Dampak Geopolitik dan Ketergantungan Finansial
Ketimpangan dalam sistem moneter internasional juga tercermin dalam aspek geopolitik. AS memiliki kontrol atas sistem keuangan global, termasuk jaringan pembayaran internasional seperti SWIFT. Hal ini memungkinkan penggunaan sanksi ekonomi sebagai alat kebijakan luar negeri, seperti yang terjadi pada Iran, Rusia, dan Venezuela. Negara-negara tersebut diputus dari sistem keuangan global, sehingga transaksi mereka lumpuh meskipun secara hukum tidak ada dasar universal yang mengaturnya.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa sistem moneter internasional bukan hanya tidak adil, tetapi juga digunakan sebagai alat dominasi politik. Negara-negara lain menjadi rentan terhadap kebijakan sepihak AS, bahkan ketika mereka tidak secara langsung terlibat dalam konflik atau pelanggaran hukum internasional.
Upaya Mengurangi Ketimpangan
Berbagai negara telah berupaya mengurangi ketergantungan terhadap dolar dan membangun sistem yang lebih seimbang. Salah satu contohnya adalah inisiatif dedolarisasi oleh Tiongkok dan Rusia, yang berupaya meningkatkan penggunaan mata uang nasional mereka dalam perdagangan bilateral. Tiongkok, dengan proyek Belt and Road Initiative, juga mendorong internasionalisasi yuan, termasuk peluncuran e-CNY (mata uang digital resmi Tiongkok).
Selain itu, terdapat dorongan untuk memperluas penggunaan mata uang lain seperti euro dan Special Drawing Rights (SDR) dari IMF sebagai alternatif cadangan devisa global. SDR merupakan aset cadangan internasional yang nilainya ditentukan berdasarkan keranjang mata uang utama dunia, termasuk dollar, euro, yen, pound sterling, dan yuan. Meskipun penggunaannya masih terbatas, SDR dianggap lebih netral secara politik dan dapat mengurangi ketimpangan yang dihasilkan dari dominasi satu mata uang.
Penutup
Dolar AS memainkan suatu peran yang sentral pada sistem moneter internasional yang modern. Namun, dominasi ini sudah menciptakan ketidaksetaraan struktural yang secara tidak adil memberikan keuntungan pada AS. Ketimpangan ini pun menimbulkan risiko ekonomi serta politik bagi banyak negara lain. Perubahan harga makin besar dan kendali ekonomi negara miskin terbatas karena dunia bergantung pada satu mata uang.
Perlunya perubahan sistem keuangan dunia menjadi sangat penting seiring dinamika politik serta ekonomi global yang berubah. Dunia membutuhkan suatu sistem yang lebih adil, seimbang, dan tahan terhadap guncangan politik. Diskusi serta kolaborasi secara internasional wajib terus didorong supaya arsitektur keuangan mendunia bisa mencerminkan realitas multipolar dunia saat ini meskipun jalan menuju reformasi masih sangat panjang serta penuh tantangan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI