Mohon tunggu...
Teha Sugiyo
Teha Sugiyo Mohon Tunggu... Guru - mea culpa, mea maxima culpa

guru dan pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Janus yang Bermuka Dua

1 Januari 2017   09:51 Diperbarui: 1 Januari 2017   10:30 2119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Yanus di Museum Vatikan. Sumber gambar: Wikipedia

Janus, atau Yanus (bahasa Latin: Iānus) menurut Wikipedia,  adalah dewa dalam kepercayaan bangsa Romawi yang mempunyai dua muka sehingga ia bisa melihat ke depan dan ke belakang secara bersamaan. Kedua muka tersebut juga membuatnya dapat melihat ke masa lalu dan masa depan. Yanus dikenal sebagai dewa permulaan dan akhir. Bangsa Romawi bila ingin mengawali suatu pekerjaan selalu memohon pertolongan dewa Yanus. Nama Januari, yaitu bulan yang mengawali kalender Gregorian, kalender Masehi, berasal dari bahasa Latin iānuārius yang berarti "bulan Dewa Yanus".

Wajah yang menghadap ke belakang dilambangkan sebagai wajah yang menatap ke masa lalu, masa yang telah lewat. Wajah yang menghadap ke depan, merupakan simbol menatap ke masa yang akan datang. 

Memang pada bulan Januari,  orang masih sering mengenang apa yang dialaminya pada tahun lalu, sambil menatap dan membayangkan apa yang akan dialaminya di tahun yang baru.

Kita memang  bukan orang Romawi atau Yunani,  walaupun kita berada di bulan Januari, bulan pertama di tahun 2017.   Kita  tidak akan mengayunkan langkah dengan dwi muka atau dua muka seperti Janus,  sebab  orang yang terlalu sering menengok ke belakang, ke depan dan ke belakang lagi,  pada akhirnya akan berjalan di tempat, tanpa perubahan berarti dalam hidupnya.

Jika kita mengendarai mobil atau motor, memang ada kaca spion. Gunanya untuk melihat ke belakang. Hal itu kita lakukan sekali-sekali, jika kita perlu menengok ke belakang untuk menjaga keselamatan dan keamanan kita berkendara. Tidak terus menerus atau sering melihat ke belakang. Fokus kita melihat ke depan.

Tak dapat kita abaikan bahwa  langkah kehidupan adalah kesinambungan dari langkah yang pernah diayunkan pada masa sebelumnya. Oleh sebab itu patutlah pula sekali-sekali menengok ke belakang, supaya kita diingatkan akan langkah-langkah yang pernah mendatangkan kerugian maupun keuntungan.  Dalam rangka itu, dapatlah dibenarkan bila kita sesekali menengok ke belakang. 

Konsentrasi kita seharusnya lebih dominan  untuk melangkah dan menatap ke masa depan, sebab tak dapat juga diabaikan bahwa kedatangan kita di tahun yang baru ini,  bukan untuk melangkah ke belakang, melainkan untuk melangkah ke depan,  menuju masa depan yang lebih baik.

Cara berpikir seperti inilah yang dapat memudahkan kita memasuki  era baru dalam kehidupan dan kerja yang lebih baik.  Inilah cara berpikir yang disebut progresif  revolusioner.

Ayo, segera bersiap.  Ayunkan langkah pada tahun yang baru ini dengan lebih  baik dibandingkan dengan sebelumnya.  Mari kita kerjakan apa yang menjadi kewajiban kita dengan tulus dan sepenuh hati.  Kalau tidak, maka kita hanya sekadar mengulang apa yang pernah dilakukan, dan itulah yang disebut jalan di tempat.   Kita ingin maju, dan kemajuan itu  menanti sentuhan-sentuhan enerjik dan kreatif  dari tangan kita sendiri.

Selamat melangkah pada era baru kehidupan. Sukses menyertai kita semua.

Rancaekek, 01 Januari 2017.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun