Mohon tunggu...
Tomy Suganda
Tomy Suganda Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Magister Ilmu Keperawatan

Learner

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Covid-19, Memanggil Kepemimpinan Manajer Keperawatan

26 Mei 2020   22:19 Diperbarui: 27 Mei 2020   01:26 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

COVID-19, kata singkat yang kuat untuk berdiri sendiri sebagai satu kata yang kokoh. Selain itu Covid-19 juga adalah kata paling populer sepanjangan keberjalanan tahun 2020. COVID-19 telah menyebabkan sebagian besar dunia mulai berpikir secara berbeda, bereaksi dengan cepat dan menuntut pemimpin untuk berperan lebih dari bisanya, tidak terkecuali bagi para manajer keperawatan. 

COVID-19 telah menyebabkan manajer keperawatan secara drastis mengubah fokus dalam perawatan kesehatan, mereduksi ancaman sesegera mungkin melalui teori perubahan secepat mungkin. Evolusi akibat pandemi ini dengan cepat bertransisi di Indonesia, menyebabkan prioritas hari ini bergeser berkali-kali lipat. 

Terhitung sejak tanggal 29 Februari 2020 hingga 29 Mei 2020 BNPB menetapkan status Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia. Terlepas dengan canangan 'new normal" yang sudah ramai, tidak bisa dipungkiri sampai hari ini tenaga keperawatan masih menghadapi ujian berat yang belum nampak ujungnya. 

Kelincahan kepemimpinan manajer keperawatan sangat penting pada keadaan darurat seperti ini, peran kritis dari manajer keperawatan untuk menjawab tantangan yang disajikan akibat COVID-19 adalah salah satu"peluru" untuk memerangi COVID-19. 

Selain kekhawatiran tentang keselamatan pasien, kekhawatiran tentang keselamatan staff perawat menjadi perhatian utama. Sampai hari ini telah ada 21 perawat yang gugur akibat "memerangi" COVID-19 di Indonesia. Hal tersebut menjadi PR besar bagi manajer keperawatan di Indonesia.

Namun tidak bisa dipungkiri bila manajemen darurat akibat COVID-19 adalah keterampilan, bahkan mungkin sebuah panggilan, dan tidak semua pemimpin (manajer keperawatan) dilengkapi untuk menavigasi dengan sukses melalui hambatan-hambatan yang terjadi. 


Keterampilan dan kelincahan memimpin dari perawat manajer dalam keadaan darurat bekerja akibat tantangan-tantangan yang disajikan pandemi, sangat di butuhkan. 

Tantangan tidak cukup tempat tidur, tidak cukup tenaga staf perawat, tidak cukup persediaan serta tidak cukup komunikasi dapat berdampak pada keselamatan pasien dan keselamatan staff. Di Italia, infeksi petugas kesehatan merupakan 9,0% dari kasus COVID-19 di Italia, yang menyebabkan petugas kesehatan mengalami kegelisahan (Bellizzi, Fiamma, Arru, Farina, & Manca, 2020). 

Berdasarkan beberapa artikel penelitian, perawat yang berjuang melawan COVID 19 umumnya di bawah tekanan dan mengalami stress kerja, kecemasan, stigma dan depresi (Mo et al., 2020) (Rajkumar, 2020) (Riana, 2020) (Putri, 2020). 

Cara tebaik yang dapat dilakukan manajer keperawatan untuk dapat mendukung para perawat digaris depan untuk menghadai covid-19 adalah dengan tidak melupakan prinsip-prinsip mendasar dalam peran dan fungsi manajer keperawatan. Kebulatan tekad untuk "menguji potensi diri" dengan bertindak think tank, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan potensi yang ada untuk staf dan pasien. Dimana itu tidak harus rumit, itu hanya harus efektif. 

Ada beberapa contoh sederhana taktik sukses yang dapat dilakukan manajer keperawatan membantu bahkan dalam situasi yang paling kompleks dan rumit. Berikut adalah nilai-nilai inti dan fondasi dasar yang dapat dilakukan secara efektif oleh manajer keperawatan dalam menghadapi covid-19 :

1. Tetap tenang

Ingatkan pada diri sendiri, bila anda adalah manajer keperawatan yang memiliki peran sebagai role model. Secara tidak langsung staf perawat mengawasi kepemimpinan dan perilaku teladan manajer keperawatan yang mereka lihat sebagai panutan. 

Mirip dengan balita yang melihat ibu mereka ketika mereka jatuh dan terluka. Ketidaktenangan manajer keperawatan, justru akan berdampak pada kecemasan, ketakuatan dan ketidaktenangan yang lebih dirasa oleh perawat lain. 

2. Berkomunikasi

Manajer keperawatan harus aktif mencari panduan dan informasi terbaru untuk meyakinkan perawat, bila mereka mendapat informasi lengkap. 

Komunikasi yang baik antara manajer keperawatan dan perawat akan berdampak pada kepercayaan diri dan langkah selanjutnya yang perlu mereka ambil. Komunikasi yang konsisten dan berkesinambungan sangat relevan dalam keadaan pandemi.

3. Berkolaborasi

Kita sampaikan bila kita membutuhkan semua tangan untuk memenangkan "perang". Kita tidak bisa melewati ini tanpa tim yang berkomitmen penuh. Manajer perlu bersandar satu sama lain dan saling kuat menguatkan.

4. Koordinasi

Diperlukan koordinasi sebagai upaya penting untuk mencapai tujuan bersama.  Koordinasi dengan para pemangku kepentingan utama termasuk mitra dokter, layanan pendukung, dan pemimpin operasional memiliki potensi  menghasilkan kualitas yang lebih tinggi dan lingkungan yang lebih aman. 

Penyelarasan dan kepercayaan di antara tim yang menyeluruh akan mendukung sesi perencanaan yang lebih efisien, lingkungan kerja yang lebih sehat, dan pada akhirnya membantu dalam perilaku tim untuk kompak dan kokoh dalam bekerjasama.

5. Dukungan

Memimpinan dan memegang tanggung jawab tim memang lah sulit. Namun, mencintai mereka sebagai bagain tim haruslah lebih mudah untuk dilakukan. Manjer keperawatan bukan hanya melayani pasien namun juga melayani seluruh elemen yang ia pimpin, maka saling mendukung adalah kunci. 

Dukungan satu sama lain dalam menyelesaaikan permsalahan, memberikan masukan dan gagasan untuk menyelesaikan permasalahn bersama. Oleh karena itu saling mendukung adalah hal yang wajib adanya di masa pandemi akibat covid-19, dan manajer keperawatan memiliki peran untuk membudayakan ini.

COVID-19 telah menjadi prioritas nomor satu. Keadaan yang terjadi saat ini telah menjadi bagian dari sejarah, dan itu tidak harus menjadi hal yang buruk. 

Manajer keperawatan dapat menggunakan momen ini untuk membentuk "potensi diri" dengan bertindak think tank serta belajar dari pengalaman dalam meningkatkan masa depan. 

Seseorang pernah mengatakan bila tim yang menang adalah tim saling percaya, menghormati satu sama lain dan memahami satu sama lain. "Bila kita kompak setengah kemanangan sudah pasti kita raih".

Referensi 

Bellizzi, S., Fiamma, M., Arru, L., Farina, G., & Manca, A. (2020). COVID-19: The daunting experience of healthcare workers in Sardinia, Italy. In (pp. 1-2). United States: Cambridge University Press.

Mo, Y., Deng, L., Zhang, L., Lang, Q., Liao, C., Wang, N., . . . Huang, H. (2020). Work stress among Chinese nurses to support Wuhan for fighting against the COVID-19 epidemic. Journal of Nursing Management. doi:10.1111/jonm.13014

Putri, B. U. (2020, 24 mei 2020). Cerita Perawat yang Stres karena Pasien Covid-19 Meninggal. Tempo.co.

Rajkumar, R. P. (2020). COVID-19 and mental health: A review of the existing literature. Asian Journal of Psychiatry, 52. doi:10.1016/j.ajp.2020.102066

Riana, F. (2020, 11 april 2020). Survei: 140 Perawat Merasa Dipermalukan karena Tangani Covid-19. Tempo.co

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun