"Tidak, kukira tidak ..."
Socrates geleng-geleng kepala kemudian mengatakan, "kesimpulannya kalau apa yang akan kamu katakan padaku itu tidak benar, tidak baik dan juga tidak berguna, lalu kenapa kamu masih ingin menceritakan juga?"
Cerita ini bisa didapati di buku "Filosof Juga Manusia" karya Fahruddin Faiz. Buku ringan berisi celotehan-celotehan para filsuf tanpa mengurangi muatan kearifan dan kebijaksanaan.
Nah ujian tiga lapis ini bisa kita terapkan ketika kita hendak mengomentari sesuatu. Tanyakan pada diri sendiri, "apakah komentar saya ini benar? apakah komentar saya ini baik? dan apakah komentar saya ini punya kemanfaatan?" Kalau semua jawabannya "tidak", lebih baik tahan jari anda untuk mengetik. Lebih baik melakukan riset kecil-kecilan atau malah tidak meresponnya sama sekali. Karena tubuh, pikiran, dan hati kita punya hak untuk tenang dan tidak ikut campur urusan orang lain.
Tips ujian tiga lapis ini tidak hanya sebatas di media online. Ketika kita bertemu dengan teman kerja di kantor, teman sepermainan di warung kopi, atau ketika mendatangi majelis taklim yasinan dan arisan bisa digunakan.
Saat orang di kanan kita menggosip, "masak kemarin anaknya Ibu Toyo itu lho, dijemput sama pria berumur. Jangan-jangan..."
Kita boleh langsung mengajukan ujian tiga lapis di atas kepada orang itu. Atau kita memilih diam, menimbang-nimbang sendiri obrolan itu dengan tiga pertanyaan di atas. Begitu.