Mohon tunggu...
Sucen
Sucen Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup itu sederhana, putuskan dan jangan pernah menyesalinya.

Masa depan adalah Hari ini.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menanti Kelahiran Anak ke-2 #Part 1

4 Januari 2020   13:16 Diperbarui: 4 Januari 2020   13:37 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber. popmama.com

Setelah 10 Tahun lamanya dari kelahiran anak pertama Ugi Putra Pratama (10), kini istri sedang mengandung anak ke-2. dilihat dari kebiasaan dan ngidam rupanya ada perbedaan dari kehamilan pertama.

Terhitung sudah masuk usia kandungan 9 minggu diketahui setelah dipreriksa ke dokter spesialis kandungan. Hasil pemeriksaan diketahui janin mengalami hambatan pertumbuhan sesuai hasil analisa dokter dengan usia 8 minggu pertumbuhan janin dirasa kurang.

Bahwa mual ingin muntah dan pusing bukanlah penyakit melainkan paket keluhan bagi Ibu hamil.

Dari keterangan dokter menyarankan agar sering ngemil sebelum dan ketika bangun tidur, minum jahe dengan gula merah disarankan pula makan es krim dan es kelapa muda, wow dari raut muka istri merasa senang karena saran dokter begitu menggoda haha..

Memang diamati ada perbedaan kebiasaan, perut tidak nyaman kepala pusing bahkan akhir-akhir ini istri mengalami susah tidur. menurut informasi yang diperoleh itu dikarenakan ada peningkatan hormon progesteron, proses perubahan pada mental dan fisik, kondisi ini sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Cara yang dilakukan sementara ini agar bisa cukup istirahat, yaitu mengubah posisi tidur, luangkan waktu untuk tidur siang dan sering ngemil.

Kebiasaan sering ngemilnya yang bikin adu piung...harus siapkan cost tambahan untuk stok makanan dirumah.

Ngidam kali ini istri lebih suka makanan yang tidak berminyak, masakan china jadi pilihan. mengutip di youtube cari resep makanan yang bebas minyak semua tertuju pada chinese food hhhh jadi tambah gusar ane.....

Rasa ngantuk tapi susah tidur katanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun