Mohon tunggu...
Teha Sugiyo
Teha Sugiyo Mohon Tunggu... Guru - mea culpa, mea maxima culpa

guru dan pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pencak Silat, Bela Negara, dan Pagar Betis

19 Juni 2016   16:26 Diperbarui: 20 Juni 2016   03:09 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: www.pengertiansejarah.com

Di luar dugaan kami ada seorang tokoh yang peduli pada kami. Tanpa kami ketahui beliau rupanya mengamat-amati kami pada waktu kami melakukan kegiatan di malam hari. Hingga suatu waktu kami yaitu, Endang, Dayat dan saya di panggil kerumah beliau melalui puteranya Bagus. Beliau seorang yang sangat disegani. Orang-orang kampung kami memanggilnya Gan Tjetje (Juragan Raden Tjetje Muchtar). Beliau pemilik perkebunan teh Cikancana, Cianjur dekat Gekbrong. Beliau jarang keluar rumah, jadi kami sebenarnya hanya tahu nama tapi tidak tahu orangnya.

Kami kaget ketika kami dipanggil untuk menemui beliau di rumahnya. Tetapi karena hati kami semua lurus-lurus saja, merasa tidak melakukan kesalahan apa-apa, ya kami tenang saja. Setelah sholat magrib kami mendatangi rumahnya yang berpagar bambu tinggi. Di sana kami disambut dengan senyum lebar oleh Gan Tjetje.

Hayo ulah asa-asa kalebet kadieu, caralaik di teras.“ (Hayo jangan ragu-ragu mari duduk di sini).  Selanjutnya beliau mengutarakan, bahwa beliau tertarik pada kami. Daripada  malam-malam melakukan sesuatu yang kurang berguna, beliau berkenan mau mengajari kami pencak silat dari aliran Cikalong. Tentu saja, tawaran yang menyenangkan itu kami sambut dengan suka hati. Namun demikian, beliau memberikan syarat-syarat yang tidak ringan yang harus kami patuhi. Di antaranya, bela diri yang diajarkannya tidak boleh dipakai untuk berkelahi. Sengaja hanya untuk keperluan membela diri jika ada ancaman, dan tidak untuk dipertontonkan. Silat  untuk seni ibing ‘pasamuan’ akan diajarkan terpisah. Jika kami sanggup, kami boleh mempelajarinya. Dengan mengucapkan sumpah, kami bertiga menjadi murid Gan Tjetje.

Silat Cikalong waktu itu diajarkan tidak secara terbuka. Pelajaran dilakukan setelah pkl. 20.00 sampai larut malam. Seminggu kami latihan dua kali. Dalam perjalanannya, tahun kedua yang bertahan tinggal saya seorang. Baguss putera Gan Tjetje lebih memilih ibing dan ilmu memainkan golok dari Gan Didi.

Pencak silat Cikalong berpusat di Kampung Pamoyanan, Cianjur. Waktu itu pimpinan utamanya Rd. Abad (Gan Abad), didampingi Rd. Didi sebagai spesialis ibing (seni) dan ahli memainkan golok se-Indonesia. Beliau sering mendapatkan penghargaan. Beberapa piala dari Presiden Soekarno dipajang dan dipamerkan di ruang tamu rumahnya. Saya pernah diragapatau dites mulai tangan kaki, dan nadi oleh Gan Abad.  “Kata Gan Tjetje, kamu bagus dan disarankan kamu memperdalam ilmu Syahbandar (tenaga akhir)”, katanya. 

Di dalam pencak silat aliran Cikalong sendiri ada tiga ilmu: Madi, Kari dan Syahbandar. Madi, lebih mengkhususkan tenaga luar. Ilmu Madi, ciptaan Rd. H. Ibrahim yang lebih dikenal sebagai Gan Obing, Cikalong. Kari, ilmu pukulan pada tempat-tempat mematikan, ilmu ini berasal dari Jakarta, ciptaan “Bang Kari”. Syahbandar, ilmu yang halus mengikuti tenaga lawan, ilmu ini di ciptakan oleh K.H., Rd. Syahbandar, asli Cianjur. Dalam pencak silat Cikalong pada awalnya ketiga ilmu ini dipelajari. Sesuai karakter serta postur tubuh, Gan Abad menentukan mana yang lebih cocok untuk murid-muridnya untuk diperdalam.

Dari penelusuran koran Pikiran Rakyat, April - Mei 2015, Yusuf Wijanarko/PR pernah menulis tentang  Pencak Silat Cikalong. Ternyata pencak silat aliran ini sudah dikenal sejak  zaman kolonial dan nama aliran ini sering dicatut oleh perguruan-perguruan   silat di tanah air, sehingga luntur kemurniaannya. Dari catatan penelusuran itu diketahui ada seorang Master silat Cikalong, bernama: Rusman Tabrizy (75) yang tinggal di Jln. Siliwangi, Cianjur. Ia masih eksis dalam persilatan di tanah air. Dalam catatan yang ada, selain yang sudh disebutkan, hanya ada dua tokoh silat Cikalong yang sudah lama meninggal, yaitu: Rd. Wiradinata, Ciandam Sukabumi dan Rd. Ocong Suriadiputra. Saya sendiri walaupun saya adalah murid dari Rd. Tjeje Muchtar dan cucu murid Rd. Abad, tidak serta merta boleh mengajarkan pencak silat Cikalong. Mungkin kalau saya mengajarkan 41 jurus Cikalong untuk kesehatan dan refleks gerak badan maju dan mundur, saya bersedia mengajarkannya. Tentu saja jika ada yang berminat.

Bela Negara

Suatu hari di bulan November 1959 ada pengumuman dari Tentara & Territorium III, SILIWANGI, Resimen Infantri 8/Perwira Distrik Militer V Bintara Onder Distrik I Kota Sukabumi.  Pemuda-pemuda di atas usia 17 tahun di seluruh Kota Sukabumi harus  berkumpul di lapangan Merdeka, dalam rangka “Bela Negara”.

Saya salah seorang yang ikut hadir di sana mewakili Desa Kota Kaler Sukabumi. Kami diberi wejangan perlunya Bela Negara oleh Bpk, Aji Mak`mun, Perwira Bintara Onder Distrik Militer Sukabumi. Dari pemuda-pemuda yang hadir di sana dipilh 30 orang untuk di jadikan Kader Pelatih. Dari 30 orang yang hadir (sebenarnya yang hadir ratusan pemuda), saya salah seorang yang terpilih untuk mengikuti pelatihan selama 16 hari. Kami, yang terpilih, diasramakan di Gedung Eks Chung Hwa Chung Hui, dari tgl. 10 Oktober 1959 s/d 26 Oktober 1959. Ternyata ada yang gugur dalam pelatihan itu. Terakhir tinggal kurang dari 20 orang saja yang menerima “Surat-Keterangan” Tanda Lulus, sebagai kader pelatih. Saya satu-satunya dari etnis Tionghoa.

Dalam praktiknya, kami melatih masyarakat desa baris –berbaris. Sesekali dibawa lari biasa, juga cara-cara mengangkat dan menurunkan senjata dari bambu. Seminggu sekali kami latihan di lapangan milik Akademi Polri dari pkl.10.00 s/d 12.00. Di bawah pengawasan seorang Kopral dan Serka. M. Markadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun