepat di bawah gelang  untuk menunjukkan gelang yang ke berapa.  Rancangan Abanetra Pecahan Matematika seperti gambar 1 berikut.

  

  

 

Gambar 1. Rancangan Abanetra Pecahan Matematika

Abanetra Pecahan Matematika merupakan salah satu Finalis dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS)  ke 33 tahun 2020 yang dipusatkan di UGM Jogjakarta dari tanggal 22-28 November 2020.  Abanetra Pecahan Matematika  hasil karya Tim PKM UNNES. Abanetra Pecahan Matematika merupakan hasil karya mahasiswa jurusan Matematika FMIPA UNNES,  Muhamad Fikri Azmi Alfaqih, Fajar Maulana, Fitri Dwi Handayani, dan Lutfia Husna Khoirunnisa dengan dosen pembimbing Drs. Sugiman, B.Sc., M.Si.

Cara penggunaan Abanetra Pecahan Matematika dalam operasi hitung penjumlahan ataupun pengurangan sebagai berikut.

  • Posisikan semua manik-manik di kawat bagian belakang.
  • Pindahkan manik-manik ke depan pada sisi kiri maupun sisi kanan sesuai penyebut yang diminta. Sisi kiri untuk pecahan pertama dan sisi kanan untuk pecahan yang kedua dimulai dari gelang nomor satu, nomor dua, dan seterusnya, dengan aturan satu gelang hanya boleh diisi satu manik-manik.
  • Hitunglah banyak gelang yang terisi manik-manik pada setiap sisi, hitung juga jumlah manik-manik pada setiap sisi.
  • Jika jumlah manik-manik pada setiap sisi berbeda, maka tambahkan manik-manik pada sisi dengan jumlah manik-manik yang lebih sedikit melalui gelang yang sudah terisi manik-manik sebelumnya dimulai dari gelang  nomor satu sampai seterusnya hingga jumlah manik-manik pada kedua sisinya sama.
  • Jika jumlah manik-manik pada setiap sisi telah sama, namun banyak manik-manik pada tiap gelang di setiap sisinya berbeda, maka tambahkan manik-manik pada setiap sisi sebanyak jumlah manik-manik pada salah satu sisi secara bergantian, hingga banyak manik-manik pada tiap gelang di setiap sisinya berjumlah sama.
  • Jika banyak manik-manik pada setiap gelang di setiap sisinya telah sama, dan jumlah manik-manik pada setiap sisi juga telah sama, maka jumlah manik-manik pada salah satu sisi itulah yang menjadi penyebut dari hasil operasi penjumlahan tersebut.
  • Hitung banyak manik-manik pada salah satu gelang di sisi kiri untuk dikalikan dengan pembilang dari pecahan pertama kemudian hitung banyak manik-manik pada salah satu gelang di sisi kanan untuk dikalikan dengan pembilang dari pecahan kedua.
  • Jumlahkan kedua hasil perkalian tadi, yang selanjutnya sebagai pembilang dari hasil operasi penjumlahan pecahan tersebut.
  • Dengan demikian, proses penghitungan operasi penjumlahan dari dua pecahan dengan Abakus Pecahan Matematika telah selesai.

  • Adapun langkah-langkah dalam pengurangan dua pecahan sama dengan langkah penjumlahan dua pecahan, yang membedakan pada langkah ke 8, untuk pengurangan dua pecahan langkah ke-8 adalah kurangkan hasil perhitungan pecahan pertama (sisi kiri) dikurangi dengan hasil perhitungan pecahan kedua (sisi kanan).

REKOMENDASI

Beberapa literatur diperoleh bahwa, Diyarko (1998) menyatakan bahwa alat peraga matematika bagi siswa tunanetra sangat terbatas.  Pembelajaran matematika bagi siswa tunanetra menggunakan metode ceramah dan hafalan, akibatnya siswa kurang memahami konsep secara baik dan di samping itu pembelajarannya kurang menarik.  

Wei et, al (2011) dan Canlin (2014) menyebutkan bahwa penggunaan media pembelajaran akan mewujudkan pembelajaran yang joyful. Sugiman, et. al  (2020), penggunaan abakus bilangan untuk operasi bilangan meningkatkan skor hasil belajar matematika.  Penelitian lainnya oleh Hord and Xin  (2015) penggunaan metode CSA (Concrete-Semiconcrete-Abstract) efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran matematika siswa tunanetra.  

Berdasarkan kajian  di atas,  dapat disimpulkan potensi penggunaan Abanetra Pecahan Matematika efektif dalam pembelajaran materi pecahan bagi siswa tunanetra.  Dalam pengembangannya bahwa alat peraga ini juga dapat digunakan bagi siswa regular, artinya artinya Abanetra Pecahan Matematika dapat  digunakan untuk pembelajaran materi pecahan pada kelas inklusif.  

Alat peraga Abanetra Pecahan Matematika bersifat fluency  artinya Abanetra Pecahan Matematika dapat digunakan untuk menjelaskan beberapa materi selain pecahan, seperti materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB), Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK). Alat peraga ini juga dilengkapi buku petunjuk penggunaan dan video interaktif  animasi yang dapat digunakan guru dan orangtua untuk membantu anak-anaknya belajar dari rumah.

Dengan demikian dapat direkomendasi bahwa Abanetra Pecahan Matematika dapat membantu mengatasi permasalahan kesulitan pembelajaran materi pecahan khususnya pada penjumlahan dan pengurangan pecahan bagi siswa tunanetra. 

Abanetra pecahan matematika dapat digunakan guru dalam pembelajaran baik secara daring maupun luring. Penyandang Disabilitas tidak untuk dikasihani, tetapi mereka perlu diberi kesempatan, mudah-mudahan keberadaan alat ini dalam rangka memperluas kesempatan bagi anak tunanetra dalam mengaktualisasi dirinya untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun