Mohon tunggu...
sucinurjanah
sucinurjanah Mohon Tunggu... suci nurjannah adalah mahasiswa universitas pamulang

suci nurjannah adalah mahasiswa universitas pamulang jurusan manajemen fakultas ekonomi dan bisnis. saya memiliki hobi membaca, menulis, menyanyi dan menonton. Kepribadian saya teliti, komunikatif, dan suka belajar hal baru. Topik favorit saya seputar manajemen, ekonomi, dan tren anak muda.

Selanjutnya

Tutup

Games

Perilaku Generasi Z Terhadap Game Online di Era Saat Ini

5 Oktober 2025   23:30 Diperbarui: 6 Oktober 2025   01:07 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perilaku Generasi Z Terhadap Game Online di Era Saat Ini

Pendahuluan

Perkembangan teknologi digital yang pesat pada abad ke-21 telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satu fenomena yang paling menonjol di era ini adalah maraknya penggunaan game online, terutama di kalangan generasi muda. Generasi Z, yaitu mereka yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, merupakan kelompok masyarakat yang tumbuh dan berkembang bersamaan dengan kemajuan teknologi digital. Mereka memiliki karakteristik unik yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya, baik dalam cara berpikir, berinteraksi, maupun berperilaku.

Game online kini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan Generasi Z. Mereka tidak hanya memandang game sebagai bentuk hiburan, tetapi juga sebagai sarana sosial, ekspresi diri, hingga sumber penghasilan. Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai perilaku Generasi Z terhadap game online di era saat ini, faktor-faktor yang memengaruhinya, serta dampak positif dan negatif yang ditimbulkan.

Karakteristik Generasi Z

Generasi Z dikenal sebagai generasi digital native, yaitu generasi yang sejak kecil sudah akrab dengan perangkat digital seperti internet, smartphone, dan media sosial. Mereka memiliki kemampuan adaptasi yang sangat tinggi terhadap teknologi baru dan cenderung mencari hal-hal yang cepat, praktis, dan instan. Dalam konteks hiburan, mereka lebih menyukai sesuatu yang bersifat interaktif, kompetitif, dan real-time, seperti game online.

Generasi ini juga cenderung menjadikan dunia digital sebagai ruang sosial. Game online tidak hanya menjadi tempat untuk bermain, tetapi juga wadah untuk membangun hubungan, berkomunikasi, dan mengekspresikan diri. Melalui game, mereka dapat bertemu dengan pemain dari berbagai daerah bahkan negara lain, sehingga memperluas jaringan sosial mereka di dunia maya.

Faktor yang Mempengaruhi Ketertarikan Generasi Z Terhadap Game Online

Ada beberapa faktor utama yang membuat Generasi Z begitu tertarik dengan game online, di antaranya:

  1. Kemajuan Teknologi
    Akses terhadap internet berkecepatan tinggi dan ketersediaan perangkat seperti smartphone serta komputer gaming menjadi faktor utama. Saat ini, game dapat dimainkan di mana saja dan kapan saja, menjadikan aktivitas bermain sebagai bagian dari rutinitas harian.

  2. Faktor Sosial dan Komunitas
    Banyak game modern menyediakan fitur komunitas seperti guild, voice chat, dan online ranking. Fitur ini memungkinkan pemain untuk berinteraksi, bekerja sama, dan berkompetisi. Bagi Generasi Z, interaksi sosial digital ini sama pentingnya dengan interaksi di dunia nyata.

  3. Motivasi Psikologis
    Game memberikan rasa pencapaian melalui sistem level, achievement, atau reward. Selain itu, kompetisi antar pemain memberikan kepuasan tersendiri, terutama bagi mereka yang ingin diakui kehebatannya di dunia digital.

  4. Konten yang Menarik dan Variatif
    Ragam genre seperti battle royale, MOBA, RPG, hingga sandbox menawarkan berbagai bentuk tantangan dan pengalaman yang tidak monoton. Hal ini membuat Generasi Z memiliki banyak pilihan yang sesuai dengan minat mereka.

Dampak Positif Game Online bagi Generasi Z

Meskipun sering mendapat pandangan negatif, game online memiliki banyak dampak positif jika digunakan secara bijak. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Strategis
    Game yang membutuhkan strategi dan kerja sama dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, perencanaan, dan pengambilan keputusan yang cepat. Penelitian menunjukkan bahwa pemain game memiliki tingkat fokus dan koordinasi tangan-mata yang lebih baik.

  2. Mengembangkan Keterampilan Sosial dan Kerja Sama
    Game multiplayer mengajarkan pentingnya komunikasi, kolaborasi, dan pembagian peran dalam tim. Hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan kemampuan sosial dan kepemimpinan.

  3. Peluang Karier dan Sumber Penghasilan
    Industri e-sport dan content creation berkembang pesat. Banyak pemain muda yang menjadikan hobi bermain game sebagai profesi, seperti streamer, caster, atau atlet e-sport profesional. Hal ini menunjukkan bahwa game dapat menjadi jalan karier baru di era digital.

  4. Media Relaksasi dan Hiburan
    Bermain game dapat membantu mengurangi stres dan memberikan hiburan setelah beraktivitas seharian. Aktivitas ini juga bisa menjadi sarana rekreasi yang menyenangkan, terutama di tengah kesibukan belajar atau bekerja.

Dampak Negatif Game Online

Namun, di sisi lain, penggunaan game online yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti:

  1. Kecanduan dan Penurunan Produktivitas
    Kecanduan game bisa menyebabkan seseorang lupa waktu dan mengabaikan tanggung jawabnya. Dampaknya bisa berupa penurunan prestasi akademik, kurang tidur, dan gangguan konsentrasi.

  2. Masalah Sosial dan Emosional
    Ketergantungan pada dunia virtual dapat membuat seseorang mengisolasi diri dari lingkungan sosial nyata. Beberapa pemain juga dapat mengalami stres atau frustrasi ketika kalah dalam permainan.

  3. Masalah Finansial
    Sistem pembelian dalam aplikasi (in-app purchase) membuat pemain sering tergoda untuk mengeluarkan uang demi mendapatkan item tertentu. Tanpa kontrol yang baik, hal ini bisa menyebabkan pemborosan.

  4. Paparan Konten Negatif
    Sebagian game mengandung unsur kekerasan atau perilaku agresif yang bisa memengaruhi karakter dan moral pemain muda jika tidak ada pengawasan dari orang tua.

Upaya Mengatasi Dampak Negatif

Untuk meminimalkan dampak negatif, diperlukan sinergi antara keluarga, sekolah, dan pemerintah:

  • Orang tua perlu menerapkan pengawasan dan batasan waktu bermain, serta memberikan alternatif kegiatan positif di dunia nyata.

  • Sekolah dapat memberikan pendidikan literasi digital agar siswa mampu menggunakan teknologi dengan sehat dan produktif.

  • Pemerintah dapat mendukung regulasi tentang rating usia game serta kampanye edukatif tentang penggunaan internet dan game secara bertanggung jawab.

Selain itu, Generasi Z sendiri perlu membangun kesadaran diri untuk mengatur waktu bermain dan menyeimbangkan antara dunia virtual dan kehidupan nyata. Dengan disiplin dan kontrol diri, game dapat menjadi sarana pengembangan diri yang positif.

Kesimpulan

Perilaku Generasi Z terhadap game online di era saat ini mencerminkan adaptasi mereka terhadap perkembangan teknologi. Game online tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media sosial, wadah pembelajaran, dan bahkan peluang ekonomi baru.

Namun, keseimbangan tetap harus dijaga. Penggunaan yang berlebihan dapat membawa dampak buruk, baik secara fisik, mental, maupun sosial. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu, terutama generasi muda, untuk memanfaatkan game online secara bijak, kreatif, dan seimbang agar manfaat positifnya dapat dirasakan sepenuhnya.

Daftar Pustaka

  1. Ardiansyah, M. (2022). Pengaruh Game Online Terhadap Perilaku Remaja di Era Digital. Jurnal Psikologi Pendidikan, 10(2), 45--57.

  2. Pratama, D. & Sari, N. (2021). Generasi Z dan Dunia Digital: Antara Peluang dan Tantangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

  3. Putri, L. (2023). Dampak Positif dan Negatif Game Online terhadap Prestasi Akademik Siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan Teknologi, 5(1), 12--25.

  4. Rahman, A. (2020). Perkembangan Industri Game di Indonesia dan Implikasinya terhadap Generasi Muda. Bandung: Alfabeta.

  5. Statista. (2024). Global Online Gaming Industry Report. Retrieved from www.statista.com.

  6. World Health Organization. (2023). Gaming Disorder: Recognizing the Risks and Promoting Healthy Play. Geneva: WHO Press.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun