Mohon tunggu...
Sufyan Rendi_PWK_UNEJ
Sufyan Rendi_PWK_UNEJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Seorang mahasiswa yang belajar menjadi pesaing yang kuat

Selanjutnya

Tutup

Money

Pembangunan Vertikal Kabupaten Jember

26 September 2022   20:53 Diperbarui: 26 September 2022   21:03 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pada tahun tahun terakhir lahan atau tanah menjadi suatu permasalahan yang mulai serius pada sector pertanian dan perkebunan Indonesia. Pasalnya seiring berjalannya dari waktu ke waktu, lahan pada sector pertanian dan perkebunan Indonesia mulai menipis dan menyempit karena beberapa hal. Salah satunya alih fungsi lahan yang tidak aturan dan se bebas bebasnya.  

Pada pembahasan kali ini akan mengangkat masalah dengan tema lahan atau tanah pada sector perkebunan dan pertanian di Indonesia yang mulai menyempit bersama saya Muhammad Sufyan Rendi W dari Fakultas Teknik Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota.

Seperti pada artikel saya sebelumnya, disini saya akan membawa Kabupaten Jember Kembali untuk sebagai contoh dengan tema permasalahan lahan dan tanah. Seperti yang kita ketahui, Kabupaten Jember terkenal dengan tembakaunya yang sudah tidak diragukan lagi di kancah Internasional. Tetapi di balik itu semua ada beberapa hal yang menjadi permasalahan serius, salah satunya lahan atau tanah yang digunakan untuk menanam tembakau tersebut.

Pada beberapa tahun lalu baru baru ini Kabupaten Jember sudah bisa menghasilkan 65.002,50 Na Oogst (sebagai bahan pembuatan atau hasil akhir dari produk cerutu) dan 143,782.50 Voor Oogst (sebagai bahan pembuatan atau hasil akhir dari produk rokok atau sigaret). 

Namun seiring berjalannya tahun, Kabupaten Jember telah mengalami banyak perubahan terutama dalam sector pembangunan. Maraknya pembangunan secara bebas mengakibatkan pengalih fungsian lahan dari yang awalnya lahan untuk sector pertanian dan perkebunan menjadi lahan untuk sector perekonomian.

Dengan terjadi menyempitnya lahan dan tanah di Kabupaten Jember, menyebabkan berkurangnya efektifitas dalam kegiatan produksi komoditas utama Kabupaten Jember yaitu sector pertanian dan perkebunan tembakau.

Dalam masalah ini izinkan saya sebagai mahasiswa Universitas Jember dari Fakultas Teknik Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota untuk mengajukan beberapa opini dan saran yang mungkin bisa menjadi salah satu contoh aspirasi kepedulian masyarakat sekitar untuk membangun Kabupaten Jember menjadi lebih baik.

Baru baru ini telah banyak negara negara yang sudah menerapkan konsep Kota Agropolitan contohnya Jepang. Tak kalah negara kita sendiri pun juga telah menerapkan konsep Kota Agropolitan di beberapa daerah, contohnya Jombang. 

Konsep Pengembangan agropolitan ini muncul dari adanya permasalahan ketimpangan pembangunan wilayah antara kota sebagai pusat kegiatan dan pertumbuhan ekonomi dengan wilayah perdesaan sebagai pusat kegiatan pertanian dan perkebunan tertinggal. Tetapi sebelum itu kita harus tau apa itu Agropolitan. 

Kota Agropolitan adalah kota agraris yang tumbuh dan berkembang melalui sistem agribisnis dan operasional bisnisnya, mampu melayani, memajukan, menarik dan menggairahkan kegiatan pembangunan pertanian (sektor agribisnis dalam arti seluas-luasnya) di wilayah sekitarnya. Beberapa daerah menerapkan konsep agropolitanisme untuk kemajuan daerah. 

Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia adalah pertanian/pertanian. Konsep agropolitan merupakan upaya pemerintah untuk mengembangkan suatu wilayah melalui optimalisasi sumber daya tumbuhan dan hewan seperti pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun