Mohon tunggu...
Sugiarto Sumas
Sugiarto Sumas Mohon Tunggu... Guru - Widyaiswara Ahli Utama

Sebagai widyaiswara di Kementerian Ketenagakerjaan bertugas untuk menjadi fasilitator / pembimbingan peningkatan kompetensi pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian Ketenagakerjaan. Menulis artikel ilmiah dan artikel populer adalah salah satu hobby sekaligus kewajiban sebagai tenaga pendidik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rahasia Ilahi Perbedaan Pria dan Wanita

6 Oktober 2022   10:30 Diperbarui: 17 November 2022   13:55 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pria dan Wanita (kreasi Sugiarto Sumas)

Sehingga tidak aneh, sering kali kita menjumpai adanya seorang wanita cantik yang lemah gemulai, memiliki pasangan hidup seorang pria perkasa yang kasar dan kaku.

Wanita sebagai sosok yang lemah gemulai memiliki daya lentur yang tinggi, sehingga memiliki daya tahan terhadap guncangan atau tekanan dari luar.

Dengan kata lain,  Wanita lebih adaptif menghadapi berbagai tekanan / guncangan fisik dan mental dibandingkan Pria.

Sebaliknya Pria sebagai sosok yang kasar dan kaku, sekalipun tidak memiliki daya lentur yang tinggi seperti Wanita, tetapi Pria kuat dalam menahan beban tekanan, sehingga Pria lebih realistis dan berpikiran jernih, serta tidak emosional, dan lebih tertarik kepada kenyataan yang sedang dihadapinya, daripada mengkhayal terhadap kemungkinan kejadian masa depan yang sangat dinamis  itu.

Perlindungan pria terhadap wanita menyangkut semua aspek, seperti fisik dan non fisik, rohani dan jasmani, sosial dan ekonomi, pangan dan non pangan, dan lain-lain.

Kondisi ini yang menyebabkan Pria secara kodrati harus menjamin kehidupan atau keselamatan Wanita pasangannya. Baik pasangan keluarga, maupun pasangan perjalanan.

Inilah yang menjadi dasar mengapa kodrat Pria untuk mencari nafkah bagi keluarganya di setiap waktu dalam jangka pendek, dan kodrat Wanita untuk menyimpan nafkah atau harta, dan mengatur pengeluarannya sedemikian rupa supaya mencukupi seluruh kebutuhan keluarga dalam jangka panjang.

Dalam perspektif nafkah atau harta, pikiran Pria lebih banyak ditujukan kepada bagaimana mencarinya, sementara pikiran Wanita lebih banyak pada bagaimana mengatur harta yang sudah ada.

Sehingga pria lebih memiliki potensi dalam mengumpulkan harta, tetapi tidak pandai mengatur pengeluarannya dan cenderung boros. Sebaliknya, wanita pandai berhemat tetapi pada umumnya kurang potensial dalam mencarinya.

Anak, yang merupakan juga "harta" dari pasangan suami istri, secara faktual mirip dengan fenomena harta dalam keluarga.

Suami, sebagai representasi dari Pria, sangat suka mendapatkan banyak anak dari satu Ibu atau bahkan lebih dari satu ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun